Tampilkan postingan dengan label "Our Family". Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label "Our Family". Tampilkan semua postingan

Jumat, 11 September 2009

Our Family -Chapter 4-

“Ayo ayo~” Kata Om Tuti sambil memegang secarik kertas setelah kami semua sudah mengambil undian. Dan kulihat, kuponku pertuliskan angka 7.

Om Tuti pun membacakan undiannya. Ternyata kami akan makan ber 4 dalam satu meja. Pasanganku adalah Ayahku sendiri, dan yang ikut bersama kami adalah Opah Shogo dan Tante Yukari.

“Semuanya harap ke atas dan mempersiapkan diri. Kita kumpul 30 menit lagi!!” Kata Tante Harumi.

“Yahh… Padahal aku sudah lapar~” Rengek kakakku. “Dasar..” gumamku.

“Kamu sekelompok dengan siapa??” Tanya kakakku. “Umm… itu, sama papa, Opah Shogo dan Tante Yukari.. Kalau kamu??”

“Sama Mama, Eiki dan Tante Saito..”

“Hoooo……. Cewek semua yah..”

BLETAKKK!!!!

“AU!!!!”

“Enak aja!! Emang pacarku cewek?!?!” Omel Nadine. Ya, ia tadi memukulku dengan keras. Aku masih memegangi kepalaku sementara Ara tertawa terbahak bahak.

“Ampun bang… Kan Nadine COWOK!!!” Kataku sambil kemudian berlari sembunyi di balik Nagayan.

“Sudahlah Dine…. Ngomong-ngomong, kamu sekelompok dengan siapa??” Tanya Nagayan sambil menahan Nadine yang sudah ingin mencekekku.

“Sama Tatsuya, Oma Hiroko, dan Ken…”

“Hooo….. sama KEN!!!!” Kata Ara bersemangat, “Jangan lupa mata matain yah!!” Balasku.

“Iya, sekalian mata matain Tatsuya juga!!” Balas Nadine yang memang juga agak protektif terhadap Miki.

“Kamu sama siapa kalau begitu Ra??” Tanyaku.

“Sama Yoshida, Kohei dan Tante Harumi…”

“Kalau Nagayan??”

“Sama Naoya…”
“LAGI?!?!” kata Nadine heran. Nagayan tidak memperdulikannya alias cuek.

“Tante Kumi dan Takuya…”

“Kasihan mamamu Ra… Cewek sendiri..” Kataku. Ara nyengir, “Tenang saja, meja papaku pasti bakal di sebelahnya…”

“Hoh.. Kalau tidak salah, papamu sama Xixi kan??” Tebak Nagayan sementara Nadine masih kesal karena tadi di cuekin.

“Iya.. Sama Miki dan Om Tuti…”

“Hai…” Ternyata Ai-chan datang dengan loncat loncat sehingga hampir menabrak meja.

“Eh, Ai-chan sama siapa aja??” Kata Nadine yang sudah bangkit dari ‘ngambek’nya.

“Sama Papa, Mama dan Om Ito..”

“Nyaris keluarga semua yah??” Kata Om Tuti yang tiba tiba muncul di sebelahku. “Papa sama siapa kalau begitu?” Tanya Nagayan.

“Kan tadi sudah di sebut sama Ara!!” Kata Nadine. Nagayan salah tingkah karena tadi ia pikun. “Kalau begitu, Mama sama siapa??” Tanyanya.

“Sama aku kan??” Jawab Ara. Nagayan tambah malu dan sekarang gantian dia yang sembunyi di belakangku. Kami semua tertawa terbahak bahak melihat tingkah Nagayan.

“Oh ya Pa… Kenapa sih, semua pasangan harus di atur dengan undian??” Tanya Nadine. Nagayan juga mengangguk angguk setuju.

“Biar seru aja.. Memang kenapa?? Tak bisa berdua dengan Eiki yah??” Kata Om Tuti sambil melirik Nadine yang sudah mulai kesal lagi.

“Sudah Dine, sabar… Itu kan papa mu…” Kata Ara sambil ia dan Ai-chan menahan Nadine yang sudah hendak mengejar Om Tuti, namun Om Tuti telah melesat pergi.

30 menit kemudian…

“Hwoaaaa!!! MAKAN!!!!!!” Teriak kakakku sambil duduk di kursi terdekat. “Eits!! Jangan duduk dulu!! Pengaturan Kursi belum!!” kata Om Tuti.

“Jangan bilang kalau pakai undian lagi…” Kata Yoshida. Om Tuti hanya tersenyum. “Tidak, sudah ada kok nama namanya. Silahkan di liat..” kata Om Tuti.

Kulihat mejaku bersebelahan dengan meja kelompok Nadine dan meja kelompok Ai-chan!! Tampak Ken yang berarap Ai-chan memandangnya, Nadine yang sedang mengawasi Tatsuya. Tatsuya yang sudah duduk sambil melihat ke arah Miki. Oma Hiroko yang duduk sambil tersenyum ke Opa Shogo. Om Yosuke yang lagi mengenang masa lalu bersama Tante Chie dan Papaku. Tante Yukari yang lagi sibuk dengan bukunya. Dan Om ito yang sedang tidur di kursinya.

Tak lama kemudian makanan di sajikan dan kami semua makan. Setelah itu..

“Semuanya sudah makan dengan tenang??” Tanya Tante Harumi sambil berteriak dan itu di sambut dengan teriakan puas oleh yang lain.

“Ok!! Sekarang kalian semua boleh balik ke kamar dan tidur. Besok pagi kita kumpul jam 9!!!”

