Selasa, 08 Desember 2009

Hallo Minna~

Doh!!
Lama banget yah, saya ga ngisi blog...
Malah sekarang ngisinya pas mau UAS?!?!?! 0,0

Bodo amat lah...

Bagi yang nunggu2 fanfic saya, kemungkinan besar kalian akan bisa membacanya TAHUN DEPAN!!!

Jangan khawatir, sebulan lagi...

Kamis, 24 September 2009

Memories in The Rain -Chapter 2-

Chapter 2 is here!! Mohon maaf bila ada yang mengira bahwa ini semua tentang Ingatan Yukiko. Tapi sebenarnya saya membuat kumpulan cerita yang lalu saya susun untuk menjadi seperti misi Yukiko membantu temannya sambil mengingat kembali ingatannya. Dan mencari ‘penyebab’nya…


Chapter 2
-I just don’t Understand-


Yukiko’s POV

“Cih…” Kata Kanji. Kou tampak bangga seakan dia telah memenangkan pertandingan itu.

“Tapi kamu sudah menjadi pacar yang ga becus!!” Kata Kanji lagi. “Dan apa alasanmu mengatakan itu??” Jawab Kou dingin. Rise hanya menatap mereka cemas.

“Kou… Kanji..” Panggil Rise pelan, tapi mereka menghiraukannya. “Kau membuat Rise menangis!!!” Kata Kanji marah.

“Aku juga dapat menuduhkan hal yang sama kepadamu..” Jawab Kou lagi. Aku menggigil melihatnya. Kemarin, ia begitu ramah dan ceria, namun sekarang sangat berbeda.

“Apa?!?!” Balas Kanji, siap bertarung. Kou juga sudah memasang kuda kuda. Sesaat ku kira mereka akan bertarung. Namun…

“Sudah cukup Kou…” Kata Rise pelan sambil memegang tangan Kou. “Ayo kita pulang…” Dan Kou serta Rise pulang meninggalkan Kanji sendirian.

“Aku heran apa yang dilihat Rise pada Kou itu…” Gumam Kanji sambil meninggalkan Kuil itu.

Sejenak aku sedikit shock, dan kemudian aku tambah shock gara gara benda yang disebut handphone oleh Chie. Setelah aku cukup tenang, ku jawab teleponnya.

“Ha-Halo?” Kataku pelan.

“Yukiko!!! Kemana saja kau?!?! Aku mencarimu di rumah Rise-chan, tapi katanya kau tidak mampir. Dimana kamu sekarang??” Suara Chie terdengar jelas.

“Aku.. Tampaknya aku berada di sebuah kuil..”

“Tunggu disana!! Aku akan menjemputmu!!” Dan ia memutuskan telepon.

Sesaat kemudian Chie dan Yosuke telah tiba di tempatku, Chie langsung berteriak teriak panik.
“Kemana saja kau?!?! Kau tau betapa paniknya aku?!?!”

“Sabar Chie, Yukiko mungkin hanya ingin berjalan jalan..” Kata Yosuke menenangkan.

“Tapi apa yang membuat kamu kesini??” Tanya Chie. Maka aku menjelaskan semua perkara Rise, Kanji dan Kou.

Chie dan Yosuke hanya berpandang pandangan. “Kalian tidak tampak kaget..” Kataku melihat tingkah mereka.

“Well, sudah menjadi rahasia umum tentang cinta segitiga mereka..” Jelas Yosuke.

Sesaat kami semua hening. “Cinta itu rumit yah..” Kataku, aku sendiri pun kaget dengan perkataan itu. Kata kata itu keluar sendiri dari mulutku.

Muka Chie tiba tiba langsung berubah, mukanya bagai ia telah di beri tahu ada sahabatnya yang meninggal. “Ke-Kenapa kau berkata begitu Yukiko??” Tanya Yosuke gugup.

“Entahlah.. Tiba-tiba keluar saja dari mulutku.. Kenapa Kalian menjadi gugup begitu?? Apakah aku telah mengatakan sesuatu yang salah??”

“Uh-Oh… Tidak apa apa.. Ini sudah sore.. Akan kuantar kau pulang..” Kata Chie. Aku hanya mengangguk.

-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:

Malamnya, aku tak bisa tidur. Aku terus membayangkan Rise, Kou dan Kanji.

“Love..”

Tanpa sadar aku mengatakan hal itu, dan saat itu juga hatiku terasa sakit. Sama seperti aku jika aku mengingat kata ‘Rain’.

“Apakah ini ada hubungannya dengan memoriku?” Bisikku pada diriku sendiri.

-:-:-:-:-:-:-:-:-:- End of Yukiko’s POV:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-

Keesokan harinya

Paginya, Yukiko berjalan pelan menuju kelasnya. “Selamat Pagi..” Sapa Yukiko pada Chie dan Yosuke.

“Pagii!!” Sapa Chie bersemangat. “Tampaknya kamu tidak tersesat..”

“Aku diantar oleh Ibu pagi ini..”

“Well, memang perlu waktu untuk menghafal jalanan di Inaba..” Kata Yosuke sementara Yukiko memperhatikan sekitarnya,
“Siapa itu??” Tanyanya pada Chie sambil menunjuk foto yang di pajang Chie di dompetnya. Tiba tiba muka Chie dan Yosuke menjadi murung.

“Ya.. Seorang murid pindahan, ia pindah di akhir semester lalu..” Kata Chie dengan nada ‘tidak mau membahas lebih jauh’ sambil menjulurkan tangannya meminta dompetnya kembali, membuat Yukiko diam dan tak melanjutkan walau sebenarnya ia mempunyai segudang pertanyaan.

“Chie, apakah kau pernah jatuh cinta??” Tanya Yukiko tiba tiba. Muka Chie langsung merah.

“Ke-Kenapa kau bertanya seperti itu Yukiko??”

“Tak apa.. Jangan di pikirkan..”


Yukiko’s Diary :
Seminggu pun berlalu tanpa terjadi hal yang aneh, hanya saja tampaknya Keakraban antara Kou dan Kanji serta Kanji dan Rise sudah tak dapat di perbaiki lagi..

Tampaknya hubungan antara Chie dan Yosuke juga merenggang. Aku heran, ada apa ini. Kudengar dari Naoto dan Teddie bahwa mereka itu sangat akrab, walaupun memang caranya agak beda..

EARLY MORNING

“Hai Senpai..” Sapa Naoto saat ia melihat senpainya itu berjalan di depannya.

“Pagi Naoto-kun…” Balas Yukiko, ini hari pertama Yukiko sekolah seperti biasa lagi. Ini pertama kalinya juga Ia pergi sendiri. Minggu lalu Ia selalu diantar oleh Ibunya, kalau tidak di jemput oleh Chie.

