FanFic Persona 4!!!
Memories in The Rain
Chapter 1
-Who Are You??-
“Dimana aku??” Tanyaku. Benar, aku bangun pagi itu, dan aku sama sekali tak mengenali sekelilingku. Bahkan, aku tak tau siapa diriku.
“Nona Yukiko, apakah kau sudah bangun??”
Aku terkejut setengah mati, pintu kamarku, ya, pintu kamar ini di ketuk oleh seseorang.
“Ummm…. Ano…” Jawabku terbata bata karena bingung. Namun sepertinya itu sudah di anggap jawaban yang ‘cukup’ oleh ‘seseorang’ itu.
“Sarapan sudah siap, Nona Chie bisa datang kapan saja. Segeralah mandi, Nona Yukiko..” Kata seorang wanita berpakaian rapi sambil membungkuk padaku. Ia tampak seperti pelayan.
“Maaf, tapi.. Kamu siapa yah??” Tanyaku. Namun yang menjawab bukan wanita yang membungkuk padaku melainkan suara dari tas yang jatuh dari tangan seorang wanita cantik yang sekarang sedang berdiri di depan kamar.
“Yukiko!!” Teriaknya, ia tampak marah dan kaget. “Jangan bercanda seperti itu!!”
“Anda siapa??” Tanyaku lagi. “Dan apa maksudmu dengan bercanda??”
Wanita itu sudah tampak ingin menangis, sementara sang pelayan (atau kupikir begitu) menutup mulutnya tak percaya.
“Sakuno-san, cepat panggil dokter kemari!!” Teriak wanita itu. Pelayan yang tadi di panggil Sakuno segera berlari.
Tak lama kemudian, dokter datang. Setelah memeriksaku, Ia berkata pelan pada Wanita itu. Kata katanya seperti, “Ia menderita Amnesia..”
Setelah Dokter berkata begitu, wanita itu menangis. Terdengar juga bunyi ribut di bawah. Terdengar suara teriakan seorang gadis.
“YUKIKO!!!!” Teriak seorang gadis sambil memasuki kamar. “Apakah benar kamu amnesia?? Katakan bahwa itu tak benar..”
“Maaf.. Kamu siapa??” Tanyaku pada gadis berambut cokelat pendek itu. “Ini aku!! Chie sahabatmu!!” Jawab gadis yang ternyata bernama Chie itu.
“Dok, apakah dia bisa sembuh??” Tanya Wanita itu kepada dokter. “Asalkan kita bisa membuatnya mengingat sedikit demi sedikit dan mengetahui penyebabnya. Kita mungkin bisa…”
“Yukiko….” Kata Chie, tampaknya ia sudah mau menangis. Ya, sepertinya aku terkena Amnesia. Aku sendiri tidak mengingat apa apa.
“Ada baiknya kalau dia kita bawa ke sekolah untuk membantunya mengingat kembali, Chie..” Kata Wanita itu setelah dokter pergi. “Akan ku buatkan surat sementara kau membantunya bersiap siap… Kalian akan mulai masuk setelah istirahat. Maaf telah merepotkanmu Chie..”
“Tak apa….” Kata Chie. “Ayo, kamu harus mandi..”
Setelah aku mandi, berpakaian dengan baju seragam serba merah dan sarapan. Chie membawa aku pergi ke suatu tempat yang tampaknya itu sekolah.
“Umm… Chie-san??” Tanyaku. Chie tampak terkejut. “Panggil Chie saja..” Katanya.
“Ini sekolahku??”
“Sekolah kita, ya…”
“CHIE!!!!~” Panggil seseorang. Aku menoleh dan melihat seorang cowok berambut cokelat tua dengan headset di pundaknya.
“Apakah benar bahwa Yukiko-san telah mengalami Amnesia??” Tanya cowok itu. “Ya, Yosuke.. Dan kita harus membantunya untuk mengingat semuanya kembali…”
“Semua yah….” Kata Yosuke, mukanya tiba tiba berubah menjadi murung. Demikian juga muka Chie, “Ya, semuanya…”
“Kalau begitu aku akan mengumpulkan yang lain, kita berkumpul di tempat biasa..”
“Sip!!” Kata Chie, “Ayo, akan kuantar kan kau berkeliling lagi..”
“Ee.. Tunggu!!” Kataku panik saat di seret oleh Chie.
Pulang Sekolah….
Chie membawaku ke sebuah gedung yang besar. Dan tampak sekarang kami sedang berada di Food Court gedung tersebut. Beberapa anak dan Yosuke-san duduk mengelilingi sebuah meja.
“Jadi benar yang di katakan Yosuke-senpai, Chie-senpai??” Tanya seorang gadis yang tampaknya sudah ingin menangis. Aku dan Chie duduk, “Ya, Rise…” Balas Chie.
“Dan kata dokter penyebabnya adalah ‘itu’??” Tanya seorang, ah.. entahlah… Ia memakai seragam cowok dengan topi biru. Namun aku merasa bahwa dia bukan laki-laki.
“Naoto…. Tolong jangan bahas tentang hal itu sebelum Yukiko mengerti semuanya..” Kata Chie, orang yang di panggil Naoto itu menunduk diam. “Aku juga mengerti perasaannya, Chie-senpai…”
“Semua orang disini tentu mengerti perasaannya, namun sebenarnya hati Yukiko lebih sakit daripada yang ia tunjukan biasanya.. Setidaknya sampai hari ini…” Jawab Chie.
Aku memperhatikan sekelilingku. Di sebelah kananku ada Chie, lalu Yosuke-kun. Dan di sebelah Yosuke-kun ada seorang cowok berambut pirang dengan pakaian putih. Di sebelah cowok itu, ada Naoto-kun. Seorang cowok bepakaian seperti preman dengan rambut putih, duduk diam disebelah Naoto-kun. Dan di sebelah kiriku ada Rise-san.
“Kalau Yukiko-senpai lupa akan segalanya, berarti kita harus mengenalkan diri dari awal lagi.. Namaku Rise Kujikawa.. Panggil saja aku Rise, senpai!!” Kata Rise-san sambil menjulurkan tangannya dengan riang kepadaku.
“Rise, bagaimana kau bisa tersenyum seperti itu pada saat Yukiko-senpai sedang susah??” Tanya Preman itu. “Buat apa terus bersedih?? Bukankah lebih baik kita memecahkan masalah ini bersama sama??” Jawab Rise.
Chie tersenyum, “Benar apa yang di katakan Rise, Kanji… Yukiko, namaku Chie Satonaka..” Katanya.
“Namaku Yosuke Hanamura, Yosuke saja cukup..” Kata Yosuke sambil menjulurkan tangannya juga. Cowok di sebelah Yosuke juga tersenyum.. “Yuki-chan boleh memanggil aku ‘sayang’!!!” Dan ia di tendang Yosuke.
“Nama makhluk satu ini Teddie..” Kata Yosuke sementara Teddie pingsan.
“Namaku Naoto, Naoto Shirogane…” Kata Naoto singkat. Berarti tinggal Preman itu yang belum mengenalkan diri, maka aku memandangnya penasaran. “Na-namaku Kanji Tatsumi..” Jawab Kanji malu malu.
“Kanji, mukamu memerah!!” Teriak Rise kegirangan, “Oooooo” Kata Chie, Yosuke dan Teddie yang sudah bangit dari kubur.
“Diam kau Rise!!” Kata Kanji, siap memulai pertarungan. Entah kenapa, aku merasa ingin tertawa. Suaraku tak dapat kutahan, dan aku pun ketawa dan anehnya, aku tak bisa berhenti!!!
“Ini baru Yukiko-senpai yang kita kenal…” Kata Naoto sedangkan Kanji dan Rise masih berantem dan Teddie, Chie serta Yosuke menonton mereka sambil bersorak girang.
“Yo Guys!!!”
Aku pun menoleh kebelakang dan melihat dua ekor eh, dua biji, eh, kenapa sih aku ini?? Pasti gara gara aku tadi ketawa terlalu banyak yah.
Pokoknya, dua orang cowok berjalan kearah kami, dua duanya masih memakai seragam sekolah kami.
“Jadi tentang Yukiko-san yang angnesia itu benar??” Tanya salah satu dari mereka, ia memakai plester di hidungnya.
“Amnesia, Daisuke..” Kata yang satu lagi membenarkan. Cowok yang di panggil Daisuke itu mukanya memerah karena malu. “Kou!!” Katanya marah.
“Tapi tadi rasanya kita mendengar tawa khas Yukiko-san..” Lanjut Daisuke. “Memang benar, dan itu di karenakan oleh mereka berdua..” Kata Teddie sambil menunjuk Rise dan Kanji.
“Siapa??” Tanya Daisuke, karena tadi ia tidak melihat ke arah mana Teddie menunjuk.
“Kanji dan Rise, senpai..” Jawab Naoto.
Aku menangkap pandangan aneh dari cowok yang bernama Kou itu saat nama Rise dan Kanji di sebutkan, namun sepertinya itu cuma perasaan..
“Berarti terpaksa mengenalkan diri lagi bukan??” Kata Kou sambil tersenyum. “Yah, namaku Kou Ichijou. Kou saja sudah cukup..” Lanjutnya.
“Dan namaku Daisuke, Daisuke Nagase. Pemain bola yang handal!! Hahahahaha!!” Dan Daisuke di tendang Kou, “Memalukan..”
Aku pun kembali tertawa, tertawa yang panjang dan tak bisa berhenti. Tampaknya yang lain puas dengan perkembanganku.
“Well well, lihat sekarang sudah jam berapa.. Yukiko-san, mungkin sudah waktunya engkau pulang..” Kata Yosuke sambil melihat jam tangannya.
“Ya ampun!! Yosuke benar!! Ayo kita pulang Yukiko..” Kata Chie. Aku hanya bisa mengangguk.
Sesampainya aku tiba di ‘rumahku’, wanita yang kata Chie itu adalah Ibuku menyambutku. Maka Chie pun pamit, dan Ibuku menyuruh aku mandi dan kemudian pergi ke kamarku. Disana, aku di ceritakan tenyang masa lalu yang sama sekali tak kuingat.
Nama nama aneh, dan segala tempat yang aneh itu. Hanya ada satu kata yang kuingat.
Dan itu adalah…
“Rain..”
Entah kenapa yang kuingat adalah kata “Rain” atau “Hujan”, mungkin aku dapat mengingat lebih jika hujan turun. Namun kata TV minggu ini akn cerah terus..
Malam itu kuputuskan untuk tidur setelah mendapat pelajaran tentang ‘masa laluku’
-:-:-:-:-:-:-:-:-:-
“Yukiko… Yukiko.. Yukiko, ayo bangun..”
Aku terbangun dan melihat ke sampingku, tampak Chie yang sudah berpakaian kaos hijau dengan celana pendek bewarna biru.
“Ayo kita ngumpul lagi!! Sekarang kan hari minggu!!!” Katanya girang, maka aku segera mandi dan berpakaian. Serta sarapan di bawah.
Setelah semuanya itu beres, aku pergi ke tempat kemarin dengan Chie. Yosuke dan yang lainya juga sudah ada disitu. Namun ada yang berbeda dengan pengaturan tempat duduk.
Rise dan Kanji, yang tadinya duduk bersebelahan, sepertinya sedang musuhan kalau dilihat dari muka mereka dan tempat duduknya. Sekarang ada Naoto dan Teddie di antara mereka.
“Ada apa ini??” Tanya Chie pada Yosuke saat kami duduk. “Entahlah.. Kanji dan Rise sudah seperti ini saat aku datang..”
“Ya ampun…”
Sementara Chie dan Yosuke sibuk mengobrol, aku memperhatikan Rise, tampaknya ia baru habis menangis.
“Rise-chan?? Kamu tak apa apa???” Tanyaku. Rise tampak terkejut, “Eh, iya senpai..”
“Senpai, aku ingat bahwa hari ini aku janji untuk membantu nenekku di toko, jadi aku pergi dulu yah..” Kata Rise sambil bengkit berdiri.
“Umm.. Chie..” Kataku.
“Ya??”
“Bolehkah aku ikut dengan Rise??”