Dan kami semua bangkit dan sambil menguap (tidak semuanya sih) pergi ke kamar.

“Malam…” Kataku ke Ara, Nadine dan Ai-chan.

“Malam juga..”

“Oyasumi..”

“Mimpi indah yah!!”

Dan di dalam kamar, Eiki sudah setengah tidur. Cepat amat anak ini kembali ke kamar.

“Cynthia..” Panggil Nagayan dari balik pintu. Maka aku membukakan pintu, “Ya??”

“Umm… Cuma mau mengucapkan selamat malam…” Katanya lalu lari terbirit birit. Aku hanya bisa cengo. “Malam juga!!” Teriakku ke punggung Nagayan sementara ia lari ke kamarnya.

Aku pun masuk ke kamar dan segera terlelap. Ternyata Eiki tidak mengorok seperti kakakku.

-:-:-:-:-:-:-:-:-:-

Paginya, aku di bangunkan dengan suara ribut ayahku dan Nagayan yang mencoba menerobos masuk ke kamarku.

“Cynthia!! Kamu tidak apa apa kan??” Tanya Ayahku dan Nagayan bersamaan membuatku sweatdrop.

“Pagi…” Kata Eiki, tampaknya ia sudah mandi dan hendak jalan jalan. “Aku pergi dulu yah…” Katanya lagi. Aku mengangguk, “Titip salam buat Nadine..”

Muka Eiki memerah, “Kok kamu tau sih??”

“Dengan siapa lagi kamu akan jalan jalan kalau mengenakan pakaian serapi itu??”

Muka Eiki tambah merah, lalu buru buru ia keluar kamar. Ayahku dan Nagayan masih ribut sendiri.

“Sudah, aku tak papa. Kalian tunggulah di luar sementara aku mandi.” Kataku. Tak lama kemudian aku selesai mandi dan berpakaian, kulihat jam kamar dan ternyata masih jam setengah 8. “Masih ada waktu untuk jalan jalan,” pikirku.

Aku keluar kamar dan ternyata hanya Nagayan yang menungguku. “Pagi.. Mau jalan jalan??” Tanyanya. “Ok… Kemana Ayahku??” Jawabku.

“Kencan bareng Ibumu, pagi ini banyak pasangan berjalan jalan. Bahkan Opa Shogo dan Oma Hiroko juga..”

Maka kami mulai berjalan jalan sambil mengobrol tentang macam macam.

“Pagi!!!” Kata Ai-chan sambil berjalan ke arah kami. “Upss… Sorry!!” Katanya lagi sambil berhenti berjalan.

“Sorry kenapa??” Tanyaku. “Sorry karena mengganggu acara romantis kalian!!” Balas Ai-chan sambil berjalan mundur menjauhi kami.

Brukk!! Dan Ai-chan pun menabrak Ken. “Maaf maaf!!” Kata Ai-chan panik sambil membantu Ken berdiri. Muka Ken merah saat menerima uluran tangan Ai-chan.

Aku dan Nagayan berpandang pandangan, dan tanpa sepatah katapun di ucapkan, kami telah setuju untuk pergi membiarkan mereka berdua.

“Ma-Mau Jalan jalan ga??” Tanya Ken gugup, aku dan Nagayan mempercepat langkah.

“Boleh…” Terdengar balasan Ai-chan dari kejauhan.

“YES!!!!!” Teriak kami (saya dan Nagayan) penuh kemenangan, namun lalu kami cepat cepat tutup mulut dan kabur.

Tak lama kemudian kami bertemu dengan Nadine dan Eiki yang sedang sibuk memperdebatkan sesuatu.

“Ada apa??” Tanyaku pada Nadine. “Tidak apa apa. Kami hanya memperdebatkan masalah apakah Ken adalah cowok yang pantas untuk Ai-chan..” Jawab Nadine.

Aku tertawa pelan, Nadine memang sangat protective pada orang orang yang disayanginya. Khususnya para cewek cewek.

“Tadi Ken baru saja mengajak Ai-chan jalan jalan loh..” Kata Nagayan sambil memandang Nadine, penasaran apa ekspresinya.

“Oh itu..” Kata Nadine dan Eiki berbarengan. Muka mereka tidak tampak kaget.

“Kami yang menyarankan hal itu…” Kata Eiki yang kemudian langsung di peluk kakakku dari belakang. “Double date nih??” Katanya.

“Oii…” Kata Ara pelan, sementara Eiki masih berusaha melepaskan pelukan kakakku.

“Wala wala….” Kata seseorang. Kami semua menoleh dan mendapatkan Xixi dengan gaya khasnya sedang menuju kemari.

“Ini namanya bukan Double date alias kencan ganda!! Tapi ini mah Trio date..” Lanjut Xixi.

“Diam kau..” Kata Nadine sambil mengejar Xixi keliling lapangan.

---------------------------------------------------------------------------

Endingnya gaje banget…

Sudahlah….

Minggu, 09 Agustus 2009

Our Family -Chapter 3-

Chapter 3 disini~
Ide tentang di mana harta karunnya di dapat pas pelajaran Sosiologi di sekolah!!

--------------------------------------------------

“Carilah di bawah sesuatu yang berharga bagi semua orang…” Gumam Eiki saat kami berkeliling rumah. “Apakah itu uang?? Itu berharga bagi semua orang kan??”

“Pertama aku juga mengira begitu, namun uang yang mana dan dimana itu yang kita tidak tau, lagi pula tak mungkin Om Tuti meletakan uang sembarangan..” Jelasku, kepalaku serasa berputar putar saat memikirkan teka teki itu.

“Hai~ Kalian sudah ada ide??” kata Ai-chan dan Ken sambil berjalan setengah berlari ke arah kami. Eiki menggeleng, “Kalau kalian??”

“Nol..” Jawab Ken yang terlihat malu malu di sebelah Ai-chan. Aku tersenyum geli. Lumayan lah, untuk refresing kepalaku yang di penuhi teka teki konyol Om Tuti.

“Oh yah, sejak Om Tuti dan Tante Harumi menjadi juri, Nadine-san sama siapa donk??” Tanya Ken padaku, namun Ai-chan lah yang menjawab.
“Mereka tuker pasangan, Nadine jadi sama Tante Kumi..”

Muka Ken langsung bersemu merah. “Ahh, ok deh..”

“Kalau begitu, kami pergi dulu yah!! Harus nyari lagi nih.. Jangan jangan bisa sampai malam..” Kata Ai-chan berjalan menjauh sambil memegang tangan Ken yang tampaknya, mukanya sudah berubah menjadi kepiting rebus.

“Ahh, Cynthia…” Panggil Eiki. “Ya??” Jawabku.

“Kenapa Ken bertingkah aneh bersama Ai-chan?? Biasanya ia selalu tampak tenang di rumah…”

Aku tak bisa menahan tawa lagi, “Ken itu suka sama Ai-chan..” Jawabku di sela sela tawa.

Eiki tampak bingung, “Suka??”

Sambil memegangi perutku yang kesakitan sehabis ketawa, aku memandang Eiki dengan heran. “Kau kakakknya tapi kau tidak tau bahwa dia suka pada Ai-chan.. Ia jatuh cinta pada pandangan pertama kau tau..”

Eiki hanya ber-oooo ria. Sementara aku kembali memikirkan teka teki Om Tuti.

“Carilah di bawah sesuatu yang berharga bagi semua orang..”

“Apakah itu sepatu??” Kata Eiki tiba tiba. “Hah??” Kataku.

“Tadi aku baru menyadari, dan itu juga di dukung karena melihat sepatunya Ken..”

“Coba kita cari kalau begitu.. Kayaknya tadi di rak pajangan ada sepatu emas..” Ajakku. Eiki tak menjawab apa apa, ia hanya mengangguk.

Sesampainya kami di rak sepatu, kami bertemu dangan Ara dan Miki.

“Hai..”

“Hai jugaaaa….”

“Dah nemu petunjuk??” Tanya Miki. Aku mengangguk, “Sudah, baru mau nge-check..” Sambung Eiki.

“Enaknya…” Kata Miki dan Ara bersamaan, “Ya sudah, kami cari lagi yah… Dahhhh…” Kata Ara.

“Dahhhh…..”

Setelah Miki dan Ara pergi, Eiki langsung mendekati rak pajangan, lebih tepatnya, pajangan sepatu emas.

Ketika kami lihat, memang benar kata Eiki. Di bawah sepatu itu terdapat secarik kertas bertuliskan Group Cynthia dan Eiki. Eiki mengambilnya.

“Apa tulisannya??” Tanyaku pada Eiki yang kemudian cengo setelah melihat isi tulisan itu. “Teka teki konyol lainnya dari Om Tuti…” Jawabnya.

Aku menghela nafas. “Ampuuun deh, kapan sih ini akan berakhir??” Keluhku, sementara Eiki membacakan teka teki itu padaku.

“Saat sinar keemasan berkilau, ketuklah pintu pada waktunya..”

“Pintu?? Apakah itu kiasan apa memang pintu yang harus kita cari??” Tanyaku putus asa. “Kita cari saja..” Balas Eiki yang tampaknya juga cape meladeni teka teki Om Tuti dan Tante Harumi.

Akhirnya, kami memutuskan untuk mencari pintu yang ada warna emasnya. Saat kami tiba di pintu terakhir…

PRANGGG!!!!!

Dengan kaget aku menoleh ke belakang, demikian juga Eiki. Dan tampaklah Xixi dengan panci di kepalanya dan Ayahku dengan spatula di tangannya. Keduanya tergeletak di bawah. Kasihan Xixi, ia tertimpa oleh tubuh ayahku yang tak bisa di bilang ‘kurus’.

“Ayah….” Kataku sambil sweatdrop. “Hohohoo” Kata ayahku sambil bangkit. “Kebetulan sekali kita bertemu disini!!” Katanya lagi.

“Ayah sengaja kan?? Dan buat apa Panci dan spatula itu?? Kalian mau masak??” Tanyaku sambil menunjuk spatula dan panci itu. Xixi tampak salah tingkah.

“Heh!! Enak saja!! Kami tuh kesini untuk menyelidiki!!” Kata Xixi keceplosan dan langsung di Deathglare sama ayahku.

“Eh, Maksudnya, kami kesini bukan menyelidiki Eiki yang ayah takut dia ngapa ngapain kamu… Eh…” Kata Ayahku yang jelas-jelas dia membuka rahasianya sendiri.

“Begitu yah…” Kataku sambil Deathglare ke Ayahku sendiri. “Kami baik baik saja disini kok, Om Souji..” Timpal Eiki.

“Benar, dan kami sudah akan memecahkan teka teki ini jika Ayah tak mengganggu!! Lagi pula, kenapa Ayah disini?? Bukankah harusnya Ayah mengkhawatirkan Ibu??”

“Memang Ibu kenapa??”

“Dia kan sekamar ma Takuya…” Balasku. Mata Ayah langsung melebar karena kaget dan secepat mungkin ia melesat pergi. Yang anehnya, ia masih sempat menarik Xixi, panci, dan spatulanya.

“Dasar Ayah….” Kataku sementara Eiki tertawa kecil. “Tapi masih mending sikap ayahku dari pada sikap ayahnya Ara..”

“Memang kenapa??” Tanya Eiki. “Yaa…. Sikap Om Kengo sedikit lebih protektif dari pada ayahku.. Kasihan nii-chan~” Balasku.

“Berarti memang Nadine dan diriku cukup beruntung yah..”

“Memang Om Tuti tidak protektif yah??”

“Yah… Om Tuti dan Nadine kan galakan Nadine..” Jelas Eiki, “Tak perlu dilindungi lagi, sudah bisa sendiri katanya..” Sambungnya lagi.

“Khas Nadine……” Kataku sambi mendekati pintu. “Kira-kira dimana yah??” Tanyaku lagi.

“Mari kita pikir dengan simpel. Sinar keemasan…”

“Senter??” Tebakku. Eiki tampak bingung, “Senter??” Tanyanya.

“Lihat, gagang pintu ini berwarna keemasan, jika di sinari pasti akan bercahaya kan??”

“Benar juga..”
Maka Eiki pergi mencari senter, tak lama kemudian dia sudah balik.

“Nah, coba kamu sorotkan, dan aku akan mencari..” Kataku, Eiki mengangguk dan menyalakan senter itu.

Ternyata di balik gagang pintu itu memang ada kertas yang tersembunyi dengan baik, sehingga tak seorang pun akan mengetahui tentang hal itu jika mereka tak menyorotkan senter ke gagang pintu itu.

“Ampuunnn deh…. Om Tuti itu…” Keluhku sambil berusaha mengambil kertas itu.

“Apa tulisannya??” Tanya Eiki sambil mematikan senter.

“Selamat dan Berbahagialah, hadiahmu menanti. Karena kamu telah melewati rintangan dengan kepala dingin, maka kami berikan ikan terbang..” Kataku keras keras.

“Ikan terbang??”

“Konyol..” Kataku sambil menutup kertas itu. “Dingin, ikan, dingin, ikan..” Kata Eiki berulang ulang.

“Danau…” Kata kami bersamaan dan sesaat kemudian kami sudah berada di tepi danau.

“CYNTHIAAAAA~~” Teriak yang siapa lagi kalau bukan Nagayan?? Ia berlari ke arahku dan nyaris menubrukku masuk ke dalam danau. Sementara Naoya dan Eiki hanya cengo.

“Gimana proses pencarian kalian??” Tanya Naoya pada Eiki sementara aku masih berusaha kabur dari pelukan Nagayan.

“Teka teki yang terakhir nih…” Jawab Eiki. “Enaknya!! Kami yang pertama aja belum ketemu!!” Teriak Nagayan.

“Iya iya… Nagayan, lepaskan aku…” Kataku kehabisan nafas karena pelukan Nagayan yang terlalu kencang. Dengan panik Nagayan melepaskanku, aku pun terjatuh ke belakang dan menabrak Naoya dan kami berdua berguling-guling jatuh ke dalam hutan di sebelah danau.

“Ampun deh…” Kata Eiki sambil tertawa sementara Nagayan teriak teriak sambil mengejar kami.

“Eh, ini apa??” Kataku sambil memegang pohon yang tadi kugunakan untuk membantuku berdiri. Ternyata di pohon itu ada gambar smile. Dan saat kulihat di atas pohon itu, ada boneka ikan. Maka kuminta Nagayan untuk mengambilnya.

“Apa itu??” Tanya Eiki sambil menyusul kami. “Entahlah..” Balas Naoya.

Blukk!! Boneka itu di jatuhkan oleh Nagayan dan menimpa kepala Eiki. Aku pun mengambilnya.

“Ada nama kita disini Eiki!!” Teriakku kaget. “Apa?!?!” Kata Eiki tak percaya sambil memegang kepalanya.

“Berarti ini adalah hadiah kita??” Tanya Eiki lagi. “Mungkin, untuk memastikannya mari kita kembali ke villa!!” Kataku sambil berlari.

“Oi!! Tunggu!! Aku ga bisa turun!!” Teriak Nagayan dari atas pohon, sementara Naoya sudah terbahak bahak melihatnya.

:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:- :-:-:-:- :-:-:-:-:-:-:-:- :-:-:-:- :-:-:-:-

“Om TUTIIIII!!!!!!!!!!!!!!~” Teriakku sambil berlari ke arahnya. “Ya??” Balas Om Tuti dengan senyum khasnya.

Dengan kehabisan nafas, aku menyerahkan boneka ikan itu. “Hohohohoho… Kalian berhasil!!” Kata Tante Harumi girang. “Ini hadiah kalian!!” Kata Om Tuti sambil menyerahkan dua bungkusan yang isinya adalah Voucher belanja dan Boneka kucing imut.

“Kalian boleh menunggu yang lain di taman..” Kata Tante Harumi, Om Tuti hanya mengangguk angguk.

“Aku mau balik ke kamar saja. Kau ikut??” Tanya Eiki. Aku menggeleng, “aku tunggu sini aja..”

“Makan malam nanti jam 7, jangan telat yah!! Pembagian tempat duduknya juga lewat undian!!” Teriak Om Tuti memperingatkan.

Ampun deh, Om Tuti itu seneng banget dengan yang namanya undian yah. Pasangan meja makan..

2 Jam Kemudian..

“Semua sudah hadir??” Tanya Om Tuti. “Sudah!!!” Jawab lainnya.

“Kalau begitu mari kita ambil undiannya!!!” Teriak Om Tuti.

“LAGI?!?!?!”

Senin, 27 Juli 2009

Our Family - Chapter 2 -

Yosh!! Chapter 2!! Eh, yang mau ikutan, maksudnya ikut masuk.. Jangan segan segan bilang yah~

------------------------------------------------------------------------------------------

Pagi sabtu yang cerah, seharusnya semua orang pasti senang dengan keadaan ini, namun diriku tidak!! Aku masih sebal dengan kakakku yang ceking kaya anjing gelandangan itu. Kalau saja dia bukan pacar Ara, sudah kuhajar habis habisan dia!!

“Ade~” Ayahku memanggil dari luar, hari ini kami semua memang mau berlibur. Sekolah kami (saya, Nadine dan Ara) serta Sekolah Ai-chan sedang liburan Natal, maka kami, sekeluarga besar berencana menginap di villa pribadi keluarga Nadine.

Maka aku pun bergegas bersiap siap dan satu jam kemudian kami sudah berangkat ke villa.

Villa, 2 jam kemudian..

“Hwoa!!~” Teriak kami sekeluarga kecuali Ibuku yang hanya tersenyum melihat kami, “Keren..” Kata Kakakku sambil loncat loncat.

“Cynthia!!!” dan Aku pun berbalik ke arah suara itu, terlihat Ara, Om Kengo, Tante Kumi dan adiknya Ara, Dimas (tapi kami lebih sering memanggilnya Xixi) berjalan ke arahku.

“Welcome welcome..” Kata Om Tuti, Ayah Nadine yang mengundang kami semua kesini. “Mari masuk, semuanya sudah menunggu di dalam..”

Maka kami semua masuk dan pergi ke ruang santai bersama Om Tuti. Ternyata disana sudah ada Nadine dan Mamanya, Tante Harumi, Om Ito dan Tante Saito, Opa Shogo dan Oma Hiroko, Kakak kakak Nadine : Takuya, Nagayan, Miki, dan Kohei, Ai-chan dan keluarga, dan anehnya, aku melihat Eiki dan bukan itu yang kubingungkan.. Tetapi kenyataan bahwa Eiki datang bersama adiknya, Ken dan Ibunya, Tante Yukari.

“Hooo, semua sudah datang kan?? Kalau begitu mari kita ke ruang makan, semua pasti sudah lapar kan??” Kata Tante Harumi yang di jawab oleh teriakan setuju oleh semuanya.

“Mengapa Ken ada disini??” Tanyaku pada Nadine dengan berbisik.

“Ku minta Eiki membawanya kesini, aku ingin menjodohkannya dengan Ai-chan..” Balas Nadine dengan ketawa setan khasnya.

“Dasar Mak comblang~” Kataku dan Ara bersamaan.

“Ada masalah anak anak??”

“Ahh, tidak kok Tante Chie…” Jawab Ara. Tante Chie adalah ibu Ai-chan, istri dari Om Yosuke tentu saja..

“Kalau begitu, ayo kita makan!! Katanya mereka memasak steak untuk makan siang..” Kata Tante Chie bersemangat. Kami hanya tertawa gugup.

“Kau memang tek pernah bisa berubah yah, Chie..” Kata Papaku yang muncul entah dari mana. Papaku, Mamaku, Om Yosuke dan Tante Chie memang sahabat lama. Kata Mamaku, dia dan papaku adalah mak comblangnya Om Yosuke dan Tante Chie.

“Hahahaha, itu jadi membuatku mengingat masa lalu, Chie..” Sambung mamaku yang juga muncul entah dari mana. Dan mereka berempat (Om Yosuke juga ikut) terus berbicara tentang masa lalu.

“Ayo.. nanti makanannya keburu dingin~” Rengek kakakku yang membuat kami terkejut. Ternyata keluargaku mempunyai kebiasaan untuk muncul di saat yang tak terduga.

Makan siang berlangsung dengan penuh keceriaan. Dan setelah makan siang, kami berkumpul di ruang santai lagi.

“Well, disini banyak Kamar, silahkan pilih. Dan tentang teman sekamar, itu akan kami acak~ Tentu saja kami juga ikut.. Semuanya harus ikut, ya, bahkan Opa Shigi juga~” Kata Tante Harumi semangat.

“Cewek dengan cowok digabung??” Tanya Nagayan. Tante Harumi mengangguk dan di jawab dengan teriakan putus asa dari semua orang kecuali Om Tuti.

“Baiklah!! Mari kita mulai~” Teriak Om Tuti, dan semua orang, mau tidak mau mengambil undian nomor. Dan aku mendapat nomor 11.

“Jadi, saya bacakan pasangannya..”

Semuanya menjadi tegang, berharap dan berdoa.

“Pasangan Pertama!! Nomor 1 dengan nomor 25!!!”

Nadine dan Harumi sendiri maju kedepan. Acarapun berlanjut, dan beginilah pasangannya..

1-25 = Nadine – Tante Harumi
2-10 = Ai-chan - Ken
3-4 = Nagayan - Naoya
5-23 = Shogo- Om Ito
6-20 = Om Kengo - Hiroko
7-18 = Ara - Miki
8-16 = Om Tuti - Tante Kumi
9-28 = Kohei - Tante Yukari
11-13 = Cynthia - Eiki
12-19 = Ayah (Souji) - Xixi
14-27 = Tatsuya - Om Yosuke
15-17 = Ibu (Yukiko) - Takuya
21-24 = Kakakku (Shuuji) - Yoshida
22-26 = Tante Chie- Tante Saito


Beberapa orang menghela nafas pasrah, termasuk diriku. Sekamar dengan pacar Nadine?!?! Mati aku, tapi ada satu hal yang membuatku tersenyum. Ai-chan sekamar dengan Ken!!

“Apes~” Keluhku pada Nadine dan Ara. “Nadine!! Tuker!!” Pintaku lagi.

“Jangan merusak kesenangan Cynthia.. Lagi pula Nadine setuju kan??” Kata Ara dengan pandangan liciknya.

“Itukan karena kalian dengan sesama cewek!!”

“Tenang Cyn, Eiki aman kok!!” Kata Nadine sambil cekikikan. Aku cemberut, “Bukan itu maksudku!!!”

“Ok, tenang semuanya~ Sekarang, silahkan pilih kamar kalian!!” Kata Tante Harumi sambil membawa tasnya.

“Ahhh, kita pilih sekarang??” Tanya Eiki padaku, aku mengangguk.

Segera kami menemukan kamar yang pas. Tak lama kemudian, aku mengetahui, bahwa kamar sebelah kananku adalah kamarnya ayah. Dia pasti sudah berhasil membujuk Xixi. Sebelah kiriku adalah Nagayan, ia pasti juga curiga. Dan di depanku adalah Ibuku, tentu saja. Di sebelah Ibuku adalah kamar kakakku dan di sebelahnya lagi adalah kamar Ara.

Di Depan Kamar Ara adalah Kamar Om Kengo. Sedangkan di lantai 2, kamar Ai-chan paling ujung, depannya adalah Om Tuti, sebelahnya adalah Tatsuya. Sebelah Tatsuya ada Opa Shogo, depannya Om Yosuke, dan di sebelah Om Yosuke adalah Kohei.

Jadi, beginilah petanya :

Lantai 1

Nagayan Kamarku Ayah Om Kengo

Nadine Ibuku Kakak Ara

Lantai 2 :

Ai-chan Tatsuya Opa Shogo

Om Tuti Tante Chie Om Yosuke Kohei

“Jadi.. Kau tidur di kasur yang mana??” Tanya Eiki, “Aku yang ujung saja..” Kataku sambil menunjuk Kasur dekat jendela.

“Cynthia anakku sayang~” Kata Papaku yang langsung masuk dan memberikan deathglare ke Eiki. “Papa mau ngomong dulu sama Eiki yah??” Lanjutnya lagi dengan senyum palsunya.

Tanpa banyak omong, aku pun keluar. Di lorong ternyata Nadine dan Ara juga baru keluar dari kamar mereka.

“Ayah..” Kata kami berbarengan dan kami pun tertawa bareng. Maklum lah, sifat seorang Ayah yang protective pada anaknya yang sedang beranjak remaja.

“Jalan jalan keluar??” Tanya Nadine, yang ternyata benar benar serius tentang menjodohkan Ai-chan dan Ken. Namun Nadine langsung kecewa, kerena Ken belum selesai di ceramahi oleh Om Yosuke.

“Ra, sekarang jam berapa??” Tanya Nadine lesu. “Jam 2..” Balas Ara.

“Bentar lagi acara malam akan di mulai, kita balik ke kamar yuk!!” Ajakku. Mereka setuju, ternyata Ayahku sudah selesai ceramah dan sekrang Eiki sedang mandi.

“Eiki??” Panggilku. “Ya??” Balasnya.

“Jangan lama lama..” Kataku, mungkin karena sudah terbiasa oleh kakakku dan ayah yang kalau mandi bisa ber jam jam.

Tak lama kemudian Eiki keluar, dan gentian aku yang mandi. 20 menit kemudian, aku sudah siap dengan segala sesuatu.

“Acara malamnya apa sih??” Tanya Eiki sambil membaca buku panduan yang di sediakan oleh Om Tuti. “No Idea..” Balasku.

10 menit kemudian kami semua sudah berkumpul di bawah. Semuanya menggunakan baju santai namun sopan.

“Pah, emang acara kali ini apa??” Tanya Kohei. Om Tuti tersenyum.

“Kita akan mencari Harta karun!!” Katanya semangat. “Aku dan mamaku tidak akan ikut karena kami akan menjadi jurinya. Di rumah ini ada beberapa petunjuk untuk setiap kelompok..”

Petunjukku dan Eiki adalah.. “Carilah di bawah sesuatu yang berharga bagi semua orang..”

“Ahhh… ada ide??” Tanya Eiki, aku menggeleng.

“Ada beberapa yang di luar!! Selamat mencoba!! Yang berhasil menemukan harta kelompoknya duluan akan di berikan hadiah!!”

“Yuk, kita cari..” Ajakku..
---------------------------------------------------------------------------------------------
Mohon maaf apa bila ada salah ketik~
Thanks to Ara yang membantu saya membuat pasangan kamar, walaupun dia sendiri ga tau~

Sabtu, 25 Juli 2009

Our Family - Chapter 1 -

FanFic khusus untuk Ara, Nadine dan Ai-chan..
Enjoy…

OUR FAMILY
Chapter 1

Pagi ini indah seperti biasanya, suara ibuku yang nyaring sudah bergema pagi ini.. Pasti karena kakak ku~

Oh, saya lupa mengenalkan diri. Namaku Hayashi Cynthia. Saya adalah gadis biasa dari keluarga yang tampaknya biasa saja. Namun….

“CYNTHIA!!!!! MAU SAMPAI KAPAN TIDUR!!!!!! SUDAH PAGI TAU!!!!!!”

“BENTAR!!!!”

Itu pasti kakakku, jika tidak teriak teriak setiap pagi pasti mulutnya gatal. Maka saya pun bergegas mandi dan berpakaian sebelum ia teriak lagi.

Di bawah, kakakku tengah makan dan ayahku sedang membaca komik *??!!* sementara Ibuku mempersiapkan bekalku.

Kakakku, Hayashi Shuuji, tengah kuliah jurusan musik. Kakakku SANGAT bandel, tak jarang kami bertengkar. Sebenarnya ia cukup baik kalau dia MAU.

Ayahku, Hayashi Souji adalah seorang direktur perusahaan kue. Jadi kakakku dan diriku sering makan kue. Terutama kakakku yang merupakan penggemar berat kue.

Ibuku, Amagi Yukiko, tapi sekarang ia menjadi Hayashi Yukiko. Ia adalah seorang ibu rumah tangga. Masakannya adalah yang terbaik!!

Pagi ini saya diantar oleh kakakku seperti biasa. Dan tanpa kusadari, ia tengah senyum senyum sendiri ke gerbang sekolah. Tiba tiba ia sudah berjalan dengan gugup ke sana.

Ternyata!!! Di sana ada pacarnya tercinta, Ara, yang merupakan salah satu sahabatku. Sebelum kakakku pergi terlalu jauh, ku berteriak padanya.

“ADUHH, BAHAGIANYA~ PAGI PAGI SUDAH KETEMU PACAR!!!!!”

“Diem kamu!!” Balas kakakku dengan muka merah. “Siapa bilang saya aja, tuh liat!!” Lanjutnya sambil menunjuk ke arah lain dari pintu gerbang yang ia tuju. Disitu ada sahabatku yang lain, Nadine dan kakakknya, Nagayan, yang merupakan pacarku. Dan sepertinya mukaku ikut memerah.

“Bener kan??” Tanya kakakku sinis, maka kupukul kakinya dan lari ke gerbang sekolah sambil menjemput Nadine dan Ara.

“Disini dilarang berpacaran!!!” Teriakku pada kakakku sebelum masuk sekolah.

------

“Enak yah kalian, tiap pagi bisa ketemu pacar…” Keluh Nadine, Saya dan Ara hanya bisa tertawa pelan.

“Habis Eiki juga agak sibuk kan?? Mengurus toko bunga sendirian??” Tanya Ara

Nadine menggeleng, “Adiknya kan juga membantu..”

“Hah?? Eiki punya adik??” Tanyaku tidak percaya. Nadine mengangguk, “Baru pulang dari Amerika katanya”

“Siapa namanya??” Tanyaku dan Ara berbarengan. “Kitamura Ken kalau tidak salah..” Jawab Nadine.

“oooooooo” Inez kami (saya dan Ara) berbarengan.

Nadine sweatdrop. “Hari ini kita ada janjian dengan Ai-chan kan?? Ngumpul dimana??” Tanyaku.

“Di rumah Ara, agar kalian berdua tidak seperti tomat setiap saat..” Jawab Nadine. Mukaku dan Ara memerah.

Sepulang sekolah.. Rumah Ara *kenapa kaya Persona yah??*

“Ai-CHAN~~” Teriak kami bertiga bebarengan..

Saya lupa menjelaskan, Nadine dan Ara adalah sepupu, sedangkan Aiko, yang biasanya kami sapa Ai-chan, adalah calon ade iparnya kakak Nadine yang satu lagi, Miki.

“Ai-chan hari ini mau kemana??” Tanya Ara..

“Mau beli bunga buat Tatsuya nii-chan… Dia nitip, katanya buat Miki.”

“Ya.. Kalau gitu kita ke toko bunga Kitamura gimana??” Tanyaku sambil melirik Nadine..

“Ok saja..” Kata Nadine cuek. Dia memang bukan tipe cewek yang mukanya sering merah. Dan itu yang sering membuat kami kecewa..

Pergi ke toko bunga Kitamura kami diantar oleh papanya Ara, Om Kengo..

“Jangan pulang malam malam ya Ra..” Pesan Om Kengo. “Dan putuslah dengan Shuuji..” Lanjutnya sambil menyalakan mesin mobil.

Yup, Om Kengo dari dahulu tidak menyukai kakakku, ia tak ingin Ara jadian dengannya, sedangkan Ara sangat mencintai kakakku. Karena itu mereka berdua sering bertengkar..

“Ayah kan tahu, kalau itu tak akan mungkin terjadi..” Bisik Ara pada kami semua yang sudah menahan tawa.

“Nadine??”

Eiki menepuk pundak Nadine dan kami pun terkejut. “Benar kan!! Ada yang bisa kami bantu??” Tanya Eiki dengan sedikit malu.

“Kami??” Tanya Ai-chan. Eiki mengangguk, “Memangnya Nadine belum cerita?? Orangtua dan adikku baru pulang dari Amerika, mereka membantuku sekarang.. Yah, Ayahku masih agak sibuk, jadi ia hanya sedikit membantu..”

“Jangan bilang begitu tentang bapakmu Ei-chan!!” Teriak seorang wanita cantik berpakaian serba pink yang keluar dari toko diikuti oleh cowok ganteng yang kira kira 1 tahun lebih muda dari Eiki.

Eiki, Kitamura Eiki adalah pacar Nadine yang membuka usaha sendiri, yaitu toko bunga.

“Maafkan aku mama….”

“Jadi kau yang bernama Nadine, selera Ei-chan keren juga. Dan kalian pasti Cynthia, Ara dan Ai-chan. Ei-chan sering nge-gossip tentang kalian..”

Kami hanya bisa sweatdrop, bagaimanapun juga dia itu lebih tua…

“Oh!! Saya lupa mengenalkan diri, namaku Takeba Yukari. Namun, setelah menikah dengan Kitamura Junpei, suamiku yang sekarang, namaku jadi Kitamura Yukari..” Kata Tante Yukari centil. “Dan ini anak keduaku, Kitamura Ken..”

“Alooo…” Kata kami berbarengan. Ken hanya mengangguk.

“Silahkan masuk..” Kata Eiki kemudian..

Maka kami masuk ke toko, dan membiarkan Ai-chan memilih bunga. Tiba-tiba Ara menyenggol tanganku..

“Lihat si Ken deh, dia dari tadi ngelihatin Ai-chan terus!!” Bisik Ara bersemangat. Ketika kulihat, ternyata….. EMANG BENER!!!

Maka kami memberitahu Nadine, tentunya berbisik juga. Dan pada saat itu juga, kami memutuskan untuk jadi ‘Mak Comblang’

Setelah Ai-chan memilih dan membeli bunganya, kami pun berkunjung ke Rumah Ai-chan.
“I’M HOOOOOOMMMMMMEEEEEEE!!!!!~” Teriak Ai-chan.

“Aduh dedek baru pulang~” Teriak Om Yosuke lebay ingin memeluk Ai-chan, tapi sudah di serobot oleh Tatsuya, kakak Ai-chan yang ke 3

“Mana bunganya??” Tanyanya. Kemudian ia melihat Nadine. “Nadine!! Gimana kabar Mikiku tercinta??”

“ehhh… Baik baik saja….” Jawab Nadine.

WEBEK WEBEK

Ternyata Hp Nadine bunyi, “Wah, sepertinya saya sudah di suruh pulang. Nagayan nii-chan sudah di jalan menuju sini..”

“Kalau gitu saya dan Cynthia juga mohon diri.. Nadine kita bareng yah!!” Kata Ara. Maka kami bertiga menunggu di depan.

Din din!! Dan Nagayan dan mobilnya sudah muncul di depan kami. Nadine membisikan sesuatu ke Nagayan yang membuat mukanya merah, dan firasatku ga enak.

Dan ternyata benar, Nagayan langsung ke rumah Nadine dan Ara. Jadi saya hanya berduaan dalam perjalanan menuju rumahku. Tak terasa hari pun mulai gelap.

Sesampainya di depan rumahku..

“Terima kasih yah, sudah mengantarku..” Kataku. Kurasa mukaku memerah, dan kulihat mukanya juga memerah.

“Sama sama, kalau begitu. Selamat malam..” Katanya sambil memegang tanganku.

“EHEM!!” Kata dua suara berbarengan. Ternyata Ayahku dan kakakk tengah mengintip.

“Ya ya selamat malam. Ayo Cynthia, kita masuk. Di luar dingin.” Kata Ayahku sementara kakakku menahan tawa, akan kubalas dia nanti.

“Ya, kalau begitu saya mohon diri dulu. Selamat malam Om, Shuuji dan Cynthia..” Pamit Nagayan dan ia pun pergi.

“Malam…” Kata kami bertiga berbarengan. Lalu Ayahku masuk ke rumah, dan kuteriaki kakakku.

“Pasti ini gara gara kamu!!”

“Kena deh kamu!!”

Dan teruslah pertarungan kami sampai Ibuku menyuuh kami masuk.


Chapter 1
END

Selesai!!
Berikut adalah Komentar Inez selama saya menulis..


Saya : “Ei-chan sering nge-gossip tentang kalian…..” *nulis*

Inez : “MARAH DONK MARAH!!!!”


Saya : “Kami hanya bisa sweatdrop, bagaimanapun juga dia itu lebih tua…” *nulis*

Inez : “Ko Cuma sweatdrop?? MARAH DONK!! MARAH!!!!”

Saya : *deathglare ke Inez*


Saya : “Kitamura Junpei, suamiku yang sekarang” *nulis*

Inez : “emang suaminya ada berapa??”

Saya : *ketawa sambil mukulil Inez*


Saya : “mengangguk” *nulis*

Inez : “mengangguk guk guk!!”


Saya : “Ara menyenggol…..” *nulis*

Inez : “Menyenggol pantatku”


Saya : “Lihat si Ken deh, dia dari tadi…..” *nulis*

Inez : “dari tadi nangis terisak isak”


Saya : “tadi ngelihatin Ai-chan terus!!” Bisik Ara bersemangat” *nulis*

Inez : “tadi ngelihatin Ai-chan terus!!” *teriak*

Saya : “kan Tulisannya BISIK!!!”


Saya : “Maka kami memberitahu Nadine” *nulis*

Inez : “Nge GOSSIP”


Saya : “berkunjung ke Rumah Ai-chan” *nulis*

Inez : “pulang sekolah kok mampir mampir?? Anak Nakal…”


Lalu ini percakapan saya dan Inez…


Saya nanya : “Bagusan mana, Isaka Yosuke dan Isaka Chie apa Isaka Minato dan Isaka Aegis??”

Inez : “Isaka Chie..”

Saya : “Isaka Yosuke dan Isaka Chie tadi??”

Inez : “Iya, kok Chie ma Yosuke??”

Saya : emang maunya sama siapa??

Inez : sama Minato..

Saya : “MINATO DARI PERSONA 3!!!”

Karena percakapan diatas ini, Perut saya jadi sakiiiiiit banget..
Ps : Mohon maaf apabila ada salah ketik~