Minggu, 23 Agustus 2009

Memories In The Rain -Chapter 1-

FanFic Persona 4!!!

Memories in The Rain

Chapter 1
-Who Are You??-



“Dimana aku??” Tanyaku. Benar, aku bangun pagi itu, dan aku sama sekali tak mengenali sekelilingku. Bahkan, aku tak tau siapa diriku.

“Nona Yukiko, apakah kau sudah bangun??”

Aku terkejut setengah mati, pintu kamarku, ya, pintu kamar ini di ketuk oleh seseorang.

“Ummm…. Ano…” Jawabku terbata bata karena bingung. Namun sepertinya itu sudah di anggap jawaban yang ‘cukup’ oleh ‘seseorang’ itu.

“Sarapan sudah siap, Nona Chie bisa datang kapan saja. Segeralah mandi, Nona Yukiko..” Kata seorang wanita berpakaian rapi sambil membungkuk padaku. Ia tampak seperti pelayan.

“Maaf, tapi.. Kamu siapa yah??” Tanyaku. Namun yang menjawab bukan wanita yang membungkuk padaku melainkan suara dari tas yang jatuh dari tangan seorang wanita cantik yang sekarang sedang berdiri di depan kamar.

“Yukiko!!” Teriaknya, ia tampak marah dan kaget. “Jangan bercanda seperti itu!!”

“Anda siapa??” Tanyaku lagi. “Dan apa maksudmu dengan bercanda??”

Wanita itu sudah tampak ingin menangis, sementara sang pelayan (atau kupikir begitu) menutup mulutnya tak percaya.

“Sakuno-san, cepat panggil dokter kemari!!” Teriak wanita itu. Pelayan yang tadi di panggil Sakuno segera berlari.

Tak lama kemudian, dokter datang. Setelah memeriksaku, Ia berkata pelan pada Wanita itu. Kata katanya seperti, “Ia menderita Amnesia..”

Setelah Dokter berkata begitu, wanita itu menangis. Terdengar juga bunyi ribut di bawah. Terdengar suara teriakan seorang gadis.

“YUKIKO!!!!” Teriak seorang gadis sambil memasuki kamar. “Apakah benar kamu amnesia?? Katakan bahwa itu tak benar..”

“Maaf.. Kamu siapa??” Tanyaku pada gadis berambut cokelat pendek itu. “Ini aku!! Chie sahabatmu!!” Jawab gadis yang ternyata bernama Chie itu.

“Dok, apakah dia bisa sembuh??” Tanya Wanita itu kepada dokter. “Asalkan kita bisa membuatnya mengingat sedikit demi sedikit dan mengetahui penyebabnya. Kita mungkin bisa…”

“Yukiko….” Kata Chie, tampaknya ia sudah mau menangis. Ya, sepertinya aku terkena Amnesia. Aku sendiri tidak mengingat apa apa.

“Ada baiknya kalau dia kita bawa ke sekolah untuk membantunya mengingat kembali, Chie..” Kata Wanita itu setelah dokter pergi. “Akan ku buatkan surat sementara kau membantunya bersiap siap… Kalian akan mulai masuk setelah istirahat. Maaf telah merepotkanmu Chie..”

“Tak apa….” Kata Chie. “Ayo, kamu harus mandi..”

Setelah aku mandi, berpakaian dengan baju seragam serba merah dan sarapan. Chie membawa aku pergi ke suatu tempat yang tampaknya itu sekolah.

“Umm… Chie-san??” Tanyaku. Chie tampak terkejut. “Panggil Chie saja..” Katanya.

“Ini sekolahku??”

“Sekolah kita, ya…”

“CHIE!!!!~” Panggil seseorang. Aku menoleh dan melihat seorang cowok berambut cokelat tua dengan headset di pundaknya.

“Apakah benar bahwa Yukiko-san telah mengalami Amnesia??” Tanya cowok itu. “Ya, Yosuke.. Dan kita harus membantunya untuk mengingat semuanya kembali…”

“Semua yah….” Kata Yosuke, mukanya tiba tiba berubah menjadi murung. Demikian juga muka Chie, “Ya, semuanya…”

“Kalau begitu aku akan mengumpulkan yang lain, kita berkumpul di tempat biasa..”

“Sip!!” Kata Chie, “Ayo, akan kuantar kan kau berkeliling lagi..”

“Ee.. Tunggu!!” Kataku panik saat di seret oleh Chie.

Pulang Sekolah….

Chie membawaku ke sebuah gedung yang besar. Dan tampak sekarang kami sedang berada di Food Court gedung tersebut. Beberapa anak dan Yosuke-san duduk mengelilingi sebuah meja.

“Jadi benar yang di katakan Yosuke-senpai, Chie-senpai??” Tanya seorang gadis yang tampaknya sudah ingin menangis. Aku dan Chie duduk, “Ya, Rise…” Balas Chie.

“Dan kata dokter penyebabnya adalah ‘itu’??” Tanya seorang, ah.. entahlah… Ia memakai seragam cowok dengan topi biru. Namun aku merasa bahwa dia bukan laki-laki.