Chie tampak terkejut, “Boleh saja, tapi jika tersesat, telepon aku yah!!”
“Telepon??”
Chie tampak putus asa, “Kau benar benar tak ingat yah..” Lalu ia mengajariku memakai benda yang di sebut Hp itu.
-:-:-:-:-:-:-:-:-:-
Aku mengikuti Rise, namun ia buka berjalan ke arah toko manapun melainkan ke sebuah tempat yang di sebut Naganaki Shrine oleh Chie.
Rise masuk ke kuil itu dan duduk. Mukanya tertutup oleh tangan dan rambutnya, jadi aku tidak tau apa yang sedang ia lakukan.
Lalu terdengar bunyi langkah kaki, aku pun bersembunyi di semak semak dekat situ, supaya orang yang sdatang dan Rise tak dapat melihatku.
“Rise…” Dan ternyata yang datang adalah Kanji!! Nyaris aku berteriak bingung.
“Buat apa kamu kesini?!? Pergi sana!!” Kata Rise sambil mengangkat kepalanya. Air mata masih membasahi mukanya.
“Benar kan.. Kau menangis lagi..” Kata Kanji sambil mendekati dan duduk di sebelah Rise.
“Sudah kubilang, ini bukan masalahmu!!”
“Tentu saja ini masalahku!!”
“Kenapa?? Kenapa kau begitu peduli??” Tanya Rise, air matanya kembali mengalir.
“Aku.. Aku….”
“Rise!!!” Panggil seseorang, baik aku maupun Rise dan Kanji menoleh, dan kami mendapati Kou sedang berdiri di gerbang kuil.
“Kou…” Panggil Rise pelan. Namun mereka tak menghiraukannya. Aku bisa melihat bahwa mata Kanji sekarang di penuhi kemarahan.
“Kenapa kamu ada disini??” Tanya Kou marah.
“Aku juga dapat menanyakan hal yang sama untukmu..” Jawab Kanji.
“Tentu saja aku berhak disini!!!” Kata Kou sambil memandang Kanji marah.
“Untuk alasan apa??
“Aku kan…..”
“Pacarnya…”
---------------------------------------------------------------------
Wew beres juga…
Akhirnya saya mau buat cinta segi empat. Namun dalam kasus percintaan ini, mohon maaf bagi penggemar Naoto, karena dia jarang muncul. Maklum lah, Naoto kan ga peduli yang kayak gituan. *di tembak sama Naoto*
Kalian semua sudah pada tau yang tadi di sebut Chie, Yosuke dan Naoto kan?? Tentang ‘itu’…
Minggu, 23 Agustus 2009
Sabtu, 22 Agustus 2009
SnowBay
Kemarin, saya dan keluarga pergi ke SnowBay di Taman Mini Indonesia Indah..
Kami semua (Saya, Theo, Inez dan Bas plus!! Arwah Shuuji) Langsung berenang sementara para mama mama nanti berenangnya.
Kami langsung pergi ke KOLAM ARUS!! Yay~ ^___^
Anehnya, disitu kita harus mancing ban sendiri.. Ban gratis tp harus ambil di kolam..
Mulai lah perlombaan kita sambil perang bola.
Setelah 3 putaran yang serasa 3 abad kata Inez. Kami makan siang dulu..
Ambil minumnya di DISPENSER, yang sebenarnya adalah Vending Machine..
Setelah makan.. Kami kembali ke kolam arus, setelah 2 putaran yang di penuhi dengan perang bola lagi.. (Saya, Theo dan Inez vs Bas dan Shuuji) Kami mencoba naik Hurricane kecil...
Masalahnya..
Hurricane itu diibaratkan sebagai kerucut. Nah, kami naik perosotan lalu di putar putar sampai jatuh di kolam.
Nah, Hurricane kecil ini ga boleh pakai ban, begitu jatuh ke kolam. KOLAMNYA DALEM!!! Setelah itu, kami semua ga naik Hurricane kecil itu lagi. Shuuji nii-chan sih enak!! Nyebur langsung ngapung..
Lalu kami coba Hurricane yang besar, enak banget!! Susahnya.. ngangkat bannya itu MINTA AMPUN deh~
Setelah itu kami coba kolam ombak. Ombaknya gila gede gede!!!! Jadinya saya ma Inez teriak teriak gini. "Cici!!! Blub blub blub" *tenggelem maksudnya* "Inez!!!"
Mana Shuuji hanyut terus terdampar lagi!! Repotnya, dia pengen ke tengah terus..
Terus kami ke Spa Zone.. Berendem di Teh Hijau!!
Udah ah..
cape ceritainnya. Mau Post FanFic aja!!!
Kami semua (Saya, Theo, Inez dan Bas plus!! Arwah Shuuji) Langsung berenang sementara para mama mama nanti berenangnya.
Kami langsung pergi ke KOLAM ARUS!! Yay~ ^___^
Anehnya, disitu kita harus mancing ban sendiri.. Ban gratis tp harus ambil di kolam..
Mulai lah perlombaan kita sambil perang bola.
Setelah 3 putaran yang serasa 3 abad kata Inez. Kami makan siang dulu..
Ambil minumnya di DISPENSER, yang sebenarnya adalah Vending Machine..
Setelah makan.. Kami kembali ke kolam arus, setelah 2 putaran yang di penuhi dengan perang bola lagi.. (Saya, Theo dan Inez vs Bas dan Shuuji) Kami mencoba naik Hurricane kecil...
Masalahnya..
Hurricane itu diibaratkan sebagai kerucut. Nah, kami naik perosotan lalu di putar putar sampai jatuh di kolam.
Nah, Hurricane kecil ini ga boleh pakai ban, begitu jatuh ke kolam. KOLAMNYA DALEM!!! Setelah itu, kami semua ga naik Hurricane kecil itu lagi. Shuuji nii-chan sih enak!! Nyebur langsung ngapung..
Lalu kami coba Hurricane yang besar, enak banget!! Susahnya.. ngangkat bannya itu MINTA AMPUN deh~
Setelah itu kami coba kolam ombak. Ombaknya gila gede gede!!!! Jadinya saya ma Inez teriak teriak gini. "Cici!!! Blub blub blub" *tenggelem maksudnya* "Inez!!!"
Mana Shuuji hanyut terus terdampar lagi!! Repotnya, dia pengen ke tengah terus..
Terus kami ke Spa Zone.. Berendem di Teh Hijau!!
Udah ah..
cape ceritainnya. Mau Post FanFic aja!!!
Sabtu, 15 Agustus 2009
SongFic, IchiRuki
Come stop your crying, it will be all right
Hentikanlah tangis itu Ichigo, setiap air matamu membuat ku pedih…
Just take my hand, hold it tight
Aku disini, di sebelahmu.. Peganglah tanganku.. Kau tak akan kulepaskan..
I will protect you from all around you
Tenanglah.. Aku bersamamu.. Kan kulindungi engkau walau kau menolak..
I will be here dont you cry
Aku disini, so, jangan menangis lagi.. Tersenyumlah!! Aku suka kau yang begitu Ichigo…
For one so small,you seem so strong
Walau tubuhmu kecil, kau sangat kuat, Rukia.. Berulang kali kepalaku ‘penyok’ gara gara kamu..
My arms will hold you keep you safe and warm
Tenang saja, kedua tanganku ini hanya untuk memelukmu. Hanya untuk melindungi mu…
This bond between us cant be broken
Seberapa pun jauhnya jarak kita. Aku tak akan pernah melupakanmu. Hubungan kita akan berlanjut selamanya walaupun itu jarak jauh.
I will be here dont you cry
Aku disini, janganlah kau menangis, Rukia.. Pasanglah wajah manismu yang ceria kembali..
And youll be in my heart
Kau selalu di hatiku, Ichigo…
Yes, youll be in my heart
Rukia, hanya kau yang ada di hatiku..
From this day on
Mulai sekarang..
Now and forever more
Dan sampai nanti..
Youll be in my heart
Kau selalu di hatiku, Ichigo..
Kau selalu di hatiku, Rukia..
No matter what they say
Apapun kata orang yang menghalangi kita..
Youll be here in my heart
Aku tak peduli asalkan kau selalu di sampingku..
Always
Slamanya..
Why cant they understand the way we feel
Kenapa mereka selalu mengganggu kita?? Apakah karena itu cemburu??
They just dont trust what they cant explain
Mereka hanya tidak mempercayai cinta kita. Sesuatu yang tidak bisa mereka mengerti..
I know were different but deep inside us
Aku tau kita berbeda.. Kau Shinigami sedangkan aku adalah jadi jadian.. Tapi aku percaya, bahwa kita dapat bersatu.. Jauh di dalam kita..
Were not that different at all
Kita sama sekali tidak berbeda..
And youll be in my heart
Yes, youll be in my heart
From this day on
Now and forever more
Youll be in my heart
No matter what they say
Youll be here in my heart
Always
Dont listen to them, cause what do they know
Jangan dengarkan mereka.. Apa sih, yang mereka tau tentang kita??
We need each other, to have and to hold
Kita memelukan satu dengan yang lain. Aku tak bisa hidup tanpamu..
They’ll see in time, I know
Mereka akan tau, suatu saat mereka akan mengerti tentang cinta kita..
When destiny calls you, you must be strong
Saat ada tugasmu sebagai Shinigami, kamu harus kuat menghadapinya..
I may not be with you, but you gotta hold on
Aku mungkin tak bersamamu, tapi kamu harus bertahan. Hatiku selalu ada denganmu. Jadi, bertahanlah..
They’ll see in time, I know
Mereka akan tau, mereka akan melihat, suatu saat nanti. Mereka akan bisa mengerti hubungan kita..
Well show them together cuz...
Kita akan menunjukan mereka cinta yang sejati. Cinta antara kita berdua..
Youll be in my heart
I believe, youll be in my heart
Ill be there from this day on
Now and forever more
Youll be in my heart
No matter what they say
Youll be here in my heart always
Always...
Ill be with youIll be there for you always
Always and always
Just look over your shoulder
Lihatlah di belakangmu..
Just look over your shoulder
Di sampingmu..
Just look over your shoulder
Di depanmu..
Ill be there always
Aku kan selalu bersamamu..
Hentikanlah tangis itu Ichigo, setiap air matamu membuat ku pedih…
Just take my hand, hold it tight
Aku disini, di sebelahmu.. Peganglah tanganku.. Kau tak akan kulepaskan..
I will protect you from all around you
Tenanglah.. Aku bersamamu.. Kan kulindungi engkau walau kau menolak..
I will be here dont you cry
Aku disini, so, jangan menangis lagi.. Tersenyumlah!! Aku suka kau yang begitu Ichigo…
For one so small,you seem so strong
Walau tubuhmu kecil, kau sangat kuat, Rukia.. Berulang kali kepalaku ‘penyok’ gara gara kamu..
My arms will hold you keep you safe and warm
Tenang saja, kedua tanganku ini hanya untuk memelukmu. Hanya untuk melindungi mu…
This bond between us cant be broken
Seberapa pun jauhnya jarak kita. Aku tak akan pernah melupakanmu. Hubungan kita akan berlanjut selamanya walaupun itu jarak jauh.
I will be here dont you cry
Aku disini, janganlah kau menangis, Rukia.. Pasanglah wajah manismu yang ceria kembali..
And youll be in my heart
Kau selalu di hatiku, Ichigo…
Yes, youll be in my heart
Rukia, hanya kau yang ada di hatiku..
From this day on
Mulai sekarang..
Now and forever more
Dan sampai nanti..
Youll be in my heart
Kau selalu di hatiku, Ichigo..
Kau selalu di hatiku, Rukia..
No matter what they say
Apapun kata orang yang menghalangi kita..
Youll be here in my heart
Aku tak peduli asalkan kau selalu di sampingku..
Always
Slamanya..
Why cant they understand the way we feel
Kenapa mereka selalu mengganggu kita?? Apakah karena itu cemburu??
They just dont trust what they cant explain
Mereka hanya tidak mempercayai cinta kita. Sesuatu yang tidak bisa mereka mengerti..
I know were different but deep inside us
Aku tau kita berbeda.. Kau Shinigami sedangkan aku adalah jadi jadian.. Tapi aku percaya, bahwa kita dapat bersatu.. Jauh di dalam kita..
Were not that different at all
Kita sama sekali tidak berbeda..
And youll be in my heart
Yes, youll be in my heart
From this day on
Now and forever more
Youll be in my heart
No matter what they say
Youll be here in my heart
Always
Dont listen to them, cause what do they know
Jangan dengarkan mereka.. Apa sih, yang mereka tau tentang kita??
We need each other, to have and to hold
Kita memelukan satu dengan yang lain. Aku tak bisa hidup tanpamu..
They’ll see in time, I know
Mereka akan tau, suatu saat mereka akan mengerti tentang cinta kita..
When destiny calls you, you must be strong
Saat ada tugasmu sebagai Shinigami, kamu harus kuat menghadapinya..
I may not be with you, but you gotta hold on
Aku mungkin tak bersamamu, tapi kamu harus bertahan. Hatiku selalu ada denganmu. Jadi, bertahanlah..
They’ll see in time, I know
Mereka akan tau, mereka akan melihat, suatu saat nanti. Mereka akan bisa mengerti hubungan kita..
Well show them together cuz...
Kita akan menunjukan mereka cinta yang sejati. Cinta antara kita berdua..
Youll be in my heart
I believe, youll be in my heart
Ill be there from this day on
Now and forever more
Youll be in my heart
No matter what they say
Youll be here in my heart always
Always...
Ill be with youIll be there for you always
Always and always
Just look over your shoulder
Lihatlah di belakangmu..
Just look over your shoulder
Di sampingmu..
Just look over your shoulder
Di depanmu..
Ill be there always
Aku kan selalu bersamamu..
Senin, 10 Agustus 2009
Family Complex, Persona 3 -Sanada Shinjiro part 1-
FanFic yang di dapat idenya saat di sekolah
Persona 3
First Son
-Sanada Shinjiro-
Part 1
Persona 3
First Son
-Sanada Shinjiro-
Part 1
Pagi cerah di hari minggu tak membuat hatiku yang mendung kembali cerah. Hari ini kami sekeluarga akan mulai pergi berlibur selama 10 hari. Kalian mungkin menganggap ini aneh, liburan kok sedih?? Pasti itu ada dalam pikiran kalian. Tapi saya peringatkan, liburan bersama keluargaku bisa menjadi BENCANA.
Namaku Sanada Shinjiro, biasa di panggil Shinji. Aku adalah anak pertama dari tujuh bersaudara, gila kan?? Yah, itulah keluargaku..
Umurku 16 tahun dan sebagai anak sulung, sudah menjadi tugasku untuk membantu kedua orang tuaku menjaga ke ENAM adikku.
“Shinji nii-chan!! Apakah kau sudah bangun??”
Itu pasti Minato, adikku yang ke tiga. “Ya bentar lagi aku akan ke bawah!!” Balasku.
Tak lama kemudian aku pun turun kebawah, Ke lima adikku sedang bermain main, sedangkan ayahku, Akihiko, sedang minum kopi. Ibuku dan adikku yang ke dua ku tak terlihat dimana mana.
“Shinji nii-chaaaaaannnn~” Teriak adikku yang paling kecil, Ken sambil memeluku. “Nanti kita sekamar!!” Teriaknya lagi.
“Sekamar??” Tanyaku. “Iya Shinji nii-chan. Kata Ayah, Nii-chan sekamar dengan Ken, sementara Junpei nii-chan sekamar dengan Minato nii-chan..” Jelas adikku yang ke lima, Fuuka yang sedang duduk di samping ayahku.
“Lalu bagaimana dengan ku, Fuuka??” Tanya adik ke duaku, Yukari, yang baru turun bersama Ibuku, Mitsuru.
“Yukari nee-chan sekamar denganku dan Aegis nee-chan. Ibu tentu saja dengan ayah..” Jelas Fuuka lagi, anak itu memang suka menjelaskan panjang lebar.
“Shinji, kamu mau makan apa??” Tanya Ayahku yang tanpa kusadari sudah bangun dan memasangkan celemek. Aku pun duduk di samping Fuuka.
“Apa saja boleh..” Jawabku, ya.. Keluargaku cukup aneh, Kedua orang tuaku bekerja. Itu belum terlalu aneh. Di keluargaku, yang biasanya memasak adalah Ayahku dan adikku yang ke lima, Fuuka. Hebat bukan??
“Ngomong ngomong, liburan kali ini kita kemana sih??” Tanya Aegis adikku yang ke empat. Ibuku hanya berpaling malu, malah ayahku yang menjawab. “Ke pulau pribadi ibumu.. Keren kan??”
Brukk!!! Junpei jatuh dari tangga yang baru saja di naikinya. Kepalanya benjol karena yang jatuh duluan adalah kepala. Fuuka melihatnya dengan muka berbinar binar karena kagum.
“Kalian semua sudah mengepak semua pakaian dan segala peralatan kan?? Kalau begitu, 30 menit lagi kita akan berangkat!!” Kata Ibuku. Maka kami segera bergegas.
30 menit kemudian kami semua sudah diam di mobil besar kami alias Limosine. Ayahku di depan bersama ibuku, di tengah ke empat adikku, yaitu Junpei, Yukari, Minato dan Aegis dan di belakang adalah Aku, Fuuka, Ken dan anjing kami, Koromaru.
Ternyata salah besar menempatkan Junpei dan Yukari bersebelahan. Mereka sangat tak akur, walaupun kata ayah itulah tanda keakraban mereka. Namun gaduhnya minta ampun, dan selalu, sebagai anak pertama aku selalu di salahkan karena tak bisa menjaga kedua adikku. Maka, Yukari dan Ken bertukar tempat.
“Sudah, kalian berdua jangan berantem lagi..” Perintahku pada Junpei dan Yukari. Sementara Fuuka dan Minato menahan tawa melihat mereka. Aegis hanya duduk diam sementara Ken hanya bengong.
“Sudah siap??” Tanya Ayahku yang baru saja masuk kedalam mobil. “Ya!!” Jawab kami semua. Tak lama kemudian kami sudah berangkat.
20 menit kemudian, kami semua sudah berada di pelabuhan, kami berangkat naik kapal Feri pribadi keluarga kami.
“Yay!! YAYY~~” Teriak Ken sambil naik ke kapal diikuti oleh Aegis dan Fuuka. Minato, Yukari, Junpei dan diriku bertugas membantu Ibu dan Ayah untuk menyusun barang kami.
“Hanya inikah barang kalian, Nyonya Sanada??” Tanya petugas kapal. Ibuku mengangguk. “Baiklah, akan kami bawa ke kamar kalian..” Lanjutnya lagi.
“Seberapa jauh pulau itu dari sini yah??” Tanya Ken pada Ayahku ketika kami semua sudah naik ke kapal.
“Sekitar 3 Jam…” Jawab Ibuku. “Disini ada tempat bermain dan anti kalau kalian mau makan..” Kata Ayahku yang tampaknya di tunjukan pada Junpei yang tak bisa diam.
“Nice!!!” Teriak Junpei dan ia pun melesat ke kantin. Anak itu memang selalu lapar.
“Shinji, aku dan Ibumu akan ke kamar dulu. Jaga adikmu yah.. Terutama Ken..” Pesan ayahku sebelum pergi ke kamar. Maka aku menyusul adik-adikku di arena bermain. (kecuali Junpei yang sudah ke kantin)
Di Arena bermain, tampak Yukari sedang ber-sms ria dengan pacarnya, Atobe. Aku tak bisa melarangnya, walaupun aku tak suka dengan Atobe.
Ternyata Junpei sudah balik dari kantin, sekarang ia tampak bermain dengan Ken. Sedangkan Minato hanya duduk diam dan merenung bersama Aegis.
“Kau sedang baca apa??” Tanyaku pada Fuuka yang tampak sedang asyik membaca buku. “Ini, buku resep..” Jawabnya sambil menunjukan judulnya.
“1001 cara membuat Jus yang baik..” Kataku sambil melihat judulnya. “Siapa pengarangnya??” Tanyaku lagi.
“Itu…. Sadaharu Inui..” Jawab Fuuka sambil melihat bukunya. “Ohh… Yang suka muncul di TV itu??” Tebakku dan Fuuka menggeleng. “Yang suka muncul itu namanya Nanako Dojima!!” Katanya.
“Nii-chan!! Aku mau nanya!!” Teriak Junpei sambil menyeret diriku ke pojokan.
“Apa??” Tanyaku. “Aku mau nanya… Eh… Apa yang biasanya di sukai cewek di hari ulang tahunnya??” Tanya Junpei.
“Untuk Chidori yah??” Tebakku dan muka Junpei memerah artinya tebakkanku tepat.
“Mengapa kau bertanya padaku??”
“Karena kau lebih tua..” Jawab Junpei. “Tanyakan saja pada Minato, dia lebih banyak pengalaman dari padaku!!”
“Tapi..”
“Huh, baiklah… Berikan saja barang favoritenya, gampang kan??” Kataku cuek sambil berjalan menuju Minato yang sekarang lagi bersemedi di bwah ayunan.
“Minato, kamu ngapain sih??” Tanyaku.
“Ahh… Nii-chan!! Gini loh, tadi aku baru saja di putuskan oleh pacarku, Yuko..”
“Lalu apa hubungannya dengan semedi di bawah Ayunan??”
“Begini…” Jawab Minato, “Aku lagi berpikir tentang target pacarku berikutnya!!”
Anak ini, fansnya ada berapa sih?? “Sudah ada ide??” Tanyaku sambil duduk di sebelahnya namun bukan di bawah ayunan.
“Sudah, ada Rangiku dan Nanao, namun aku belum memutuskan..”
“Lah, Chihiro gimana??”
“Kami kan sudah putus 2 bulan yang lalu!!!” Jawab Minato. “Ah!! Rangiku saja ah!! Eh, Nii-chan, bagaimana hubunganmu dengan Kak Ai??”
“Sudah putus 3 bulan yang lalu..” Jawabku pendek. “Cari yang lain??” Tanya Minato.
“Belum ada yang di hati…” Kataku sambil bangun dan mendekati Aegis. Berbicara dengan Minato membuatku pusying..
“Di tanya soal cinta lagi ya…” Tebak Aegis ketika aku berjalan mendekat. “Jelaslah, jika aku sudah di ajak mojok dengan Junpei dan Minato pasti tentang cewek..” Jawabku.
“Aegis, apakah kau tidak punya pacar?? Ku dengar kau cukup popular di sekolah..”
“Saya kan baru 11 tahun, Nii-chan~” Jawab Aegis singkat. Aku tertawa kecil, “Minato juga baru 12, hanya beda setahun. Kudengar anak yang bernama Ryoji sudah berusaha mengajakmu kencan sebanyak 15 kali??”
“18 kali..”
Aku pun tertawa lebih kencang lagi, namun pembicaraan kami tentang ‘cinta’ cukup disitu, karena Fuuka dan Ken mendekat. Mereka terlalu kecil untuk itu.
Yah, setelah kupikir pikir. Liburan kali ini cukup OK…
Hanya OK, tidak MENYENANGKAN..
Lihat saja ketika nanti kami sudah sampai..
Hanya ada satu kata untuk mendeskripsikannya..
DISASTER
Minggu, 09 Agustus 2009
Our Family -Chapter 3-
Chapter 3 disini~
Ide tentang di mana harta karunnya di dapat pas pelajaran Sosiologi di sekolah!!
--------------------------------------------------
“Carilah di bawah sesuatu yang berharga bagi semua orang…” Gumam Eiki saat kami berkeliling rumah. “Apakah itu uang?? Itu berharga bagi semua orang kan??”
“Pertama aku juga mengira begitu, namun uang yang mana dan dimana itu yang kita tidak tau, lagi pula tak mungkin Om Tuti meletakan uang sembarangan..” Jelasku, kepalaku serasa berputar putar saat memikirkan teka teki itu.
“Hai~ Kalian sudah ada ide??” kata Ai-chan dan Ken sambil berjalan setengah berlari ke arah kami. Eiki menggeleng, “Kalau kalian??”
“Nol..” Jawab Ken yang terlihat malu malu di sebelah Ai-chan. Aku tersenyum geli. Lumayan lah, untuk refresing kepalaku yang di penuhi teka teki konyol Om Tuti.
“Oh yah, sejak Om Tuti dan Tante Harumi menjadi juri, Nadine-san sama siapa donk??” Tanya Ken padaku, namun Ai-chan lah yang menjawab.
“Mereka tuker pasangan, Nadine jadi sama Tante Kumi..”
Muka Ken langsung bersemu merah. “Ahh, ok deh..”
“Kalau begitu, kami pergi dulu yah!! Harus nyari lagi nih.. Jangan jangan bisa sampai malam..” Kata Ai-chan berjalan menjauh sambil memegang tangan Ken yang tampaknya, mukanya sudah berubah menjadi kepiting rebus.
“Ahh, Cynthia…” Panggil Eiki. “Ya??” Jawabku.
“Kenapa Ken bertingkah aneh bersama Ai-chan?? Biasanya ia selalu tampak tenang di rumah…”
Aku tak bisa menahan tawa lagi, “Ken itu suka sama Ai-chan..” Jawabku di sela sela tawa.
Eiki tampak bingung, “Suka??”
Sambil memegangi perutku yang kesakitan sehabis ketawa, aku memandang Eiki dengan heran. “Kau kakakknya tapi kau tidak tau bahwa dia suka pada Ai-chan.. Ia jatuh cinta pada pandangan pertama kau tau..”
Eiki hanya ber-oooo ria. Sementara aku kembali memikirkan teka teki Om Tuti.
“Carilah di bawah sesuatu yang berharga bagi semua orang..”
“Apakah itu sepatu??” Kata Eiki tiba tiba. “Hah??” Kataku.
“Tadi aku baru menyadari, dan itu juga di dukung karena melihat sepatunya Ken..”
“Coba kita cari kalau begitu.. Kayaknya tadi di rak pajangan ada sepatu emas..” Ajakku. Eiki tak menjawab apa apa, ia hanya mengangguk.
Sesampainya kami di rak sepatu, kami bertemu dangan Ara dan Miki.
“Hai..”
“Hai jugaaaa….”
“Dah nemu petunjuk??” Tanya Miki. Aku mengangguk, “Sudah, baru mau nge-check..” Sambung Eiki.
“Enaknya…” Kata Miki dan Ara bersamaan, “Ya sudah, kami cari lagi yah… Dahhhh…” Kata Ara.
“Dahhhh…..”
Setelah Miki dan Ara pergi, Eiki langsung mendekati rak pajangan, lebih tepatnya, pajangan sepatu emas.
Ketika kami lihat, memang benar kata Eiki. Di bawah sepatu itu terdapat secarik kertas bertuliskan Group Cynthia dan Eiki. Eiki mengambilnya.
“Apa tulisannya??” Tanyaku pada Eiki yang kemudian cengo setelah melihat isi tulisan itu. “Teka teki konyol lainnya dari Om Tuti…” Jawabnya.
Aku menghela nafas. “Ampuuun deh, kapan sih ini akan berakhir??” Keluhku, sementara Eiki membacakan teka teki itu padaku.
“Saat sinar keemasan berkilau, ketuklah pintu pada waktunya..”
“Pintu?? Apakah itu kiasan apa memang pintu yang harus kita cari??” Tanyaku putus asa. “Kita cari saja..” Balas Eiki yang tampaknya juga cape meladeni teka teki Om Tuti dan Tante Harumi.
Akhirnya, kami memutuskan untuk mencari pintu yang ada warna emasnya. Saat kami tiba di pintu terakhir…
PRANGGG!!!!!
Dengan kaget aku menoleh ke belakang, demikian juga Eiki. Dan tampaklah Xixi dengan panci di kepalanya dan Ayahku dengan spatula di tangannya. Keduanya tergeletak di bawah. Kasihan Xixi, ia tertimpa oleh tubuh ayahku yang tak bisa di bilang ‘kurus’.
“Ayah….” Kataku sambil sweatdrop. “Hohohoo” Kata ayahku sambil bangkit. “Kebetulan sekali kita bertemu disini!!” Katanya lagi.
“Ayah sengaja kan?? Dan buat apa Panci dan spatula itu?? Kalian mau masak??” Tanyaku sambil menunjuk spatula dan panci itu. Xixi tampak salah tingkah.
“Heh!! Enak saja!! Kami tuh kesini untuk menyelidiki!!” Kata Xixi keceplosan dan langsung di Deathglare sama ayahku.
“Eh, Maksudnya, kami kesini bukan menyelidiki Eiki yang ayah takut dia ngapa ngapain kamu… Eh…” Kata Ayahku yang jelas-jelas dia membuka rahasianya sendiri.
“Begitu yah…” Kataku sambil Deathglare ke Ayahku sendiri. “Kami baik baik saja disini kok, Om Souji..” Timpal Eiki.
“Benar, dan kami sudah akan memecahkan teka teki ini jika Ayah tak mengganggu!! Lagi pula, kenapa Ayah disini?? Bukankah harusnya Ayah mengkhawatirkan Ibu??”
“Memang Ibu kenapa??”
“Dia kan sekamar ma Takuya…” Balasku. Mata Ayah langsung melebar karena kaget dan secepat mungkin ia melesat pergi. Yang anehnya, ia masih sempat menarik Xixi, panci, dan spatulanya.
“Dasar Ayah….” Kataku sementara Eiki tertawa kecil. “Tapi masih mending sikap ayahku dari pada sikap ayahnya Ara..”
“Memang kenapa??” Tanya Eiki. “Yaa…. Sikap Om Kengo sedikit lebih protektif dari pada ayahku.. Kasihan nii-chan~” Balasku.
“Berarti memang Nadine dan diriku cukup beruntung yah..”
“Memang Om Tuti tidak protektif yah??”
“Yah… Om Tuti dan Nadine kan galakan Nadine..” Jelas Eiki, “Tak perlu dilindungi lagi, sudah bisa sendiri katanya..” Sambungnya lagi.
“Khas Nadine……” Kataku sambi mendekati pintu. “Kira-kira dimana yah??” Tanyaku lagi.
“Mari kita pikir dengan simpel. Sinar keemasan…”
“Senter??” Tebakku. Eiki tampak bingung, “Senter??” Tanyanya.
“Lihat, gagang pintu ini berwarna keemasan, jika di sinari pasti akan bercahaya kan??”
“Benar juga..”
Maka Eiki pergi mencari senter, tak lama kemudian dia sudah balik.
“Nah, coba kamu sorotkan, dan aku akan mencari..” Kataku, Eiki mengangguk dan menyalakan senter itu.
Ternyata di balik gagang pintu itu memang ada kertas yang tersembunyi dengan baik, sehingga tak seorang pun akan mengetahui tentang hal itu jika mereka tak menyorotkan senter ke gagang pintu itu.
“Ampuunnn deh…. Om Tuti itu…” Keluhku sambil berusaha mengambil kertas itu.
“Apa tulisannya??” Tanya Eiki sambil mematikan senter.
“Selamat dan Berbahagialah, hadiahmu menanti. Karena kamu telah melewati rintangan dengan kepala dingin, maka kami berikan ikan terbang..” Kataku keras keras.
“Ikan terbang??”
“Konyol..” Kataku sambil menutup kertas itu. “Dingin, ikan, dingin, ikan..” Kata Eiki berulang ulang.
“Danau…” Kata kami bersamaan dan sesaat kemudian kami sudah berada di tepi danau.
“CYNTHIAAAAA~~” Teriak yang siapa lagi kalau bukan Nagayan?? Ia berlari ke arahku dan nyaris menubrukku masuk ke dalam danau. Sementara Naoya dan Eiki hanya cengo.
“Gimana proses pencarian kalian??” Tanya Naoya pada Eiki sementara aku masih berusaha kabur dari pelukan Nagayan.
“Teka teki yang terakhir nih…” Jawab Eiki. “Enaknya!! Kami yang pertama aja belum ketemu!!” Teriak Nagayan.
“Iya iya… Nagayan, lepaskan aku…” Kataku kehabisan nafas karena pelukan Nagayan yang terlalu kencang. Dengan panik Nagayan melepaskanku, aku pun terjatuh ke belakang dan menabrak Naoya dan kami berdua berguling-guling jatuh ke dalam hutan di sebelah danau.
“Ampun deh…” Kata Eiki sambil tertawa sementara Nagayan teriak teriak sambil mengejar kami.
“Eh, ini apa??” Kataku sambil memegang pohon yang tadi kugunakan untuk membantuku berdiri. Ternyata di pohon itu ada gambar smile. Dan saat kulihat di atas pohon itu, ada boneka ikan. Maka kuminta Nagayan untuk mengambilnya.
“Apa itu??” Tanya Eiki sambil menyusul kami. “Entahlah..” Balas Naoya.
Blukk!! Boneka itu di jatuhkan oleh Nagayan dan menimpa kepala Eiki. Aku pun mengambilnya.
“Ada nama kita disini Eiki!!” Teriakku kaget. “Apa?!?!” Kata Eiki tak percaya sambil memegang kepalanya.
“Berarti ini adalah hadiah kita??” Tanya Eiki lagi. “Mungkin, untuk memastikannya mari kita kembali ke villa!!” Kataku sambil berlari.
“Oi!! Tunggu!! Aku ga bisa turun!!” Teriak Nagayan dari atas pohon, sementara Naoya sudah terbahak bahak melihatnya.
:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:- :-:-:-:- :-:-:-:-:-:-:-:- :-:-:-:- :-:-:-:-
“Om TUTIIIII!!!!!!!!!!!!!!~” Teriakku sambil berlari ke arahnya. “Ya??” Balas Om Tuti dengan senyum khasnya.
Dengan kehabisan nafas, aku menyerahkan boneka ikan itu. “Hohohohoho… Kalian berhasil!!” Kata Tante Harumi girang. “Ini hadiah kalian!!” Kata Om Tuti sambil menyerahkan dua bungkusan yang isinya adalah Voucher belanja dan Boneka kucing imut.
“Kalian boleh menunggu yang lain di taman..” Kata Tante Harumi, Om Tuti hanya mengangguk angguk.
“Aku mau balik ke kamar saja. Kau ikut??” Tanya Eiki. Aku menggeleng, “aku tunggu sini aja..”
“Makan malam nanti jam 7, jangan telat yah!! Pembagian tempat duduknya juga lewat undian!!” Teriak Om Tuti memperingatkan.
Ampun deh, Om Tuti itu seneng banget dengan yang namanya undian yah. Pasangan meja makan..
2 Jam Kemudian..
“Semua sudah hadir??” Tanya Om Tuti. “Sudah!!!” Jawab lainnya.
“Kalau begitu mari kita ambil undiannya!!!” Teriak Om Tuti.
“LAGI?!?!?!”
Ide tentang di mana harta karunnya di dapat pas pelajaran Sosiologi di sekolah!!
--------------------------------------------------
“Carilah di bawah sesuatu yang berharga bagi semua orang…” Gumam Eiki saat kami berkeliling rumah. “Apakah itu uang?? Itu berharga bagi semua orang kan??”
“Pertama aku juga mengira begitu, namun uang yang mana dan dimana itu yang kita tidak tau, lagi pula tak mungkin Om Tuti meletakan uang sembarangan..” Jelasku, kepalaku serasa berputar putar saat memikirkan teka teki itu.
“Hai~ Kalian sudah ada ide??” kata Ai-chan dan Ken sambil berjalan setengah berlari ke arah kami. Eiki menggeleng, “Kalau kalian??”
“Nol..” Jawab Ken yang terlihat malu malu di sebelah Ai-chan. Aku tersenyum geli. Lumayan lah, untuk refresing kepalaku yang di penuhi teka teki konyol Om Tuti.
“Oh yah, sejak Om Tuti dan Tante Harumi menjadi juri, Nadine-san sama siapa donk??” Tanya Ken padaku, namun Ai-chan lah yang menjawab.
“Mereka tuker pasangan, Nadine jadi sama Tante Kumi..”
Muka Ken langsung bersemu merah. “Ahh, ok deh..”
“Kalau begitu, kami pergi dulu yah!! Harus nyari lagi nih.. Jangan jangan bisa sampai malam..” Kata Ai-chan berjalan menjauh sambil memegang tangan Ken yang tampaknya, mukanya sudah berubah menjadi kepiting rebus.
“Ahh, Cynthia…” Panggil Eiki. “Ya??” Jawabku.
“Kenapa Ken bertingkah aneh bersama Ai-chan?? Biasanya ia selalu tampak tenang di rumah…”
Aku tak bisa menahan tawa lagi, “Ken itu suka sama Ai-chan..” Jawabku di sela sela tawa.
Eiki tampak bingung, “Suka??”
Sambil memegangi perutku yang kesakitan sehabis ketawa, aku memandang Eiki dengan heran. “Kau kakakknya tapi kau tidak tau bahwa dia suka pada Ai-chan.. Ia jatuh cinta pada pandangan pertama kau tau..”
Eiki hanya ber-oooo ria. Sementara aku kembali memikirkan teka teki Om Tuti.
“Carilah di bawah sesuatu yang berharga bagi semua orang..”
“Apakah itu sepatu??” Kata Eiki tiba tiba. “Hah??” Kataku.
“Tadi aku baru menyadari, dan itu juga di dukung karena melihat sepatunya Ken..”
“Coba kita cari kalau begitu.. Kayaknya tadi di rak pajangan ada sepatu emas..” Ajakku. Eiki tak menjawab apa apa, ia hanya mengangguk.
Sesampainya kami di rak sepatu, kami bertemu dangan Ara dan Miki.
“Hai..”
“Hai jugaaaa….”
“Dah nemu petunjuk??” Tanya Miki. Aku mengangguk, “Sudah, baru mau nge-check..” Sambung Eiki.
“Enaknya…” Kata Miki dan Ara bersamaan, “Ya sudah, kami cari lagi yah… Dahhhh…” Kata Ara.
“Dahhhh…..”
Setelah Miki dan Ara pergi, Eiki langsung mendekati rak pajangan, lebih tepatnya, pajangan sepatu emas.
Ketika kami lihat, memang benar kata Eiki. Di bawah sepatu itu terdapat secarik kertas bertuliskan Group Cynthia dan Eiki. Eiki mengambilnya.
“Apa tulisannya??” Tanyaku pada Eiki yang kemudian cengo setelah melihat isi tulisan itu. “Teka teki konyol lainnya dari Om Tuti…” Jawabnya.
Aku menghela nafas. “Ampuuun deh, kapan sih ini akan berakhir??” Keluhku, sementara Eiki membacakan teka teki itu padaku.
“Saat sinar keemasan berkilau, ketuklah pintu pada waktunya..”
“Pintu?? Apakah itu kiasan apa memang pintu yang harus kita cari??” Tanyaku putus asa. “Kita cari saja..” Balas Eiki yang tampaknya juga cape meladeni teka teki Om Tuti dan Tante Harumi.
Akhirnya, kami memutuskan untuk mencari pintu yang ada warna emasnya. Saat kami tiba di pintu terakhir…
PRANGGG!!!!!
Dengan kaget aku menoleh ke belakang, demikian juga Eiki. Dan tampaklah Xixi dengan panci di kepalanya dan Ayahku dengan spatula di tangannya. Keduanya tergeletak di bawah. Kasihan Xixi, ia tertimpa oleh tubuh ayahku yang tak bisa di bilang ‘kurus’.
“Ayah….” Kataku sambil sweatdrop. “Hohohoo” Kata ayahku sambil bangkit. “Kebetulan sekali kita bertemu disini!!” Katanya lagi.
“Ayah sengaja kan?? Dan buat apa Panci dan spatula itu?? Kalian mau masak??” Tanyaku sambil menunjuk spatula dan panci itu. Xixi tampak salah tingkah.
“Heh!! Enak saja!! Kami tuh kesini untuk menyelidiki!!” Kata Xixi keceplosan dan langsung di Deathglare sama ayahku.
“Eh, Maksudnya, kami kesini bukan menyelidiki Eiki yang ayah takut dia ngapa ngapain kamu… Eh…” Kata Ayahku yang jelas-jelas dia membuka rahasianya sendiri.
“Begitu yah…” Kataku sambil Deathglare ke Ayahku sendiri. “Kami baik baik saja disini kok, Om Souji..” Timpal Eiki.
“Benar, dan kami sudah akan memecahkan teka teki ini jika Ayah tak mengganggu!! Lagi pula, kenapa Ayah disini?? Bukankah harusnya Ayah mengkhawatirkan Ibu??”
“Memang Ibu kenapa??”
“Dia kan sekamar ma Takuya…” Balasku. Mata Ayah langsung melebar karena kaget dan secepat mungkin ia melesat pergi. Yang anehnya, ia masih sempat menarik Xixi, panci, dan spatulanya.
“Dasar Ayah….” Kataku sementara Eiki tertawa kecil. “Tapi masih mending sikap ayahku dari pada sikap ayahnya Ara..”
“Memang kenapa??” Tanya Eiki. “Yaa…. Sikap Om Kengo sedikit lebih protektif dari pada ayahku.. Kasihan nii-chan~” Balasku.
“Berarti memang Nadine dan diriku cukup beruntung yah..”
“Memang Om Tuti tidak protektif yah??”
“Yah… Om Tuti dan Nadine kan galakan Nadine..” Jelas Eiki, “Tak perlu dilindungi lagi, sudah bisa sendiri katanya..” Sambungnya lagi.
“Khas Nadine……” Kataku sambi mendekati pintu. “Kira-kira dimana yah??” Tanyaku lagi.
“Mari kita pikir dengan simpel. Sinar keemasan…”
“Senter??” Tebakku. Eiki tampak bingung, “Senter??” Tanyanya.
“Lihat, gagang pintu ini berwarna keemasan, jika di sinari pasti akan bercahaya kan??”
“Benar juga..”
Maka Eiki pergi mencari senter, tak lama kemudian dia sudah balik.
“Nah, coba kamu sorotkan, dan aku akan mencari..” Kataku, Eiki mengangguk dan menyalakan senter itu.
Ternyata di balik gagang pintu itu memang ada kertas yang tersembunyi dengan baik, sehingga tak seorang pun akan mengetahui tentang hal itu jika mereka tak menyorotkan senter ke gagang pintu itu.
“Ampuunnn deh…. Om Tuti itu…” Keluhku sambil berusaha mengambil kertas itu.
“Apa tulisannya??” Tanya Eiki sambil mematikan senter.
“Selamat dan Berbahagialah, hadiahmu menanti. Karena kamu telah melewati rintangan dengan kepala dingin, maka kami berikan ikan terbang..” Kataku keras keras.
“Ikan terbang??”
“Konyol..” Kataku sambil menutup kertas itu. “Dingin, ikan, dingin, ikan..” Kata Eiki berulang ulang.
“Danau…” Kata kami bersamaan dan sesaat kemudian kami sudah berada di tepi danau.
“CYNTHIAAAAA~~” Teriak yang siapa lagi kalau bukan Nagayan?? Ia berlari ke arahku dan nyaris menubrukku masuk ke dalam danau. Sementara Naoya dan Eiki hanya cengo.
“Gimana proses pencarian kalian??” Tanya Naoya pada Eiki sementara aku masih berusaha kabur dari pelukan Nagayan.
“Teka teki yang terakhir nih…” Jawab Eiki. “Enaknya!! Kami yang pertama aja belum ketemu!!” Teriak Nagayan.
“Iya iya… Nagayan, lepaskan aku…” Kataku kehabisan nafas karena pelukan Nagayan yang terlalu kencang. Dengan panik Nagayan melepaskanku, aku pun terjatuh ke belakang dan menabrak Naoya dan kami berdua berguling-guling jatuh ke dalam hutan di sebelah danau.
“Ampun deh…” Kata Eiki sambil tertawa sementara Nagayan teriak teriak sambil mengejar kami.
“Eh, ini apa??” Kataku sambil memegang pohon yang tadi kugunakan untuk membantuku berdiri. Ternyata di pohon itu ada gambar smile. Dan saat kulihat di atas pohon itu, ada boneka ikan. Maka kuminta Nagayan untuk mengambilnya.
“Apa itu??” Tanya Eiki sambil menyusul kami. “Entahlah..” Balas Naoya.
Blukk!! Boneka itu di jatuhkan oleh Nagayan dan menimpa kepala Eiki. Aku pun mengambilnya.
“Ada nama kita disini Eiki!!” Teriakku kaget. “Apa?!?!” Kata Eiki tak percaya sambil memegang kepalanya.
“Berarti ini adalah hadiah kita??” Tanya Eiki lagi. “Mungkin, untuk memastikannya mari kita kembali ke villa!!” Kataku sambil berlari.
“Oi!! Tunggu!! Aku ga bisa turun!!” Teriak Nagayan dari atas pohon, sementara Naoya sudah terbahak bahak melihatnya.
:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:- :-:-:-:- :-:-:-:-:-:-:-:- :-:-:-:- :-:-:-:-
“Om TUTIIIII!!!!!!!!!!!!!!~” Teriakku sambil berlari ke arahnya. “Ya??” Balas Om Tuti dengan senyum khasnya.
Dengan kehabisan nafas, aku menyerahkan boneka ikan itu. “Hohohohoho… Kalian berhasil!!” Kata Tante Harumi girang. “Ini hadiah kalian!!” Kata Om Tuti sambil menyerahkan dua bungkusan yang isinya adalah Voucher belanja dan Boneka kucing imut.
“Kalian boleh menunggu yang lain di taman..” Kata Tante Harumi, Om Tuti hanya mengangguk angguk.
“Aku mau balik ke kamar saja. Kau ikut??” Tanya Eiki. Aku menggeleng, “aku tunggu sini aja..”
“Makan malam nanti jam 7, jangan telat yah!! Pembagian tempat duduknya juga lewat undian!!” Teriak Om Tuti memperingatkan.
Ampun deh, Om Tuti itu seneng banget dengan yang namanya undian yah. Pasangan meja makan..
2 Jam Kemudian..
“Semua sudah hadir??” Tanya Om Tuti. “Sudah!!!” Jawab lainnya.
“Kalau begitu mari kita ambil undiannya!!!” Teriak Om Tuti.
“LAGI?!?!?!”
Jumat, 31 Juli 2009
Battle of Love -chapter 1-
Akihiko x Mitsuru nih!!
Di buat saat pelajaran Fisika dan LIA
Battle of Love
-Chapter 1-
---------------------------------------------------------------------------------------
Sanada, Akihiko Sanada, ya, itulah namaku. Aku adalah kapten dari tim tinju di Gekkoukan High School. Aku hanya anak biasa, namun aku tinggal di Dorm bersama ke 9 sahabatku..
Shinjiro Aragaki, sahabatku sejak kecil yang sudah kuanggap saudara kandungku, kadang bahasanya cukup kasar, namun sebenarnya ia sangat baik. Apalagi terhadap binatang..
Minato Arisato, cowok pintar yang pandai memimpin, Ia cukup populer di sekolah, banyak gosip tentangnya, salah satunya adalah gosip bahwa ia playboy. Namun sebagai sahabat, aku tak boleh mempercayai itu, karena tentu saja, itu Cuma gossip~
Yukari Takeba, salah satu gadis populer di sekolah, seorang pemanah yang hebat, kau tak akan mau berhadapan dengan gadis satu ini apabila dia sudah marah.
Junpei Iori, Badut kami yang tak akan tergantikan, penyemangat semua orang dengan tingkah konyolnya..
Fuuka Yamagishi, Gadis alim yang pintar, selalu mencoba membantu orang dengan segenap kemampuannya, koki utama dorm ini.
Aegis, walaupun dia robot, namun dia selalu ramah pada setiap makhluk hidup kecuali Ryoji yang amat dibencinya karena alasan yang kurang jelas..
Ken Amada, anggota dorm termuda, ia baru kelas 5 SD namun ia sangat bersikap dewasa untuk anak seumurannya. Ia sering memandang diriku terlalu tinggi..
Koromaru, anjing yang kami pungut karena pemilik sebelumnya meninggal, ia selalu tahu mana dari kami yang sedang sedih dan ia sangat setia..
dan…
Mitsuru Kirijo…
Ya, Mitsuru adalah sahabatku yang paling spesial. Mesikpun sahabat terdekatku adalah Shinji, namun entah kenapa bagiku, Mitsuru sangat spesial. Banyak gadis di sekolah yang menyatakan cinta padaku, namun aku menolak mereka karena…
-Dorm-
“Akihiko… Bolehkah aku bertanya sesuatu??”
“Apa?? Oh, boleh.. Silahkan saja..” Balasku, wanita berambut merah itu menunduk malu, ya, itulah Mitsuru. Saat ini hanya ada kami berdua di Dorm, kami bertiga (Aku, Shinji dan Mitsuru) pulang cepat. Shinji sedang mengajak anjing kami, Koromaru berjalan jalan sekalian menjemput Ken dari sekolahnya, sedangkan Minato dan yang lainnya masih sekolah.
“Umm…. Bagaimana cara ngomongnya yah… Umm Akihiko…” Mukanya tambah merah karena malu, jantungku langsung deg deg-kan..
“Bagaimana kalau.. kalau kita jalan jalan minggu ini??” Tanya Mitsuru sambil menundukan kepalanya yang merah seperti kepiting rebus.
“Hah?!?!” Tanyaku, dadaku rasanya hampir meledak kegirangan. Mitsuru mengajakku kencan?? Kucoba bersikap tenang seperti biasanya walaupun jantungku rasanya mau copot.
“Boleh.. Kemana??” Balasku, berusaha untuk tenang, aku mengambil kue yang kemarin Fuuka buat.
“Jadi kau mau??”
Aku mengangguk lagi. “Kalau kau setuju, akan kutanya Arisato dan yang lainnya..” Kata Mitsuru lagi.
Kueku jatuh, “Yang lainnya??” Tanyaku tak percaya.
“Iya, aku mempunyai 9 tiket pertandingan baseball yang di adakan di Port Island Stadium minggu ini..”
Aku menghela nafas dan mengambil kueku yang jatuh tadi. “Ada apa Akihiko?? Kau kelihatan kecewa..” Tanya Mitsuru sambil ikut mengambil kue di meja.
“Tidak apa apa..”
Tentu saja aku kecewa, kukira aku dan Mitsuru akan jalan jalan BERDUA. Arti dari BERDUA itu adalah HANYA DIA dan AKU.
“Mitsuru….” Kataku setelah beberapa menit di landa keheningan. Ku putuskan untuk mengatakan perasaanku sekarang.
“Ya??” Balasnya sambil mengalihkan perhatian dari buku dan kuenya.
“Aku… Aku ini… Sebenarnya…. Aku ini.. Sebenarnya.. Aku.. aku… Aku suka padamu!!” Kataku nyaris teriak. Mitsuru tak tampak terkejut.
“Aku juga suka dan sayang padamu Akihiko, dan aku juga sayang semuanya..” Balas Mitsuru cuek sambil membaca bukunya lagi.
“Bukan itu!!”
“Kalau begitu apa??”
“Sebenarnya… Sebenarnya aku ini cin-“
“KAMI PULANGGGGGG!!!!!!!!!!!!!~” Pintu depan pun terbuka lebar dengan keras, dan badut dorm kami masuk dan mengganggu pernyataanku tadi.
“Selamat datang Iori, Takeba, Arisato, dan Yamagishi.. Tadi apa yang hendak kau katakan Akihiko??” Tanya Mitsuru. Aku menggeleng, “Lupakan saja..”
Dua hari kemudian, di pertandingan Baseball…
“Nah, itu tempat duduk kita…” Kata Mitsuru sambil menunjuk sejumlah bangku, sementara ia sendiri duduk di kursi nomor 11.
Kesempatan!! Aku pun berusaha duduk di kursi nomor 10. Namun..
“Mitsuru-san, ini pertandingan antara team apa dengan team apa??”
“Entahlah, Amada. Ini adalah pertama kalinya aku ke pertandingan baseball..” Jawab Mitsuru. Ternyata Ken sudah duduk di sebelah Mitsuru!!
Tenang Akihiko, tenang… Masih ada kursi nomor 12…
“Senpai, kalau kau belum pernah ke pertandingan baseball sebelumnya, darimana kau mendapat tiket sebanyak ini??”
“Ayahku yang memberikannya untukku, Takeba..” Jawab Mitsuru. Ternyata Yukari sudah duduk di sebelahnya dan menghancurkan kesempatanku.
“Aki, sedang apa kau disana?? Ayo duduk!! Pertandingannya sudah mau mulai..” Kata Shinji sambil duduk di kursi nomor 14 di sebelah Fuuka. Aku pun duduk di kursi nomor 15, paling ujung.
Tak lama sejak pertandingan mulai, Junpei tampak kepanasan. Dan tak hanya dia saja, aku pun merasa kepanasan. Tampaknya semua orang juga kepanasan. Tak heran, hari ini sinar matahari sangat panas.
“Akihiko-senpai~ Belikan aku minum donk~” Rengek Junpei.
“Enak saja!! Beli sana sendiri!!”
“Umm, Akihiko…. Bisakah kau membelikan aku minuman juga??” Tanya Mitsuru. Aku tak bisa menolaknya kalau begini, namun ada satu hal yang kutakutkan.
“Aku juga!!!!” Teriak yang lain dan mimpi burukku jadi kenyataan.
“Kenapa aku??”
“Karena kau yang paling dekat dengan tangga, Akihiko..” Jawab Mitsuru. Maka aku tak mungkin menolak lagi karena Mitsuru sudah memberikan aku deathglare walaupun yang lain tak tahu.Dan aku pun berjalan dengan lesu ke arah kantin.
Ternyata, saat aku membeli minuman, Ken dan Minato telah bertukar tempat karena Ken tidak kelihatan. Dan saat aku kembali, Mitsuru dan Minato tengah mengobrol akrab dan mesra. Saat itu juga hatiku terasa sakit..
“Ini dia minuman kalian, Lima Coca cola dan lima fanta..” Kataku dengan lesu. Mereka pun berebutan minuman dan aku pun mengambil fantaku.
“Fantanya habis yah??” Tanya Mitsuru yang memang tadi tak ikut rebutan. “Padahal aku meu fanta..” Kata Mitsuru sambil mengambil Coca Cola yang tersisa.
“Kalau begitu, ambil saja mi-“
“Ambil saja milikku, Mitsuru-senpai..” Kata Minato mendahuluiku.
“Kau tak usah melakukannya Arisato..” Jawab Mitsuru malu malu.
“Tak apa, ambil lah…”
“Te-terima ka-kasih..” Jawab Mitsuru, mukanya memerah senang.
Langsung, pada saat itu juga. Hatiku terasa panas, sakiiit sekali..
Inikah…
Inikah yang dinamakan….
Cemburu karena cinta??
---------------------------------------------------------------------------------------
Akihiko cemburu!!!
Wes…
Kasihan deh.. *di bantai Akihiko dan Caesar*
Disini tak ada yang namanya monster jelek bernama Shadow..
Jadi Minato dan Shinji masih hidup!!!
P.S : Mohon maaf bila ada salah ketik..
Di buat saat pelajaran Fisika dan LIA
Battle of Love
-Chapter 1-
---------------------------------------------------------------------------------------
Sanada, Akihiko Sanada, ya, itulah namaku. Aku adalah kapten dari tim tinju di Gekkoukan High School. Aku hanya anak biasa, namun aku tinggal di Dorm bersama ke 9 sahabatku..
Shinjiro Aragaki, sahabatku sejak kecil yang sudah kuanggap saudara kandungku, kadang bahasanya cukup kasar, namun sebenarnya ia sangat baik. Apalagi terhadap binatang..
Minato Arisato, cowok pintar yang pandai memimpin, Ia cukup populer di sekolah, banyak gosip tentangnya, salah satunya adalah gosip bahwa ia playboy. Namun sebagai sahabat, aku tak boleh mempercayai itu, karena tentu saja, itu Cuma gossip~
Yukari Takeba, salah satu gadis populer di sekolah, seorang pemanah yang hebat, kau tak akan mau berhadapan dengan gadis satu ini apabila dia sudah marah.
Junpei Iori, Badut kami yang tak akan tergantikan, penyemangat semua orang dengan tingkah konyolnya..
Fuuka Yamagishi, Gadis alim yang pintar, selalu mencoba membantu orang dengan segenap kemampuannya, koki utama dorm ini.
Aegis, walaupun dia robot, namun dia selalu ramah pada setiap makhluk hidup kecuali Ryoji yang amat dibencinya karena alasan yang kurang jelas..
Ken Amada, anggota dorm termuda, ia baru kelas 5 SD namun ia sangat bersikap dewasa untuk anak seumurannya. Ia sering memandang diriku terlalu tinggi..
Koromaru, anjing yang kami pungut karena pemilik sebelumnya meninggal, ia selalu tahu mana dari kami yang sedang sedih dan ia sangat setia..
dan…
Mitsuru Kirijo…
Ya, Mitsuru adalah sahabatku yang paling spesial. Mesikpun sahabat terdekatku adalah Shinji, namun entah kenapa bagiku, Mitsuru sangat spesial. Banyak gadis di sekolah yang menyatakan cinta padaku, namun aku menolak mereka karena…
-Dorm-
“Akihiko… Bolehkah aku bertanya sesuatu??”
“Apa?? Oh, boleh.. Silahkan saja..” Balasku, wanita berambut merah itu menunduk malu, ya, itulah Mitsuru. Saat ini hanya ada kami berdua di Dorm, kami bertiga (Aku, Shinji dan Mitsuru) pulang cepat. Shinji sedang mengajak anjing kami, Koromaru berjalan jalan sekalian menjemput Ken dari sekolahnya, sedangkan Minato dan yang lainnya masih sekolah.
“Umm…. Bagaimana cara ngomongnya yah… Umm Akihiko…” Mukanya tambah merah karena malu, jantungku langsung deg deg-kan..
“Bagaimana kalau.. kalau kita jalan jalan minggu ini??” Tanya Mitsuru sambil menundukan kepalanya yang merah seperti kepiting rebus.
“Hah?!?!” Tanyaku, dadaku rasanya hampir meledak kegirangan. Mitsuru mengajakku kencan?? Kucoba bersikap tenang seperti biasanya walaupun jantungku rasanya mau copot.
“Boleh.. Kemana??” Balasku, berusaha untuk tenang, aku mengambil kue yang kemarin Fuuka buat.
“Jadi kau mau??”
Aku mengangguk lagi. “Kalau kau setuju, akan kutanya Arisato dan yang lainnya..” Kata Mitsuru lagi.
Kueku jatuh, “Yang lainnya??” Tanyaku tak percaya.
“Iya, aku mempunyai 9 tiket pertandingan baseball yang di adakan di Port Island Stadium minggu ini..”
Aku menghela nafas dan mengambil kueku yang jatuh tadi. “Ada apa Akihiko?? Kau kelihatan kecewa..” Tanya Mitsuru sambil ikut mengambil kue di meja.
“Tidak apa apa..”
Tentu saja aku kecewa, kukira aku dan Mitsuru akan jalan jalan BERDUA. Arti dari BERDUA itu adalah HANYA DIA dan AKU.
“Mitsuru….” Kataku setelah beberapa menit di landa keheningan. Ku putuskan untuk mengatakan perasaanku sekarang.
“Ya??” Balasnya sambil mengalihkan perhatian dari buku dan kuenya.
“Aku… Aku ini… Sebenarnya…. Aku ini.. Sebenarnya.. Aku.. aku… Aku suka padamu!!” Kataku nyaris teriak. Mitsuru tak tampak terkejut.
“Aku juga suka dan sayang padamu Akihiko, dan aku juga sayang semuanya..” Balas Mitsuru cuek sambil membaca bukunya lagi.
“Bukan itu!!”
“Kalau begitu apa??”
“Sebenarnya… Sebenarnya aku ini cin-“
“KAMI PULANGGGGGG!!!!!!!!!!!!!~” Pintu depan pun terbuka lebar dengan keras, dan badut dorm kami masuk dan mengganggu pernyataanku tadi.
“Selamat datang Iori, Takeba, Arisato, dan Yamagishi.. Tadi apa yang hendak kau katakan Akihiko??” Tanya Mitsuru. Aku menggeleng, “Lupakan saja..”
Dua hari kemudian, di pertandingan Baseball…
“Nah, itu tempat duduk kita…” Kata Mitsuru sambil menunjuk sejumlah bangku, sementara ia sendiri duduk di kursi nomor 11.
Kesempatan!! Aku pun berusaha duduk di kursi nomor 10. Namun..
“Mitsuru-san, ini pertandingan antara team apa dengan team apa??”
“Entahlah, Amada. Ini adalah pertama kalinya aku ke pertandingan baseball..” Jawab Mitsuru. Ternyata Ken sudah duduk di sebelah Mitsuru!!
Tenang Akihiko, tenang… Masih ada kursi nomor 12…
“Senpai, kalau kau belum pernah ke pertandingan baseball sebelumnya, darimana kau mendapat tiket sebanyak ini??”
“Ayahku yang memberikannya untukku, Takeba..” Jawab Mitsuru. Ternyata Yukari sudah duduk di sebelahnya dan menghancurkan kesempatanku.
“Aki, sedang apa kau disana?? Ayo duduk!! Pertandingannya sudah mau mulai..” Kata Shinji sambil duduk di kursi nomor 14 di sebelah Fuuka. Aku pun duduk di kursi nomor 15, paling ujung.
Tak lama sejak pertandingan mulai, Junpei tampak kepanasan. Dan tak hanya dia saja, aku pun merasa kepanasan. Tampaknya semua orang juga kepanasan. Tak heran, hari ini sinar matahari sangat panas.
“Akihiko-senpai~ Belikan aku minum donk~” Rengek Junpei.
“Enak saja!! Beli sana sendiri!!”
“Umm, Akihiko…. Bisakah kau membelikan aku minuman juga??” Tanya Mitsuru. Aku tak bisa menolaknya kalau begini, namun ada satu hal yang kutakutkan.
“Aku juga!!!!” Teriak yang lain dan mimpi burukku jadi kenyataan.
“Kenapa aku??”
“Karena kau yang paling dekat dengan tangga, Akihiko..” Jawab Mitsuru. Maka aku tak mungkin menolak lagi karena Mitsuru sudah memberikan aku deathglare walaupun yang lain tak tahu.Dan aku pun berjalan dengan lesu ke arah kantin.
Ternyata, saat aku membeli minuman, Ken dan Minato telah bertukar tempat karena Ken tidak kelihatan. Dan saat aku kembali, Mitsuru dan Minato tengah mengobrol akrab dan mesra. Saat itu juga hatiku terasa sakit..
“Ini dia minuman kalian, Lima Coca cola dan lima fanta..” Kataku dengan lesu. Mereka pun berebutan minuman dan aku pun mengambil fantaku.
“Fantanya habis yah??” Tanya Mitsuru yang memang tadi tak ikut rebutan. “Padahal aku meu fanta..” Kata Mitsuru sambil mengambil Coca Cola yang tersisa.
“Kalau begitu, ambil saja mi-“
“Ambil saja milikku, Mitsuru-senpai..” Kata Minato mendahuluiku.
“Kau tak usah melakukannya Arisato..” Jawab Mitsuru malu malu.
“Tak apa, ambil lah…”
“Te-terima ka-kasih..” Jawab Mitsuru, mukanya memerah senang.
Langsung, pada saat itu juga. Hatiku terasa panas, sakiiit sekali..
Inikah…
Inikah yang dinamakan….
Cemburu karena cinta??
---------------------------------------------------------------------------------------
Akihiko cemburu!!!
Wes…
Kasihan deh.. *di bantai Akihiko dan Caesar*
Disini tak ada yang namanya monster jelek bernama Shadow..
Jadi Minato dan Shinji masih hidup!!!
P.S : Mohon maaf bila ada salah ketik..
Senin, 27 Juli 2009
Our Family - Chapter 2 -
Yosh!! Chapter 2!! Eh, yang mau ikutan, maksudnya ikut masuk.. Jangan segan segan bilang yah~
------------------------------------------------------------------------------------------
Pagi sabtu yang cerah, seharusnya semua orang pasti senang dengan keadaan ini, namun diriku tidak!! Aku masih sebal dengan kakakku yang ceking kaya anjing gelandangan itu. Kalau saja dia bukan pacar Ara, sudah kuhajar habis habisan dia!!
“Ade~” Ayahku memanggil dari luar, hari ini kami semua memang mau berlibur. Sekolah kami (saya, Nadine dan Ara) serta Sekolah Ai-chan sedang liburan Natal, maka kami, sekeluarga besar berencana menginap di villa pribadi keluarga Nadine.
Maka aku pun bergegas bersiap siap dan satu jam kemudian kami sudah berangkat ke villa.
Villa, 2 jam kemudian..
“Hwoa!!~” Teriak kami sekeluarga kecuali Ibuku yang hanya tersenyum melihat kami, “Keren..” Kata Kakakku sambil loncat loncat.
“Cynthia!!!” dan Aku pun berbalik ke arah suara itu, terlihat Ara, Om Kengo, Tante Kumi dan adiknya Ara, Dimas (tapi kami lebih sering memanggilnya Xixi) berjalan ke arahku.
“Welcome welcome..” Kata Om Tuti, Ayah Nadine yang mengundang kami semua kesini. “Mari masuk, semuanya sudah menunggu di dalam..”
Maka kami semua masuk dan pergi ke ruang santai bersama Om Tuti. Ternyata disana sudah ada Nadine dan Mamanya, Tante Harumi, Om Ito dan Tante Saito, Opa Shogo dan Oma Hiroko, Kakak kakak Nadine : Takuya, Nagayan, Miki, dan Kohei, Ai-chan dan keluarga, dan anehnya, aku melihat Eiki dan bukan itu yang kubingungkan.. Tetapi kenyataan bahwa Eiki datang bersama adiknya, Ken dan Ibunya, Tante Yukari.
“Hooo, semua sudah datang kan?? Kalau begitu mari kita ke ruang makan, semua pasti sudah lapar kan??” Kata Tante Harumi yang di jawab oleh teriakan setuju oleh semuanya.
“Mengapa Ken ada disini??” Tanyaku pada Nadine dengan berbisik.
“Ku minta Eiki membawanya kesini, aku ingin menjodohkannya dengan Ai-chan..” Balas Nadine dengan ketawa setan khasnya.
“Dasar Mak comblang~” Kataku dan Ara bersamaan.
“Ada masalah anak anak??”
“Ahh, tidak kok Tante Chie…” Jawab Ara. Tante Chie adalah ibu Ai-chan, istri dari Om Yosuke tentu saja..
“Kalau begitu, ayo kita makan!! Katanya mereka memasak steak untuk makan siang..” Kata Tante Chie bersemangat. Kami hanya tertawa gugup.
“Kau memang tek pernah bisa berubah yah, Chie..” Kata Papaku yang muncul entah dari mana. Papaku, Mamaku, Om Yosuke dan Tante Chie memang sahabat lama. Kata Mamaku, dia dan papaku adalah mak comblangnya Om Yosuke dan Tante Chie.
“Hahahaha, itu jadi membuatku mengingat masa lalu, Chie..” Sambung mamaku yang juga muncul entah dari mana. Dan mereka berempat (Om Yosuke juga ikut) terus berbicara tentang masa lalu.
“Ayo.. nanti makanannya keburu dingin~” Rengek kakakku yang membuat kami terkejut. Ternyata keluargaku mempunyai kebiasaan untuk muncul di saat yang tak terduga.
Makan siang berlangsung dengan penuh keceriaan. Dan setelah makan siang, kami berkumpul di ruang santai lagi.
“Well, disini banyak Kamar, silahkan pilih. Dan tentang teman sekamar, itu akan kami acak~ Tentu saja kami juga ikut.. Semuanya harus ikut, ya, bahkan Opa Shigi juga~” Kata Tante Harumi semangat.
“Cewek dengan cowok digabung??” Tanya Nagayan. Tante Harumi mengangguk dan di jawab dengan teriakan putus asa dari semua orang kecuali Om Tuti.
“Baiklah!! Mari kita mulai~” Teriak Om Tuti, dan semua orang, mau tidak mau mengambil undian nomor. Dan aku mendapat nomor 11.
“Jadi, saya bacakan pasangannya..”
Semuanya menjadi tegang, berharap dan berdoa.
“Pasangan Pertama!! Nomor 1 dengan nomor 25!!!”
Nadine dan Harumi sendiri maju kedepan. Acarapun berlanjut, dan beginilah pasangannya..
1-25 = Nadine – Tante Harumi
2-10 = Ai-chan - Ken
3-4 = Nagayan - Naoya
5-23 = Shogo- Om Ito
6-20 = Om Kengo - Hiroko
7-18 = Ara - Miki
8-16 = Om Tuti - Tante Kumi
9-28 = Kohei - Tante Yukari
11-13 = Cynthia - Eiki
12-19 = Ayah (Souji) - Xixi
14-27 = Tatsuya - Om Yosuke
15-17 = Ibu (Yukiko) - Takuya
21-24 = Kakakku (Shuuji) - Yoshida
22-26 = Tante Chie- Tante Saito
Beberapa orang menghela nafas pasrah, termasuk diriku. Sekamar dengan pacar Nadine?!?! Mati aku, tapi ada satu hal yang membuatku tersenyum. Ai-chan sekamar dengan Ken!!
“Apes~” Keluhku pada Nadine dan Ara. “Nadine!! Tuker!!” Pintaku lagi.
“Jangan merusak kesenangan Cynthia.. Lagi pula Nadine setuju kan??” Kata Ara dengan pandangan liciknya.
“Itukan karena kalian dengan sesama cewek!!”
“Tenang Cyn, Eiki aman kok!!” Kata Nadine sambil cekikikan. Aku cemberut, “Bukan itu maksudku!!!”
“Ok, tenang semuanya~ Sekarang, silahkan pilih kamar kalian!!” Kata Tante Harumi sambil membawa tasnya.
“Ahhh, kita pilih sekarang??” Tanya Eiki padaku, aku mengangguk.
Segera kami menemukan kamar yang pas. Tak lama kemudian, aku mengetahui, bahwa kamar sebelah kananku adalah kamarnya ayah. Dia pasti sudah berhasil membujuk Xixi. Sebelah kiriku adalah Nagayan, ia pasti juga curiga. Dan di depanku adalah Ibuku, tentu saja. Di sebelah Ibuku adalah kamar kakakku dan di sebelahnya lagi adalah kamar Ara.
Di Depan Kamar Ara adalah Kamar Om Kengo. Sedangkan di lantai 2, kamar Ai-chan paling ujung, depannya adalah Om Tuti, sebelahnya adalah Tatsuya. Sebelah Tatsuya ada Opa Shogo, depannya Om Yosuke, dan di sebelah Om Yosuke adalah Kohei.
Jadi, beginilah petanya :
Lantai 1
Nagayan Kamarku Ayah Om Kengo
Nadine Ibuku Kakak Ara
Lantai 2 :
Ai-chan Tatsuya Opa Shogo
Om Tuti Tante Chie Om Yosuke Kohei
“Jadi.. Kau tidur di kasur yang mana??” Tanya Eiki, “Aku yang ujung saja..” Kataku sambil menunjuk Kasur dekat jendela.
“Cynthia anakku sayang~” Kata Papaku yang langsung masuk dan memberikan deathglare ke Eiki. “Papa mau ngomong dulu sama Eiki yah??” Lanjutnya lagi dengan senyum palsunya.
Tanpa banyak omong, aku pun keluar. Di lorong ternyata Nadine dan Ara juga baru keluar dari kamar mereka.
“Ayah..” Kata kami berbarengan dan kami pun tertawa bareng. Maklum lah, sifat seorang Ayah yang protective pada anaknya yang sedang beranjak remaja.
“Jalan jalan keluar??” Tanya Nadine, yang ternyata benar benar serius tentang menjodohkan Ai-chan dan Ken. Namun Nadine langsung kecewa, kerena Ken belum selesai di ceramahi oleh Om Yosuke.
“Ra, sekarang jam berapa??” Tanya Nadine lesu. “Jam 2..” Balas Ara.
“Bentar lagi acara malam akan di mulai, kita balik ke kamar yuk!!” Ajakku. Mereka setuju, ternyata Ayahku sudah selesai ceramah dan sekrang Eiki sedang mandi.
“Eiki??” Panggilku. “Ya??” Balasnya.
“Jangan lama lama..” Kataku, mungkin karena sudah terbiasa oleh kakakku dan ayah yang kalau mandi bisa ber jam jam.
Tak lama kemudian Eiki keluar, dan gentian aku yang mandi. 20 menit kemudian, aku sudah siap dengan segala sesuatu.
“Acara malamnya apa sih??” Tanya Eiki sambil membaca buku panduan yang di sediakan oleh Om Tuti. “No Idea..” Balasku.
10 menit kemudian kami semua sudah berkumpul di bawah. Semuanya menggunakan baju santai namun sopan.
“Pah, emang acara kali ini apa??” Tanya Kohei. Om Tuti tersenyum.
“Kita akan mencari Harta karun!!” Katanya semangat. “Aku dan mamaku tidak akan ikut karena kami akan menjadi jurinya. Di rumah ini ada beberapa petunjuk untuk setiap kelompok..”
Petunjukku dan Eiki adalah.. “Carilah di bawah sesuatu yang berharga bagi semua orang..”
“Ahhh… ada ide??” Tanya Eiki, aku menggeleng.
“Ada beberapa yang di luar!! Selamat mencoba!! Yang berhasil menemukan harta kelompoknya duluan akan di berikan hadiah!!”
“Yuk, kita cari..” Ajakku..
------------------------------------------------------------------------------------------
Pagi sabtu yang cerah, seharusnya semua orang pasti senang dengan keadaan ini, namun diriku tidak!! Aku masih sebal dengan kakakku yang ceking kaya anjing gelandangan itu. Kalau saja dia bukan pacar Ara, sudah kuhajar habis habisan dia!!
“Ade~” Ayahku memanggil dari luar, hari ini kami semua memang mau berlibur. Sekolah kami (saya, Nadine dan Ara) serta Sekolah Ai-chan sedang liburan Natal, maka kami, sekeluarga besar berencana menginap di villa pribadi keluarga Nadine.
Maka aku pun bergegas bersiap siap dan satu jam kemudian kami sudah berangkat ke villa.
Villa, 2 jam kemudian..
“Hwoa!!~” Teriak kami sekeluarga kecuali Ibuku yang hanya tersenyum melihat kami, “Keren..” Kata Kakakku sambil loncat loncat.
“Cynthia!!!” dan Aku pun berbalik ke arah suara itu, terlihat Ara, Om Kengo, Tante Kumi dan adiknya Ara, Dimas (tapi kami lebih sering memanggilnya Xixi) berjalan ke arahku.
“Welcome welcome..” Kata Om Tuti, Ayah Nadine yang mengundang kami semua kesini. “Mari masuk, semuanya sudah menunggu di dalam..”
Maka kami semua masuk dan pergi ke ruang santai bersama Om Tuti. Ternyata disana sudah ada Nadine dan Mamanya, Tante Harumi, Om Ito dan Tante Saito, Opa Shogo dan Oma Hiroko, Kakak kakak Nadine : Takuya, Nagayan, Miki, dan Kohei, Ai-chan dan keluarga, dan anehnya, aku melihat Eiki dan bukan itu yang kubingungkan.. Tetapi kenyataan bahwa Eiki datang bersama adiknya, Ken dan Ibunya, Tante Yukari.
“Hooo, semua sudah datang kan?? Kalau begitu mari kita ke ruang makan, semua pasti sudah lapar kan??” Kata Tante Harumi yang di jawab oleh teriakan setuju oleh semuanya.
“Mengapa Ken ada disini??” Tanyaku pada Nadine dengan berbisik.
“Ku minta Eiki membawanya kesini, aku ingin menjodohkannya dengan Ai-chan..” Balas Nadine dengan ketawa setan khasnya.
“Dasar Mak comblang~” Kataku dan Ara bersamaan.
“Ada masalah anak anak??”
“Ahh, tidak kok Tante Chie…” Jawab Ara. Tante Chie adalah ibu Ai-chan, istri dari Om Yosuke tentu saja..
“Kalau begitu, ayo kita makan!! Katanya mereka memasak steak untuk makan siang..” Kata Tante Chie bersemangat. Kami hanya tertawa gugup.
“Kau memang tek pernah bisa berubah yah, Chie..” Kata Papaku yang muncul entah dari mana. Papaku, Mamaku, Om Yosuke dan Tante Chie memang sahabat lama. Kata Mamaku, dia dan papaku adalah mak comblangnya Om Yosuke dan Tante Chie.
“Hahahaha, itu jadi membuatku mengingat masa lalu, Chie..” Sambung mamaku yang juga muncul entah dari mana. Dan mereka berempat (Om Yosuke juga ikut) terus berbicara tentang masa lalu.
“Ayo.. nanti makanannya keburu dingin~” Rengek kakakku yang membuat kami terkejut. Ternyata keluargaku mempunyai kebiasaan untuk muncul di saat yang tak terduga.
Makan siang berlangsung dengan penuh keceriaan. Dan setelah makan siang, kami berkumpul di ruang santai lagi.
“Well, disini banyak Kamar, silahkan pilih. Dan tentang teman sekamar, itu akan kami acak~ Tentu saja kami juga ikut.. Semuanya harus ikut, ya, bahkan Opa Shigi juga~” Kata Tante Harumi semangat.
“Cewek dengan cowok digabung??” Tanya Nagayan. Tante Harumi mengangguk dan di jawab dengan teriakan putus asa dari semua orang kecuali Om Tuti.
“Baiklah!! Mari kita mulai~” Teriak Om Tuti, dan semua orang, mau tidak mau mengambil undian nomor. Dan aku mendapat nomor 11.
“Jadi, saya bacakan pasangannya..”
Semuanya menjadi tegang, berharap dan berdoa.
“Pasangan Pertama!! Nomor 1 dengan nomor 25!!!”
Nadine dan Harumi sendiri maju kedepan. Acarapun berlanjut, dan beginilah pasangannya..
1-25 = Nadine – Tante Harumi
2-10 = Ai-chan - Ken
3-4 = Nagayan - Naoya
5-23 = Shogo- Om Ito
6-20 = Om Kengo - Hiroko
7-18 = Ara - Miki
8-16 = Om Tuti - Tante Kumi
9-28 = Kohei - Tante Yukari
11-13 = Cynthia - Eiki
12-19 = Ayah (Souji) - Xixi
14-27 = Tatsuya - Om Yosuke
15-17 = Ibu (Yukiko) - Takuya
21-24 = Kakakku (Shuuji) - Yoshida
22-26 = Tante Chie- Tante Saito
Beberapa orang menghela nafas pasrah, termasuk diriku. Sekamar dengan pacar Nadine?!?! Mati aku, tapi ada satu hal yang membuatku tersenyum. Ai-chan sekamar dengan Ken!!
“Apes~” Keluhku pada Nadine dan Ara. “Nadine!! Tuker!!” Pintaku lagi.
“Jangan merusak kesenangan Cynthia.. Lagi pula Nadine setuju kan??” Kata Ara dengan pandangan liciknya.
“Itukan karena kalian dengan sesama cewek!!”
“Tenang Cyn, Eiki aman kok!!” Kata Nadine sambil cekikikan. Aku cemberut, “Bukan itu maksudku!!!”
“Ok, tenang semuanya~ Sekarang, silahkan pilih kamar kalian!!” Kata Tante Harumi sambil membawa tasnya.
“Ahhh, kita pilih sekarang??” Tanya Eiki padaku, aku mengangguk.
Segera kami menemukan kamar yang pas. Tak lama kemudian, aku mengetahui, bahwa kamar sebelah kananku adalah kamarnya ayah. Dia pasti sudah berhasil membujuk Xixi. Sebelah kiriku adalah Nagayan, ia pasti juga curiga. Dan di depanku adalah Ibuku, tentu saja. Di sebelah Ibuku adalah kamar kakakku dan di sebelahnya lagi adalah kamar Ara.
Di Depan Kamar Ara adalah Kamar Om Kengo. Sedangkan di lantai 2, kamar Ai-chan paling ujung, depannya adalah Om Tuti, sebelahnya adalah Tatsuya. Sebelah Tatsuya ada Opa Shogo, depannya Om Yosuke, dan di sebelah Om Yosuke adalah Kohei.
Jadi, beginilah petanya :
Lantai 1
Nagayan Kamarku Ayah Om Kengo
Nadine Ibuku Kakak Ara
Lantai 2 :
Ai-chan Tatsuya Opa Shogo
Om Tuti Tante Chie Om Yosuke Kohei
“Jadi.. Kau tidur di kasur yang mana??” Tanya Eiki, “Aku yang ujung saja..” Kataku sambil menunjuk Kasur dekat jendela.
“Cynthia anakku sayang~” Kata Papaku yang langsung masuk dan memberikan deathglare ke Eiki. “Papa mau ngomong dulu sama Eiki yah??” Lanjutnya lagi dengan senyum palsunya.
Tanpa banyak omong, aku pun keluar. Di lorong ternyata Nadine dan Ara juga baru keluar dari kamar mereka.
“Ayah..” Kata kami berbarengan dan kami pun tertawa bareng. Maklum lah, sifat seorang Ayah yang protective pada anaknya yang sedang beranjak remaja.
“Jalan jalan keluar??” Tanya Nadine, yang ternyata benar benar serius tentang menjodohkan Ai-chan dan Ken. Namun Nadine langsung kecewa, kerena Ken belum selesai di ceramahi oleh Om Yosuke.
“Ra, sekarang jam berapa??” Tanya Nadine lesu. “Jam 2..” Balas Ara.
“Bentar lagi acara malam akan di mulai, kita balik ke kamar yuk!!” Ajakku. Mereka setuju, ternyata Ayahku sudah selesai ceramah dan sekrang Eiki sedang mandi.
“Eiki??” Panggilku. “Ya??” Balasnya.
“Jangan lama lama..” Kataku, mungkin karena sudah terbiasa oleh kakakku dan ayah yang kalau mandi bisa ber jam jam.
Tak lama kemudian Eiki keluar, dan gentian aku yang mandi. 20 menit kemudian, aku sudah siap dengan segala sesuatu.
“Acara malamnya apa sih??” Tanya Eiki sambil membaca buku panduan yang di sediakan oleh Om Tuti. “No Idea..” Balasku.
10 menit kemudian kami semua sudah berkumpul di bawah. Semuanya menggunakan baju santai namun sopan.
“Pah, emang acara kali ini apa??” Tanya Kohei. Om Tuti tersenyum.
“Kita akan mencari Harta karun!!” Katanya semangat. “Aku dan mamaku tidak akan ikut karena kami akan menjadi jurinya. Di rumah ini ada beberapa petunjuk untuk setiap kelompok..”
Petunjukku dan Eiki adalah.. “Carilah di bawah sesuatu yang berharga bagi semua orang..”
“Ahhh… ada ide??” Tanya Eiki, aku menggeleng.
“Ada beberapa yang di luar!! Selamat mencoba!! Yang berhasil menemukan harta kelompoknya duluan akan di berikan hadiah!!”
“Yuk, kita cari..” Ajakku..
---------------------------------------------------------------------------------------------
Mohon maaf apa bila ada salah ketik~
Thanks to Ara yang membantu saya membuat pasangan kamar, walaupun dia sendiri ga tau~
Langganan:
Postingan (Atom)