“Kau sudah memperhatikan perubahan perkembangan ini??” Kata Naoto.

“Maksudmu??”

“Tentang hubungan Kanji,Rise dan Kou-senpai serta hubungan Chie-senpai dan Yosuke-senpai..”

“Ya.. Mereka tampak saling menjauh namun mereka masih kompak kalau mengenai diriku..” Jawab Yukiko pelan.

Keheningan menyelimuti mereka, kemudian Naoto mendesah..

“Kehilangan senpai memang menyedihkan, tapi aku tak tau akan menjadi seperti ini..” Katanya pada dirinya sendiri.

“Ada apa Naoto-kun?? Dan senpai manakah yang kau sebutkan tadi itu??” Tanya Yukiko bermaksud membantu.

Naoto terkejut dan tersadar dalam lamunannya, “Maaf, tadi aku melamun..”

“Tidak apa apa…”

Keheningan terus menyelimuti mereka, Naoto terus melamun mengenai ‘senpai’ dan Yukiko masih berusaha mencari penyelesaian masalahnya dan kawan kawannya.

“Aku pergi dulu Senpai…” Kata Naoto di balas oleh anggukan Yukiko ketika mereka telah tiba di sekolah.

“Pagi..”

“Pagi juga, Kyoko-chan..”

“Selamat Pagi Yukiko-san..”

“Selamat Pagi Natsuki ..”

“Pagi!! Kau ada waktu siang ini Yukiko-san??”

“Pagi Mihashi-kun, hehehe.. Sepertinya tidak ada…”

Sapaan demi sapaan menyambut Yukiko. “Apakah mereka selalu seperti ini dulu apakah ini dikarenakan kejadian yang kualami?? Sudahlah..” Pikir Yukiko.

LUNCHTIME

“Humm… Enaknya makan dimana yah??” Pikir Yukiko saat menatap bentonya. “Kata Chie, atap adalah tempat yang enak, ku harap disitu tidak ramai…” Gumamnya sambil meninggalkan kelas.

“Kenapa??!! Kenapa kau memilih bersama dia?!?!”

Tangan Yukiko langsung membeku di udara ketika mendengar suara itu di atap. “Siapa yang ada di atap??” Pikirnya. Kemudian ia merapat ke tembok takut orang itu keluar dan ia juga menguping.

“Dan mengapa kau begitu peduli?!?!”

“Aku kan sahabatmu…”

“Hanya sahabat yah??”

Setelah berkata begitu, seorang gadis berambut pendek men’jeblak’ pintu. Yukiko dapat melihat air mata menetes dari pipinya. Ia pun mengenali gadis itu.
“Chie??”

Yukiko menoleh ke arah atap dan ia nyaris saja di tabrak oleh Yosuke yang berlari mengejar Chie.

“Hey!! Tunggu!! Apakah aku salah?!?!” Kata Yosuke, namun keseimbangannya runtuh dan ia pun jatuh ke dasar tangga.

“Yosuke-kun!!!” Teriak Yukiko dan melongok ke bawah. “Kau tidak apa apa??”

“AOAOAOAOAO!!!” Kata Yosuke sementara Yukiko sweatdrop.

“Kayak orang utan aja…” Kata Kou yang tiba tiba muncul sambil nyengir nyengir.

“JANGAN NYENGIR AJA!!! BANTUIN DONK!!!!”

“Iye.. Iye..” Kata Kou sambil menjulurkan tangan yang di terima oleh Yosuke.

“Kok bisa sih jatuh dari situ??” Tanya Kou sambil melihat ke atas. “Eh, hallo Yukiko-san!!” Sapa Kou kemudian.

“Eh iya hallo..” Balas Yukiko gugup karena masih mengingat kejadian minggu lalu.

“Well, aku masih harus mengurus klub basketku.. See ya!!!” Kata Kou sambil berlalu.

“Anak aneh..” Gumam Yosuke yang kemudian menengok ke atas. “Yukiko, kau ada waktu pulang sekolah nanti??”

“Ada…”

“Ku tunggu kau di Samegawa Flood Plain yah..” Kata Yosuke sambil berjalan perlahan ke kelasnya. Dan Yukiko kembali ke atap untuk memakan bentonya.

AFTER SCHOOL

“Chie..” Panggil Yukiko pelan. Namun Chie melanjutkan berjalan, “Maaf Yukiko, aku harus pulang sekarang, sampai nanti..” Kata Chie.

Yukiko hanya menatap gadis berambut pendek itu berjalan menjauh.

AFTER SCHOOL, SAMEGAWA FLOOD PLAIN

“Yosuke-kun!!” Panggil Yukiko sambil berjalan ke arah Yosuke. “Ah.. Yukiko..” Jawab Yosuke.

“Ada apa??” Tanya Yukiko langsung ke pokok pembicaraan.
“Aku.. Aku..”


Chapter 2
-END-


Tia : Hehehe… Sengaja nih.. Biarin penasaran. Untuk yang berhasil menebak dengan tepat. 1 orang pertama, KALAU mau, akan saya jadikan OC disini.

Teddie : Aku ga muncul!! HWEEEEE~

Tia : Kan kamu dah muncul..

Teddie : Kapan tuh?? *Bolak balik halaman cerita*

Tia : Barusan di atas kamu muncul.. *Di gigitin Teddie*

Yosuke : Yo Author!!!

Tia : Apa?? Protes juga??

Yosuke : Iya lah!! Kenapa aku bisa jatuh dari tangga gitu??

Tia : Mau dari BALKON aja kalau gitu?? *Evil smile*

Yosuke : Eh, kaga… *kabur*

Chie, Yukiko, Kou, dkk : AUTHOR!!!!

Tia : Mau protes juga HAH?!?!?!

Dan studio menjadi kacau balau, tak layak untuk di lihat. Untuk sementara waktu, mari kita wawancara Seta Souji!!!

Souji : ……. Um…….. Mulai sekarang, saya akan menemani Author disini gara gara saya ga punya kerjaan.. *dengan ekspresi datar* Mohon bantuannya.. *membungkuk, masih ekspresi datar*

Jumat, 11 September 2009

Our Family -Chapter 4-

“Ayo ayo~” Kata Om Tuti sambil memegang secarik kertas setelah kami semua sudah mengambil undian. Dan kulihat, kuponku pertuliskan angka 7.

Om Tuti pun membacakan undiannya. Ternyata kami akan makan ber 4 dalam satu meja. Pasanganku adalah Ayahku sendiri, dan yang ikut bersama kami adalah Opah Shogo dan Tante Yukari.

“Semuanya harap ke atas dan mempersiapkan diri. Kita kumpul 30 menit lagi!!” Kata Tante Harumi.

“Yahh… Padahal aku sudah lapar~” Rengek kakakku. “Dasar..” gumamku.

“Kamu sekelompok dengan siapa??” Tanya kakakku. “Umm… itu, sama papa, Opah Shogo dan Tante Yukari.. Kalau kamu??”

“Sama Mama, Eiki dan Tante Saito..”

“Hoooo……. Cewek semua yah..”

BLETAKKK!!!!

“AU!!!!”

“Enak aja!! Emang pacarku cewek?!?!” Omel Nadine. Ya, ia tadi memukulku dengan keras. Aku masih memegangi kepalaku sementara Ara tertawa terbahak bahak.

“Ampun bang… Kan Nadine COWOK!!!” Kataku sambil kemudian berlari sembunyi di balik Nagayan.

“Sudahlah Dine…. Ngomong-ngomong, kamu sekelompok dengan siapa??” Tanya Nagayan sambil menahan Nadine yang sudah ingin mencekekku.

“Sama Tatsuya, Oma Hiroko, dan Ken…”

“Hooo….. sama KEN!!!!” Kata Ara bersemangat, “Jangan lupa mata matain yah!!” Balasku.

“Iya, sekalian mata matain Tatsuya juga!!” Balas Nadine yang memang juga agak protektif terhadap Miki.

“Kamu sama siapa kalau begitu Ra??” Tanyaku.

“Sama Yoshida, Kohei dan Tante Harumi…”

“Kalau Nagayan??”

“Sama Naoya…”
“LAGI?!?!” kata Nadine heran. Nagayan tidak memperdulikannya alias cuek.

“Tante Kumi dan Takuya…”

“Kasihan mamamu Ra… Cewek sendiri..” Kataku. Ara nyengir, “Tenang saja, meja papaku pasti bakal di sebelahnya…”

“Hoh.. Kalau tidak salah, papamu sama Xixi kan??” Tebak Nagayan sementara Nadine masih kesal karena tadi di cuekin.

“Iya.. Sama Miki dan Om Tuti…”

“Hai…” Ternyata Ai-chan datang dengan loncat loncat sehingga hampir menabrak meja.

“Eh, Ai-chan sama siapa aja??” Kata Nadine yang sudah bangkit dari ‘ngambek’nya.

“Sama Papa, Mama dan Om Ito..”

“Nyaris keluarga semua yah??” Kata Om Tuti yang tiba tiba muncul di sebelahku. “Papa sama siapa kalau begitu?” Tanya Nagayan.

“Kan tadi sudah di sebut sama Ara!!” Kata Nadine. Nagayan salah tingkah karena tadi ia pikun. “Kalau begitu, Mama sama siapa??” Tanyanya.

“Sama aku kan??” Jawab Ara. Nagayan tambah malu dan sekarang gantian dia yang sembunyi di belakangku. Kami semua tertawa terbahak bahak melihat tingkah Nagayan.

“Oh ya Pa… Kenapa sih, semua pasangan harus di atur dengan undian??” Tanya Nadine. Nagayan juga mengangguk angguk setuju.

“Biar seru aja.. Memang kenapa?? Tak bisa berdua dengan Eiki yah??” Kata Om Tuti sambil melirik Nadine yang sudah mulai kesal lagi.

“Sudah Dine, sabar… Itu kan papa mu…” Kata Ara sambil ia dan Ai-chan menahan Nadine yang sudah hendak mengejar Om Tuti, namun Om Tuti telah melesat pergi.

30 menit kemudian…

“Hwoaaaa!!! MAKAN!!!!!!” Teriak kakakku sambil duduk di kursi terdekat. “Eits!! Jangan duduk dulu!! Pengaturan Kursi belum!!” kata Om Tuti.

“Jangan bilang kalau pakai undian lagi…” Kata Yoshida. Om Tuti hanya tersenyum. “Tidak, sudah ada kok nama namanya. Silahkan di liat..” kata Om Tuti.

Kulihat mejaku bersebelahan dengan meja kelompok Nadine dan meja kelompok Ai-chan!! Tampak Ken yang berarap Ai-chan memandangnya, Nadine yang sedang mengawasi Tatsuya. Tatsuya yang sudah duduk sambil melihat ke arah Miki. Oma Hiroko yang duduk sambil tersenyum ke Opa Shogo. Om Yosuke yang lagi mengenang masa lalu bersama Tante Chie dan Papaku. Tante Yukari yang lagi sibuk dengan bukunya. Dan Om ito yang sedang tidur di kursinya.

Tak lama kemudian makanan di sajikan dan kami semua makan. Setelah itu..

“Semuanya sudah makan dengan tenang??” Tanya Tante Harumi sambil berteriak dan itu di sambut dengan teriakan puas oleh yang lain.

“Ok!! Sekarang kalian semua boleh balik ke kamar dan tidur. Besok pagi kita kumpul jam 9!!!”

Dan kami semua bangkit dan sambil menguap (tidak semuanya sih) pergi ke kamar.

“Malam…” Kataku ke Ara, Nadine dan Ai-chan.

“Malam juga..”

“Oyasumi..”

“Mimpi indah yah!!”

Dan di dalam kamar, Eiki sudah setengah tidur. Cepat amat anak ini kembali ke kamar.

“Cynthia..” Panggil Nagayan dari balik pintu. Maka aku membukakan pintu, “Ya??”

“Umm… Cuma mau mengucapkan selamat malam…” Katanya lalu lari terbirit birit. Aku hanya bisa cengo. “Malam juga!!” Teriakku ke punggung Nagayan sementara ia lari ke kamarnya.

Aku pun masuk ke kamar dan segera terlelap. Ternyata Eiki tidak mengorok seperti kakakku.

-:-:-:-:-:-:-:-:-:-

Paginya, aku di bangunkan dengan suara ribut ayahku dan Nagayan yang mencoba menerobos masuk ke kamarku.

“Cynthia!! Kamu tidak apa apa kan??” Tanya Ayahku dan Nagayan bersamaan membuatku sweatdrop.

“Pagi…” Kata Eiki, tampaknya ia sudah mandi dan hendak jalan jalan. “Aku pergi dulu yah…” Katanya lagi. Aku mengangguk, “Titip salam buat Nadine..”

Muka Eiki memerah, “Kok kamu tau sih??”

“Dengan siapa lagi kamu akan jalan jalan kalau mengenakan pakaian serapi itu??”

Muka Eiki tambah merah, lalu buru buru ia keluar kamar. Ayahku dan Nagayan masih ribut sendiri.

“Sudah, aku tak papa. Kalian tunggulah di luar sementara aku mandi.” Kataku. Tak lama kemudian aku selesai mandi dan berpakaian, kulihat jam kamar dan ternyata masih jam setengah 8. “Masih ada waktu untuk jalan jalan,” pikirku.

Aku keluar kamar dan ternyata hanya Nagayan yang menungguku. “Pagi.. Mau jalan jalan??” Tanyanya. “Ok… Kemana Ayahku??” Jawabku.

“Kencan bareng Ibumu, pagi ini banyak pasangan berjalan jalan. Bahkan Opa Shogo dan Oma Hiroko juga..”

Maka kami mulai berjalan jalan sambil mengobrol tentang macam macam.

“Pagi!!!” Kata Ai-chan sambil berjalan ke arah kami. “Upss… Sorry!!” Katanya lagi sambil berhenti berjalan.

“Sorry kenapa??” Tanyaku. “Sorry karena mengganggu acara romantis kalian!!” Balas Ai-chan sambil berjalan mundur menjauhi kami.

Brukk!! Dan Ai-chan pun menabrak Ken. “Maaf maaf!!” Kata Ai-chan panik sambil membantu Ken berdiri. Muka Ken merah saat menerima uluran tangan Ai-chan.

Aku dan Nagayan berpandang pandangan, dan tanpa sepatah katapun di ucapkan, kami telah setuju untuk pergi membiarkan mereka berdua.

“Ma-Mau Jalan jalan ga??” Tanya Ken gugup, aku dan Nagayan mempercepat langkah.

“Boleh…” Terdengar balasan Ai-chan dari kejauhan.

“YES!!!!!” Teriak kami (saya dan Nagayan) penuh kemenangan, namun lalu kami cepat cepat tutup mulut dan kabur.

Tak lama kemudian kami bertemu dengan Nadine dan Eiki yang sedang sibuk memperdebatkan sesuatu.

“Ada apa??” Tanyaku pada Nadine. “Tidak apa apa. Kami hanya memperdebatkan masalah apakah Ken adalah cowok yang pantas untuk Ai-chan..” Jawab Nadine.

Aku tertawa pelan, Nadine memang sangat protective pada orang orang yang disayanginya. Khususnya para cewek cewek.

“Tadi Ken baru saja mengajak Ai-chan jalan jalan loh..” Kata Nagayan sambil memandang Nadine, penasaran apa ekspresinya.

“Oh itu..” Kata Nadine dan Eiki berbarengan. Muka mereka tidak tampak kaget.

“Kami yang menyarankan hal itu…” Kata Eiki yang kemudian langsung di peluk kakakku dari belakang. “Double date nih??” Katanya.

“Oii…” Kata Ara pelan, sementara Eiki masih berusaha melepaskan pelukan kakakku.

“Wala wala….” Kata seseorang. Kami semua menoleh dan mendapatkan Xixi dengan gaya khasnya sedang menuju kemari.

“Ini namanya bukan Double date alias kencan ganda!! Tapi ini mah Trio date..” Lanjut Xixi.

“Diam kau..” Kata Nadine sambil mengejar Xixi keliling lapangan.

---------------------------------------------------------------------------

Endingnya gaje banget…

Sudahlah….

Minggu, 23 Agustus 2009

Memories In The Rain -Chapter 1-

FanFic Persona 4!!!

Memories in The Rain

Chapter 1
-Who Are You??-



“Dimana aku??” Tanyaku. Benar, aku bangun pagi itu, dan aku sama sekali tak mengenali sekelilingku. Bahkan, aku tak tau siapa diriku.

“Nona Yukiko, apakah kau sudah bangun??”

Aku terkejut setengah mati, pintu kamarku, ya, pintu kamar ini di ketuk oleh seseorang.

“Ummm…. Ano…” Jawabku terbata bata karena bingung. Namun sepertinya itu sudah di anggap jawaban yang ‘cukup’ oleh ‘seseorang’ itu.

“Sarapan sudah siap, Nona Chie bisa datang kapan saja. Segeralah mandi, Nona Yukiko..” Kata seorang wanita berpakaian rapi sambil membungkuk padaku. Ia tampak seperti pelayan.

“Maaf, tapi.. Kamu siapa yah??” Tanyaku. Namun yang menjawab bukan wanita yang membungkuk padaku melainkan suara dari tas yang jatuh dari tangan seorang wanita cantik yang sekarang sedang berdiri di depan kamar.

“Yukiko!!” Teriaknya, ia tampak marah dan kaget. “Jangan bercanda seperti itu!!”

“Anda siapa??” Tanyaku lagi. “Dan apa maksudmu dengan bercanda??”

Wanita itu sudah tampak ingin menangis, sementara sang pelayan (atau kupikir begitu) menutup mulutnya tak percaya.

“Sakuno-san, cepat panggil dokter kemari!!” Teriak wanita itu. Pelayan yang tadi di panggil Sakuno segera berlari.

Tak lama kemudian, dokter datang. Setelah memeriksaku, Ia berkata pelan pada Wanita itu. Kata katanya seperti, “Ia menderita Amnesia..”

Setelah Dokter berkata begitu, wanita itu menangis. Terdengar juga bunyi ribut di bawah. Terdengar suara teriakan seorang gadis.

“YUKIKO!!!!” Teriak seorang gadis sambil memasuki kamar. “Apakah benar kamu amnesia?? Katakan bahwa itu tak benar..”

“Maaf.. Kamu siapa??” Tanyaku pada gadis berambut cokelat pendek itu. “Ini aku!! Chie sahabatmu!!” Jawab gadis yang ternyata bernama Chie itu.

“Dok, apakah dia bisa sembuh??” Tanya Wanita itu kepada dokter. “Asalkan kita bisa membuatnya mengingat sedikit demi sedikit dan mengetahui penyebabnya. Kita mungkin bisa…”

“Yukiko….” Kata Chie, tampaknya ia sudah mau menangis. Ya, sepertinya aku terkena Amnesia. Aku sendiri tidak mengingat apa apa.

“Ada baiknya kalau dia kita bawa ke sekolah untuk membantunya mengingat kembali, Chie..” Kata Wanita itu setelah dokter pergi. “Akan ku buatkan surat sementara kau membantunya bersiap siap… Kalian akan mulai masuk setelah istirahat. Maaf telah merepotkanmu Chie..”

“Tak apa….” Kata Chie. “Ayo, kamu harus mandi..”

Setelah aku mandi, berpakaian dengan baju seragam serba merah dan sarapan. Chie membawa aku pergi ke suatu tempat yang tampaknya itu sekolah.

“Umm… Chie-san??” Tanyaku. Chie tampak terkejut. “Panggil Chie saja..” Katanya.

“Ini sekolahku??”

“Sekolah kita, ya…”

“CHIE!!!!~” Panggil seseorang. Aku menoleh dan melihat seorang cowok berambut cokelat tua dengan headset di pundaknya.

“Apakah benar bahwa Yukiko-san telah mengalami Amnesia??” Tanya cowok itu. “Ya, Yosuke.. Dan kita harus membantunya untuk mengingat semuanya kembali…”

“Semua yah….” Kata Yosuke, mukanya tiba tiba berubah menjadi murung. Demikian juga muka Chie, “Ya, semuanya…”

“Kalau begitu aku akan mengumpulkan yang lain, kita berkumpul di tempat biasa..”

“Sip!!” Kata Chie, “Ayo, akan kuantar kan kau berkeliling lagi..”

“Ee.. Tunggu!!” Kataku panik saat di seret oleh Chie.

Pulang Sekolah….

Chie membawaku ke sebuah gedung yang besar. Dan tampak sekarang kami sedang berada di Food Court gedung tersebut. Beberapa anak dan Yosuke-san duduk mengelilingi sebuah meja.

“Jadi benar yang di katakan Yosuke-senpai, Chie-senpai??” Tanya seorang gadis yang tampaknya sudah ingin menangis. Aku dan Chie duduk, “Ya, Rise…” Balas Chie.

“Dan kata dokter penyebabnya adalah ‘itu’??” Tanya seorang, ah.. entahlah… Ia memakai seragam cowok dengan topi biru. Namun aku merasa bahwa dia bukan laki-laki.

“Naoto…. Tolong jangan bahas tentang hal itu sebelum Yukiko mengerti semuanya..” Kata Chie, orang yang di panggil Naoto itu menunduk diam. “Aku juga mengerti perasaannya, Chie-senpai…”

“Semua orang disini tentu mengerti perasaannya, namun sebenarnya hati Yukiko lebih sakit daripada yang ia tunjukan biasanya.. Setidaknya sampai hari ini…” Jawab Chie.

Aku memperhatikan sekelilingku. Di sebelah kananku ada Chie, lalu Yosuke-kun. Dan di sebelah Yosuke-kun ada seorang cowok berambut pirang dengan pakaian putih. Di sebelah cowok itu, ada Naoto-kun. Seorang cowok bepakaian seperti preman dengan rambut putih, duduk diam disebelah Naoto-kun. Dan di sebelah kiriku ada Rise-san.

“Kalau Yukiko-senpai lupa akan segalanya, berarti kita harus mengenalkan diri dari awal lagi.. Namaku Rise Kujikawa.. Panggil saja aku Rise, senpai!!” Kata Rise-san sambil menjulurkan tangannya dengan riang kepadaku.

“Rise, bagaimana kau bisa tersenyum seperti itu pada saat Yukiko-senpai sedang susah??” Tanya Preman itu. “Buat apa terus bersedih?? Bukankah lebih baik kita memecahkan masalah ini bersama sama??” Jawab Rise.

Chie tersenyum, “Benar apa yang di katakan Rise, Kanji… Yukiko, namaku Chie Satonaka..” Katanya.

“Namaku Yosuke Hanamura, Yosuke saja cukup..” Kata Yosuke sambil menjulurkan tangannya juga. Cowok di sebelah Yosuke juga tersenyum.. “Yuki-chan boleh memanggil aku ‘sayang’!!!” Dan ia di tendang Yosuke.

“Nama makhluk satu ini Teddie..” Kata Yosuke sementara Teddie pingsan.

“Namaku Naoto, Naoto Shirogane…” Kata Naoto singkat. Berarti tinggal Preman itu yang belum mengenalkan diri, maka aku memandangnya penasaran. “Na-namaku Kanji Tatsumi..” Jawab Kanji malu malu.

“Kanji, mukamu memerah!!” Teriak Rise kegirangan, “Oooooo” Kata Chie, Yosuke dan Teddie yang sudah bangit dari kubur.

“Diam kau Rise!!” Kata Kanji, siap memulai pertarungan. Entah kenapa, aku merasa ingin tertawa. Suaraku tak dapat kutahan, dan aku pun ketawa dan anehnya, aku tak bisa berhenti!!!

“Ini baru Yukiko-senpai yang kita kenal…” Kata Naoto sedangkan Kanji dan Rise masih berantem dan Teddie, Chie serta Yosuke menonton mereka sambil bersorak girang.

“Yo Guys!!!”

Aku pun menoleh kebelakang dan melihat dua ekor eh, dua biji, eh, kenapa sih aku ini?? Pasti gara gara aku tadi ketawa terlalu banyak yah.

Pokoknya, dua orang cowok berjalan kearah kami, dua duanya masih memakai seragam sekolah kami.

“Jadi tentang Yukiko-san yang angnesia itu benar??” Tanya salah satu dari mereka, ia memakai plester di hidungnya.

“Amnesia, Daisuke..” Kata yang satu lagi membenarkan. Cowok yang di panggil Daisuke itu mukanya memerah karena malu. “Kou!!” Katanya marah.

“Tapi tadi rasanya kita mendengar tawa khas Yukiko-san..” Lanjut Daisuke. “Memang benar, dan itu di karenakan oleh mereka berdua..” Kata Teddie sambil menunjuk Rise dan Kanji.

“Siapa??” Tanya Daisuke, karena tadi ia tidak melihat ke arah mana Teddie menunjuk.

“Kanji dan Rise, senpai..” Jawab Naoto.

Aku menangkap pandangan aneh dari cowok yang bernama Kou itu saat nama Rise dan Kanji di sebutkan, namun sepertinya itu cuma perasaan..

“Berarti terpaksa mengenalkan diri lagi bukan??” Kata Kou sambil tersenyum. “Yah, namaku Kou Ichijou. Kou saja sudah cukup..” Lanjutnya.

“Dan namaku Daisuke, Daisuke Nagase. Pemain bola yang handal!! Hahahahaha!!” Dan Daisuke di tendang Kou, “Memalukan..”

Aku pun kembali tertawa, tertawa yang panjang dan tak bisa berhenti. Tampaknya yang lain puas dengan perkembanganku.

“Well well, lihat sekarang sudah jam berapa.. Yukiko-san, mungkin sudah waktunya engkau pulang..” Kata Yosuke sambil melihat jam tangannya.

“Ya ampun!! Yosuke benar!! Ayo kita pulang Yukiko..” Kata Chie. Aku hanya bisa mengangguk.

Sesampainya aku tiba di ‘rumahku’, wanita yang kata Chie itu adalah Ibuku menyambutku. Maka Chie pun pamit, dan Ibuku menyuruh aku mandi dan kemudian pergi ke kamarku. Disana, aku di ceritakan tenyang masa lalu yang sama sekali tak kuingat.

Nama nama aneh, dan segala tempat yang aneh itu. Hanya ada satu kata yang kuingat.

Dan itu adalah…

“Rain..”

Entah kenapa yang kuingat adalah kata “Rain” atau “Hujan”, mungkin aku dapat mengingat lebih jika hujan turun. Namun kata TV minggu ini akn cerah terus..

Malam itu kuputuskan untuk tidur setelah mendapat pelajaran tentang ‘masa laluku’

-:-:-:-:-:-:-:-:-:-

“Yukiko… Yukiko.. Yukiko, ayo bangun..”

Aku terbangun dan melihat ke sampingku, tampak Chie yang sudah berpakaian kaos hijau dengan celana pendek bewarna biru.

“Ayo kita ngumpul lagi!! Sekarang kan hari minggu!!!” Katanya girang, maka aku segera mandi dan berpakaian. Serta sarapan di bawah.

Setelah semuanya itu beres, aku pergi ke tempat kemarin dengan Chie. Yosuke dan yang lainya juga sudah ada disitu. Namun ada yang berbeda dengan pengaturan tempat duduk.

Rise dan Kanji, yang tadinya duduk bersebelahan, sepertinya sedang musuhan kalau dilihat dari muka mereka dan tempat duduknya. Sekarang ada Naoto dan Teddie di antara mereka.

“Ada apa ini??” Tanya Chie pada Yosuke saat kami duduk. “Entahlah.. Kanji dan Rise sudah seperti ini saat aku datang..”

“Ya ampun…”

Sementara Chie dan Yosuke sibuk mengobrol, aku memperhatikan Rise, tampaknya ia baru habis menangis.

“Rise-chan?? Kamu tak apa apa???” Tanyaku. Rise tampak terkejut, “Eh, iya senpai..”

“Senpai, aku ingat bahwa hari ini aku janji untuk membantu nenekku di toko, jadi aku pergi dulu yah..” Kata Rise sambil bengkit berdiri.

“Umm.. Chie..” Kataku.

“Ya??”

“Bolehkah aku ikut dengan Rise??”

Chie tampak terkejut, “Boleh saja, tapi jika tersesat, telepon aku yah!!”

“Telepon??”

Chie tampak putus asa, “Kau benar benar tak ingat yah..” Lalu ia mengajariku memakai benda yang di sebut Hp itu.

-:-:-:-:-:-:-:-:-:-

Aku mengikuti Rise, namun ia buka berjalan ke arah toko manapun melainkan ke sebuah tempat yang di sebut Naganaki Shrine oleh Chie.

Rise masuk ke kuil itu dan duduk. Mukanya tertutup oleh tangan dan rambutnya, jadi aku tidak tau apa yang sedang ia lakukan.

Lalu terdengar bunyi langkah kaki, aku pun bersembunyi di semak semak dekat situ, supaya orang yang sdatang dan Rise tak dapat melihatku.

“Rise…” Dan ternyata yang datang adalah Kanji!! Nyaris aku berteriak bingung.

“Buat apa kamu kesini?!? Pergi sana!!” Kata Rise sambil mengangkat kepalanya. Air mata masih membasahi mukanya.

“Benar kan.. Kau menangis lagi..” Kata Kanji sambil mendekati dan duduk di sebelah Rise.

“Sudah kubilang, ini bukan masalahmu!!”

“Tentu saja ini masalahku!!”

“Kenapa?? Kenapa kau begitu peduli??” Tanya Rise, air matanya kembali mengalir.

“Aku.. Aku….”

“Rise!!!” Panggil seseorang, baik aku maupun Rise dan Kanji menoleh, dan kami mendapati Kou sedang berdiri di gerbang kuil.

“Kou…” Panggil Rise pelan. Namun mereka tak menghiraukannya. Aku bisa melihat bahwa mata Kanji sekarang di penuhi kemarahan.

“Kenapa kamu ada disini??” Tanya Kou marah.

“Aku juga dapat menanyakan hal yang sama untukmu..” Jawab Kanji.

“Tentu saja aku berhak disini!!!” Kata Kou sambil memandang Kanji marah.

“Untuk alasan apa??

“Aku kan…..”

“Pacarnya…”

---------------------------------------------------------------------

Wew beres juga…

Akhirnya saya mau buat cinta segi empat. Namun dalam kasus percintaan ini, mohon maaf bagi penggemar Naoto, karena dia jarang muncul. Maklum lah, Naoto kan ga peduli yang kayak gituan. *di tembak sama Naoto*

Kalian semua sudah pada tau yang tadi di sebut Chie, Yosuke dan Naoto kan?? Tentang ‘itu’…

Sabtu, 22 Agustus 2009

SnowBay

Kemarin, saya dan keluarga pergi ke SnowBay di Taman Mini Indonesia Indah..

Kami semua (Saya, Theo, Inez dan Bas plus!! Arwah Shuuji) Langsung berenang sementara para mama mama nanti berenangnya.

Kami langsung pergi ke KOLAM ARUS!! Yay~ ^___^

Anehnya, disitu kita harus mancing ban sendiri.. Ban gratis tp harus ambil di kolam..

Mulai lah perlombaan kita sambil perang bola.

Setelah 3 putaran yang serasa 3 abad kata Inez. Kami makan siang dulu..

Ambil minumnya di DISPENSER, yang sebenarnya adalah Vending Machine..

Setelah makan.. Kami kembali ke kolam arus, setelah 2 putaran yang di penuhi dengan perang bola lagi.. (Saya, Theo dan Inez vs Bas dan Shuuji) Kami mencoba naik Hurricane kecil...

Masalahnya..

Hurricane itu diibaratkan sebagai kerucut. Nah, kami naik perosotan lalu di putar putar sampai jatuh di kolam.

Nah, Hurricane kecil ini ga boleh pakai ban, begitu jatuh ke kolam. KOLAMNYA DALEM!!! Setelah itu, kami semua ga naik Hurricane kecil itu lagi. Shuuji nii-chan sih enak!! Nyebur langsung ngapung..

Lalu kami coba Hurricane yang besar, enak banget!! Susahnya.. ngangkat bannya itu MINTA AMPUN deh~

Setelah itu kami coba kolam ombak. Ombaknya gila gede gede!!!! Jadinya saya ma Inez teriak teriak gini. "Cici!!! Blub blub blub" *tenggelem maksudnya* "Inez!!!"

Mana Shuuji hanyut terus terdampar lagi!! Repotnya, dia pengen ke tengah terus..

Terus kami ke Spa Zone.. Berendem di Teh Hijau!!

Udah ah..
cape ceritainnya. Mau Post FanFic aja!!!

Sabtu, 15 Agustus 2009

SongFic, IchiRuki

Come stop your crying, it will be all right
Hentikanlah tangis itu Ichigo, setiap air matamu membuat ku pedih…

Just take my hand, hold it tight
Aku disini, di sebelahmu.. Peganglah tanganku.. Kau tak akan kulepaskan..

I will protect you from all around you
Tenanglah.. Aku bersamamu.. Kan kulindungi engkau walau kau menolak..

I will be here dont you cry
Aku disini, so, jangan menangis lagi.. Tersenyumlah!! Aku suka kau yang begitu Ichigo…


For one so small,you seem so strong
Walau tubuhmu kecil, kau sangat kuat, Rukia.. Berulang kali kepalaku ‘penyok’ gara gara kamu..

My arms will hold you keep you safe and warm
Tenang saja, kedua tanganku ini hanya untuk memelukmu. Hanya untuk melindungi mu…

This bond between us cant be broken
Seberapa pun jauhnya jarak kita. Aku tak akan pernah melupakanmu. Hubungan kita akan berlanjut selamanya walaupun itu jarak jauh.

I will be here dont you cry
Aku disini, janganlah kau menangis, Rukia.. Pasanglah wajah manismu yang ceria kembali..

And youll be in my heart
Kau selalu di hatiku, Ichigo…

Yes, youll be in my heart
Rukia, hanya kau yang ada di hatiku..

From this day on
Mulai sekarang..

Now and forever more
Dan sampai nanti..

Youll be in my heart
Kau selalu di hatiku, Ichigo..
Kau selalu di hatiku, Rukia..

No matter what they say
Apapun kata orang yang menghalangi kita..

Youll be here in my heart
Aku tak peduli asalkan kau selalu di sampingku..

Always
Slamanya..

Why cant they understand the way we feel
Kenapa mereka selalu mengganggu kita?? Apakah karena itu cemburu??

They just dont trust what they cant explain
Mereka hanya tidak mempercayai cinta kita. Sesuatu yang tidak bisa mereka mengerti..

I know were different but deep inside us
Aku tau kita berbeda.. Kau Shinigami sedangkan aku adalah jadi jadian.. Tapi aku percaya, bahwa kita dapat bersatu.. Jauh di dalam kita..

Were not that different at all
Kita sama sekali tidak berbeda..

And youll be in my heart
Yes, youll be in my heart
From this day on
Now and forever more

Youll be in my heart
No matter what they say
Youll be here in my heart
Always

Dont listen to them, cause what do they know
Jangan dengarkan mereka.. Apa sih, yang mereka tau tentang kita??

We need each other, to have and to hold
Kita memelukan satu dengan yang lain. Aku tak bisa hidup tanpamu..

They’ll see in time, I know
Mereka akan tau, suatu saat mereka akan mengerti tentang cinta kita..

When destiny calls you, you must be strong
Saat ada tugasmu sebagai Shinigami, kamu harus kuat menghadapinya..

I may not be with you, but you gotta hold on
Aku mungkin tak bersamamu, tapi kamu harus bertahan. Hatiku selalu ada denganmu. Jadi, bertahanlah..

They’ll see in time, I know
Mereka akan tau, mereka akan melihat, suatu saat nanti. Mereka akan bisa mengerti hubungan kita..

Well show them together cuz...
Kita akan menunjukan mereka cinta yang sejati. Cinta antara kita berdua..

Youll be in my heart
I believe, youll be in my heart
Ill be there from this day on
Now and forever more

Youll be in my heart
No matter what they say
Youll be here in my heart always
Always...
Ill be with youIll be there for you always
Always and always

Just look over your shoulder
Lihatlah di belakangmu..

Just look over your shoulder
Di sampingmu..

Just look over your shoulder
Di depanmu..

Ill be there always
Aku kan selalu bersamamu..

Senin, 10 Agustus 2009

Family Complex, Persona 3 -Sanada Shinjiro part 1-

FanFic yang di dapat idenya saat di sekolah

Persona 3
First Son
-Sanada Shinjiro-
Part 1

Pagi cerah di hari minggu tak membuat hatiku yang mendung kembali cerah. Hari ini kami sekeluarga akan mulai pergi berlibur selama 10 hari. Kalian mungkin menganggap ini aneh, liburan kok sedih?? Pasti itu ada dalam pikiran kalian. Tapi saya peringatkan, liburan bersama keluargaku bisa menjadi BENCANA.

Namaku Sanada Shinjiro, biasa di panggil Shinji. Aku adalah anak pertama dari tujuh bersaudara, gila kan?? Yah, itulah keluargaku..

Umurku 16 tahun dan sebagai anak sulung, sudah menjadi tugasku untuk membantu kedua orang tuaku menjaga ke ENAM adikku.

“Shinji nii-chan!! Apakah kau sudah bangun??”

Itu pasti Minato, adikku yang ke tiga. “Ya bentar lagi aku akan ke bawah!!” Balasku.

Tak lama kemudian aku pun turun kebawah, Ke lima adikku sedang bermain main, sedangkan ayahku, Akihiko, sedang minum kopi. Ibuku dan adikku yang ke dua ku tak terlihat dimana mana.

“Shinji nii-chaaaaaannnn~” Teriak adikku yang paling kecil, Ken sambil memeluku. “Nanti kita sekamar!!” Teriaknya lagi.

“Sekamar??” Tanyaku. “Iya Shinji nii-chan. Kata Ayah, Nii-chan sekamar dengan Ken, sementara Junpei nii-chan sekamar dengan Minato nii-chan..” Jelas adikku yang ke lima, Fuuka yang sedang duduk di samping ayahku.

“Lalu bagaimana dengan ku, Fuuka??” Tanya adik ke duaku, Yukari, yang baru turun bersama Ibuku, Mitsuru.

“Yukari nee-chan sekamar denganku dan Aegis nee-chan. Ibu tentu saja dengan ayah..” Jelas Fuuka lagi, anak itu memang suka menjelaskan panjang lebar.

“Shinji, kamu mau makan apa??” Tanya Ayahku yang tanpa kusadari sudah bangun dan memasangkan celemek. Aku pun duduk di samping Fuuka.

“Apa saja boleh..” Jawabku, ya.. Keluargaku cukup aneh, Kedua orang tuaku bekerja. Itu belum terlalu aneh. Di keluargaku, yang biasanya memasak adalah Ayahku dan adikku yang ke lima, Fuuka. Hebat bukan??

“Ngomong ngomong, liburan kali ini kita kemana sih??” Tanya Aegis adikku yang ke empat. Ibuku hanya berpaling malu, malah ayahku yang menjawab. “Ke pulau pribadi ibumu.. Keren kan??”

Brukk!!! Junpei jatuh dari tangga yang baru saja di naikinya. Kepalanya benjol karena yang jatuh duluan adalah kepala. Fuuka melihatnya dengan muka berbinar binar karena kagum.

“Kalian semua sudah mengepak semua pakaian dan segala peralatan kan?? Kalau begitu, 30 menit lagi kita akan berangkat!!” Kata Ibuku. Maka kami segera bergegas.

30 menit kemudian kami semua sudah diam di mobil besar kami alias Limosine. Ayahku di depan bersama ibuku, di tengah ke empat adikku, yaitu Junpei, Yukari, Minato dan Aegis dan di belakang adalah Aku, Fuuka, Ken dan anjing kami, Koromaru.

Ternyata salah besar menempatkan Junpei dan Yukari bersebelahan. Mereka sangat tak akur, walaupun kata ayah itulah tanda keakraban mereka. Namun gaduhnya minta ampun, dan selalu, sebagai anak pertama aku selalu di salahkan karena tak bisa menjaga kedua adikku. Maka, Yukari dan Ken bertukar tempat.

“Sudah, kalian berdua jangan berantem lagi..” Perintahku pada Junpei dan Yukari. Sementara Fuuka dan Minato menahan tawa melihat mereka. Aegis hanya duduk diam sementara Ken hanya bengong.

“Sudah siap??” Tanya Ayahku yang baru saja masuk kedalam mobil. “Ya!!” Jawab kami semua. Tak lama kemudian kami sudah berangkat.

20 menit kemudian, kami semua sudah berada di pelabuhan, kami berangkat naik kapal Feri pribadi keluarga kami.

“Yay!! YAYY~~” Teriak Ken sambil naik ke kapal diikuti oleh Aegis dan Fuuka. Minato, Yukari, Junpei dan diriku bertugas membantu Ibu dan Ayah untuk menyusun barang kami.

“Hanya inikah barang kalian, Nyonya Sanada??” Tanya petugas kapal. Ibuku mengangguk. “Baiklah, akan kami bawa ke kamar kalian..” Lanjutnya lagi.

“Seberapa jauh pulau itu dari sini yah??” Tanya Ken pada Ayahku ketika kami semua sudah naik ke kapal.

“Sekitar 3 Jam…” Jawab Ibuku. “Disini ada tempat bermain dan anti kalau kalian mau makan..” Kata Ayahku yang tampaknya di tunjukan pada Junpei yang tak bisa diam.
“Nice!!!” Teriak Junpei dan ia pun melesat ke kantin. Anak itu memang selalu lapar.

“Shinji, aku dan Ibumu akan ke kamar dulu. Jaga adikmu yah.. Terutama Ken..” Pesan ayahku sebelum pergi ke kamar. Maka aku menyusul adik-adikku di arena bermain. (kecuali Junpei yang sudah ke kantin)

Di Arena bermain, tampak Yukari sedang ber-sms ria dengan pacarnya, Atobe. Aku tak bisa melarangnya, walaupun aku tak suka dengan Atobe.

Ternyata Junpei sudah balik dari kantin, sekarang ia tampak bermain dengan Ken. Sedangkan Minato hanya duduk diam dan merenung bersama Aegis.

“Kau sedang baca apa??” Tanyaku pada Fuuka yang tampak sedang asyik membaca buku. “Ini, buku resep..” Jawabnya sambil menunjukan judulnya.

“1001 cara membuat Jus yang baik..” Kataku sambil melihat judulnya. “Siapa pengarangnya??” Tanyaku lagi.

“Itu…. Sadaharu Inui..” Jawab Fuuka sambil melihat bukunya. “Ohh… Yang suka muncul di TV itu??” Tebakku dan Fuuka menggeleng. “Yang suka muncul itu namanya Nanako Dojima!!” Katanya.

“Nii-chan!! Aku mau nanya!!” Teriak Junpei sambil menyeret diriku ke pojokan.

“Apa??” Tanyaku. “Aku mau nanya… Eh… Apa yang biasanya di sukai cewek di hari ulang tahunnya??” Tanya Junpei.

“Untuk Chidori yah??” Tebakku dan muka Junpei memerah artinya tebakkanku tepat.

“Mengapa kau bertanya padaku??”

“Karena kau lebih tua..” Jawab Junpei. “Tanyakan saja pada Minato, dia lebih banyak pengalaman dari padaku!!”

“Tapi..”

“Huh, baiklah… Berikan saja barang favoritenya, gampang kan??” Kataku cuek sambil berjalan menuju Minato yang sekarang lagi bersemedi di bwah ayunan.

“Minato, kamu ngapain sih??” Tanyaku.

“Ahh… Nii-chan!! Gini loh, tadi aku baru saja di putuskan oleh pacarku, Yuko..”

“Lalu apa hubungannya dengan semedi di bawah Ayunan??”

“Begini…” Jawab Minato, “Aku lagi berpikir tentang target pacarku berikutnya!!”

Anak ini, fansnya ada berapa sih?? “Sudah ada ide??” Tanyaku sambil duduk di sebelahnya namun bukan di bawah ayunan.

“Sudah, ada Rangiku dan Nanao, namun aku belum memutuskan..”

“Lah, Chihiro gimana??”

“Kami kan sudah putus 2 bulan yang lalu!!!” Jawab Minato. “Ah!! Rangiku saja ah!! Eh, Nii-chan, bagaimana hubunganmu dengan Kak Ai??”

“Sudah putus 3 bulan yang lalu..” Jawabku pendek. “Cari yang lain??” Tanya Minato.

“Belum ada yang di hati…” Kataku sambil bangun dan mendekati Aegis. Berbicara dengan Minato membuatku pusying..

“Di tanya soal cinta lagi ya…” Tebak Aegis ketika aku berjalan mendekat. “Jelaslah, jika aku sudah di ajak mojok dengan Junpei dan Minato pasti tentang cewek..” Jawabku.

“Aegis, apakah kau tidak punya pacar?? Ku dengar kau cukup popular di sekolah..”

“Saya kan baru 11 tahun, Nii-chan~” Jawab Aegis singkat. Aku tertawa kecil, “Minato juga baru 12, hanya beda setahun. Kudengar anak yang bernama Ryoji sudah berusaha mengajakmu kencan sebanyak 15 kali??”

“18 kali..”

Aku pun tertawa lebih kencang lagi, namun pembicaraan kami tentang ‘cinta’ cukup disitu, karena Fuuka dan Ken mendekat. Mereka terlalu kecil untuk itu.

Yah, setelah kupikir pikir. Liburan kali ini cukup OK…

Hanya OK, tidak MENYENANGKAN..

Lihat saja ketika nanti kami sudah sampai..

Hanya ada satu kata untuk mendeskripsikannya..

DISASTER