“Naoto…. Tolong jangan bahas tentang hal itu sebelum Yukiko mengerti semuanya..” Kata Chie, orang yang di panggil Naoto itu menunduk diam. “Aku juga mengerti perasaannya, Chie-senpai…”

“Semua orang disini tentu mengerti perasaannya, namun sebenarnya hati Yukiko lebih sakit daripada yang ia tunjukan biasanya.. Setidaknya sampai hari ini…” Jawab Chie.

Aku memperhatikan sekelilingku. Di sebelah kananku ada Chie, lalu Yosuke-kun. Dan di sebelah Yosuke-kun ada seorang cowok berambut pirang dengan pakaian putih. Di sebelah cowok itu, ada Naoto-kun. Seorang cowok bepakaian seperti preman dengan rambut putih, duduk diam disebelah Naoto-kun. Dan di sebelah kiriku ada Rise-san.

“Kalau Yukiko-senpai lupa akan segalanya, berarti kita harus mengenalkan diri dari awal lagi.. Namaku Rise Kujikawa.. Panggil saja aku Rise, senpai!!” Kata Rise-san sambil menjulurkan tangannya dengan riang kepadaku.

“Rise, bagaimana kau bisa tersenyum seperti itu pada saat Yukiko-senpai sedang susah??” Tanya Preman itu. “Buat apa terus bersedih?? Bukankah lebih baik kita memecahkan masalah ini bersama sama??” Jawab Rise.

Chie tersenyum, “Benar apa yang di katakan Rise, Kanji… Yukiko, namaku Chie Satonaka..” Katanya.

“Namaku Yosuke Hanamura, Yosuke saja cukup..” Kata Yosuke sambil menjulurkan tangannya juga. Cowok di sebelah Yosuke juga tersenyum.. “Yuki-chan boleh memanggil aku ‘sayang’!!!” Dan ia di tendang Yosuke.

“Nama makhluk satu ini Teddie..” Kata Yosuke sementara Teddie pingsan.

“Namaku Naoto, Naoto Shirogane…” Kata Naoto singkat. Berarti tinggal Preman itu yang belum mengenalkan diri, maka aku memandangnya penasaran. “Na-namaku Kanji Tatsumi..” Jawab Kanji malu malu.

“Kanji, mukamu memerah!!” Teriak Rise kegirangan, “Oooooo” Kata Chie, Yosuke dan Teddie yang sudah bangit dari kubur.

“Diam kau Rise!!” Kata Kanji, siap memulai pertarungan. Entah kenapa, aku merasa ingin tertawa. Suaraku tak dapat kutahan, dan aku pun ketawa dan anehnya, aku tak bisa berhenti!!!

“Ini baru Yukiko-senpai yang kita kenal…” Kata Naoto sedangkan Kanji dan Rise masih berantem dan Teddie, Chie serta Yosuke menonton mereka sambil bersorak girang.

“Yo Guys!!!”

Aku pun menoleh kebelakang dan melihat dua ekor eh, dua biji, eh, kenapa sih aku ini?? Pasti gara gara aku tadi ketawa terlalu banyak yah.

Pokoknya, dua orang cowok berjalan kearah kami, dua duanya masih memakai seragam sekolah kami.

“Jadi tentang Yukiko-san yang angnesia itu benar??” Tanya salah satu dari mereka, ia memakai plester di hidungnya.

“Amnesia, Daisuke..” Kata yang satu lagi membenarkan. Cowok yang di panggil Daisuke itu mukanya memerah karena malu. “Kou!!” Katanya marah.

“Tapi tadi rasanya kita mendengar tawa khas Yukiko-san..” Lanjut Daisuke. “Memang benar, dan itu di karenakan oleh mereka berdua..” Kata Teddie sambil menunjuk Rise dan Kanji.

“Siapa??” Tanya Daisuke, karena tadi ia tidak melihat ke arah mana Teddie menunjuk.

“Kanji dan Rise, senpai..” Jawab Naoto.

Aku menangkap pandangan aneh dari cowok yang bernama Kou itu saat nama Rise dan Kanji di sebutkan, namun sepertinya itu cuma perasaan..

“Berarti terpaksa mengenalkan diri lagi bukan??” Kata Kou sambil tersenyum. “Yah, namaku Kou Ichijou. Kou saja sudah cukup..” Lanjutnya.

“Dan namaku Daisuke, Daisuke Nagase. Pemain bola yang handal!! Hahahahaha!!” Dan Daisuke di tendang Kou, “Memalukan..”

Aku pun kembali tertawa, tertawa yang panjang dan tak bisa berhenti. Tampaknya yang lain puas dengan perkembanganku.

“Well well, lihat sekarang sudah jam berapa.. Yukiko-san, mungkin sudah waktunya engkau pulang..” Kata Yosuke sambil melihat jam tangannya.

“Ya ampun!! Yosuke benar!! Ayo kita pulang Yukiko..” Kata Chie. Aku hanya bisa mengangguk.

Sesampainya aku tiba di ‘rumahku’, wanita yang kata Chie itu adalah Ibuku menyambutku. Maka Chie pun pamit, dan Ibuku menyuruh aku mandi dan kemudian pergi ke kamarku. Disana, aku di ceritakan tenyang masa lalu yang sama sekali tak kuingat.

Nama nama aneh, dan segala tempat yang aneh itu. Hanya ada satu kata yang kuingat.

Dan itu adalah…

“Rain..”

Entah kenapa yang kuingat adalah kata “Rain” atau “Hujan”, mungkin aku dapat mengingat lebih jika hujan turun. Namun kata TV minggu ini akn cerah terus..

Malam itu kuputuskan untuk tidur setelah mendapat pelajaran tentang ‘masa laluku’

-:-:-:-:-:-:-:-:-:-

“Yukiko… Yukiko.. Yukiko, ayo bangun..”

Aku terbangun dan melihat ke sampingku, tampak Chie yang sudah berpakaian kaos hijau dengan celana pendek bewarna biru.

“Ayo kita ngumpul lagi!! Sekarang kan hari minggu!!!” Katanya girang, maka aku segera mandi dan berpakaian. Serta sarapan di bawah.

Setelah semuanya itu beres, aku pergi ke tempat kemarin dengan Chie. Yosuke dan yang lainya juga sudah ada disitu. Namun ada yang berbeda dengan pengaturan tempat duduk.

Rise dan Kanji, yang tadinya duduk bersebelahan, sepertinya sedang musuhan kalau dilihat dari muka mereka dan tempat duduknya. Sekarang ada Naoto dan Teddie di antara mereka.

“Ada apa ini??” Tanya Chie pada Yosuke saat kami duduk. “Entahlah.. Kanji dan Rise sudah seperti ini saat aku datang..”

“Ya ampun…”

Sementara Chie dan Yosuke sibuk mengobrol, aku memperhatikan Rise, tampaknya ia baru habis menangis.

“Rise-chan?? Kamu tak apa apa???” Tanyaku. Rise tampak terkejut, “Eh, iya senpai..”

“Senpai, aku ingat bahwa hari ini aku janji untuk membantu nenekku di toko, jadi aku pergi dulu yah..” Kata Rise sambil bengkit berdiri.

“Umm.. Chie..” Kataku.

“Ya??”

“Bolehkah aku ikut dengan Rise??”

Chie tampak terkejut, “Boleh saja, tapi jika tersesat, telepon aku yah!!”

“Telepon??”

Chie tampak putus asa, “Kau benar benar tak ingat yah..” Lalu ia mengajariku memakai benda yang di sebut Hp itu.

-:-:-:-:-:-:-:-:-:-

Aku mengikuti Rise, namun ia buka berjalan ke arah toko manapun melainkan ke sebuah tempat yang di sebut Naganaki Shrine oleh Chie.

Rise masuk ke kuil itu dan duduk. Mukanya tertutup oleh tangan dan rambutnya, jadi aku tidak tau apa yang sedang ia lakukan.

Lalu terdengar bunyi langkah kaki, aku pun bersembunyi di semak semak dekat situ, supaya orang yang sdatang dan Rise tak dapat melihatku.

“Rise…” Dan ternyata yang datang adalah Kanji!! Nyaris aku berteriak bingung.

“Buat apa kamu kesini?!? Pergi sana!!” Kata Rise sambil mengangkat kepalanya. Air mata masih membasahi mukanya.

“Benar kan.. Kau menangis lagi..” Kata Kanji sambil mendekati dan duduk di sebelah Rise.

“Sudah kubilang, ini bukan masalahmu!!”

“Tentu saja ini masalahku!!”

“Kenapa?? Kenapa kau begitu peduli??” Tanya Rise, air matanya kembali mengalir.

“Aku.. Aku….”

“Rise!!!” Panggil seseorang, baik aku maupun Rise dan Kanji menoleh, dan kami mendapati Kou sedang berdiri di gerbang kuil.

“Kou…” Panggil Rise pelan. Namun mereka tak menghiraukannya. Aku bisa melihat bahwa mata Kanji sekarang di penuhi kemarahan.

“Kenapa kamu ada disini??” Tanya Kou marah.

“Aku juga dapat menanyakan hal yang sama untukmu..” Jawab Kanji.

“Tentu saja aku berhak disini!!!” Kata Kou sambil memandang Kanji marah.

“Untuk alasan apa??

“Aku kan…..”

“Pacarnya…”

---------------------------------------------------------------------

Wew beres juga…

Akhirnya saya mau buat cinta segi empat. Namun dalam kasus percintaan ini, mohon maaf bagi penggemar Naoto, karena dia jarang muncul. Maklum lah, Naoto kan ga peduli yang kayak gituan. *di tembak sama Naoto*

Kalian semua sudah pada tau yang tadi di sebut Chie, Yosuke dan Naoto kan?? Tentang ‘itu’…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar