Chapter 2 is here!! Mohon maaf bila ada yang mengira bahwa ini semua tentang Ingatan Yukiko. Tapi sebenarnya saya membuat kumpulan cerita yang lalu saya susun untuk menjadi seperti misi Yukiko membantu temannya sambil mengingat kembali ingatannya. Dan mencari ‘penyebab’nya…
Chapter 2
-I just don’t Understand-
Yukiko’s POV
“Cih…” Kata Kanji. Kou tampak bangga seakan dia telah memenangkan pertandingan itu.
“Tapi kamu sudah menjadi pacar yang ga becus!!” Kata Kanji lagi. “Dan apa alasanmu mengatakan itu??” Jawab Kou dingin. Rise hanya menatap mereka cemas.
“Kou… Kanji..” Panggil Rise pelan, tapi mereka menghiraukannya. “Kau membuat Rise menangis!!!” Kata Kanji marah.
“Aku juga dapat menuduhkan hal yang sama kepadamu..” Jawab Kou lagi. Aku menggigil melihatnya. Kemarin, ia begitu ramah dan ceria, namun sekarang sangat berbeda.
“Apa?!?!” Balas Kanji, siap bertarung. Kou juga sudah memasang kuda kuda. Sesaat ku kira mereka akan bertarung. Namun…
“Sudah cukup Kou…” Kata Rise pelan sambil memegang tangan Kou. “Ayo kita pulang…” Dan Kou serta Rise pulang meninggalkan Kanji sendirian.
“Aku heran apa yang dilihat Rise pada Kou itu…” Gumam Kanji sambil meninggalkan Kuil itu.
Sejenak aku sedikit shock, dan kemudian aku tambah shock gara gara benda yang disebut handphone oleh Chie. Setelah aku cukup tenang, ku jawab teleponnya.
“Ha-Halo?” Kataku pelan.
“Yukiko!!! Kemana saja kau?!?! Aku mencarimu di rumah Rise-chan, tapi katanya kau tidak mampir. Dimana kamu sekarang??” Suara Chie terdengar jelas.
“Aku.. Tampaknya aku berada di sebuah kuil..”
“Tunggu disana!! Aku akan menjemputmu!!” Dan ia memutuskan telepon.
Sesaat kemudian Chie dan Yosuke telah tiba di tempatku, Chie langsung berteriak teriak panik.
“Kemana saja kau?!?! Kau tau betapa paniknya aku?!?!”
“Sabar Chie, Yukiko mungkin hanya ingin berjalan jalan..” Kata Yosuke menenangkan.
“Tapi apa yang membuat kamu kesini??” Tanya Chie. Maka aku menjelaskan semua perkara Rise, Kanji dan Kou.
Chie dan Yosuke hanya berpandang pandangan. “Kalian tidak tampak kaget..” Kataku melihat tingkah mereka.
“Well, sudah menjadi rahasia umum tentang cinta segitiga mereka..” Jelas Yosuke.
Sesaat kami semua hening. “Cinta itu rumit yah..” Kataku, aku sendiri pun kaget dengan perkataan itu. Kata kata itu keluar sendiri dari mulutku.
Muka Chie tiba tiba langsung berubah, mukanya bagai ia telah di beri tahu ada sahabatnya yang meninggal. “Ke-Kenapa kau berkata begitu Yukiko??” Tanya Yosuke gugup.
“Entahlah.. Tiba-tiba keluar saja dari mulutku.. Kenapa Kalian menjadi gugup begitu?? Apakah aku telah mengatakan sesuatu yang salah??”
“Uh-Oh… Tidak apa apa.. Ini sudah sore.. Akan kuantar kau pulang..” Kata Chie. Aku hanya mengangguk.
-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:
Malamnya, aku tak bisa tidur. Aku terus membayangkan Rise, Kou dan Kanji.
“Love..”
Tanpa sadar aku mengatakan hal itu, dan saat itu juga hatiku terasa sakit. Sama seperti aku jika aku mengingat kata ‘Rain’.
“Apakah ini ada hubungannya dengan memoriku?” Bisikku pada diriku sendiri.
-:-:-:-:-:-:-:-:-:- End of Yukiko’s POV:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-
Keesokan harinya
Paginya, Yukiko berjalan pelan menuju kelasnya. “Selamat Pagi..” Sapa Yukiko pada Chie dan Yosuke.
“Pagii!!” Sapa Chie bersemangat. “Tampaknya kamu tidak tersesat..”
“Aku diantar oleh Ibu pagi ini..”
“Well, memang perlu waktu untuk menghafal jalanan di Inaba..” Kata Yosuke sementara Yukiko memperhatikan sekitarnya,
“Siapa itu??” Tanyanya pada Chie sambil menunjuk foto yang di pajang Chie di dompetnya. Tiba tiba muka Chie dan Yosuke menjadi murung.
“Ya.. Seorang murid pindahan, ia pindah di akhir semester lalu..” Kata Chie dengan nada ‘tidak mau membahas lebih jauh’ sambil menjulurkan tangannya meminta dompetnya kembali, membuat Yukiko diam dan tak melanjutkan walau sebenarnya ia mempunyai segudang pertanyaan.
“Chie, apakah kau pernah jatuh cinta??” Tanya Yukiko tiba tiba. Muka Chie langsung merah.
“Ke-Kenapa kau bertanya seperti itu Yukiko??”
“Tak apa.. Jangan di pikirkan..”
Yukiko’s Diary :
Seminggu pun berlalu tanpa terjadi hal yang aneh, hanya saja tampaknya Keakraban antara Kou dan Kanji serta Kanji dan Rise sudah tak dapat di perbaiki lagi..
Tampaknya hubungan antara Chie dan Yosuke juga merenggang. Aku heran, ada apa ini. Kudengar dari Naoto dan Teddie bahwa mereka itu sangat akrab, walaupun memang caranya agak beda..
EARLY MORNING
“Hai Senpai..” Sapa Naoto saat ia melihat senpainya itu berjalan di depannya.
“Pagi Naoto-kun…” Balas Yukiko, ini hari pertama Yukiko sekolah seperti biasa lagi. Ini pertama kalinya juga Ia pergi sendiri. Minggu lalu Ia selalu diantar oleh Ibunya, kalau tidak di jemput oleh Chie.
“Kau sudah memperhatikan perubahan perkembangan ini??” Kata Naoto.
“Maksudmu??”
“Tentang hubungan Kanji,Rise dan Kou-senpai serta hubungan Chie-senpai dan Yosuke-senpai..”
“Ya.. Mereka tampak saling menjauh namun mereka masih kompak kalau mengenai diriku..” Jawab Yukiko pelan.
Keheningan menyelimuti mereka, kemudian Naoto mendesah..
“Kehilangan senpai memang menyedihkan, tapi aku tak tau akan menjadi seperti ini..” Katanya pada dirinya sendiri.
“Ada apa Naoto-kun?? Dan senpai manakah yang kau sebutkan tadi itu??” Tanya Yukiko bermaksud membantu.
Naoto terkejut dan tersadar dalam lamunannya, “Maaf, tadi aku melamun..”
“Tidak apa apa…”
Keheningan terus menyelimuti mereka, Naoto terus melamun mengenai ‘senpai’ dan Yukiko masih berusaha mencari penyelesaian masalahnya dan kawan kawannya.
“Aku pergi dulu Senpai…” Kata Naoto di balas oleh anggukan Yukiko ketika mereka telah tiba di sekolah.
“Pagi..”
“Pagi juga, Kyoko-chan..”
“Selamat Pagi Yukiko-san..”
“Selamat Pagi Natsuki ..”
“Pagi!! Kau ada waktu siang ini Yukiko-san??”
“Pagi Mihashi-kun, hehehe.. Sepertinya tidak ada…”
Sapaan demi sapaan menyambut Yukiko. “Apakah mereka selalu seperti ini dulu apakah ini dikarenakan kejadian yang kualami?? Sudahlah..” Pikir Yukiko.
LUNCHTIME
“Humm… Enaknya makan dimana yah??” Pikir Yukiko saat menatap bentonya. “Kata Chie, atap adalah tempat yang enak, ku harap disitu tidak ramai…” Gumamnya sambil meninggalkan kelas.
“Kenapa??!! Kenapa kau memilih bersama dia?!?!”
Tangan Yukiko langsung membeku di udara ketika mendengar suara itu di atap. “Siapa yang ada di atap??” Pikirnya. Kemudian ia merapat ke tembok takut orang itu keluar dan ia juga menguping.
“Dan mengapa kau begitu peduli?!?!”
“Aku kan sahabatmu…”
“Hanya sahabat yah??”
Setelah berkata begitu, seorang gadis berambut pendek men’jeblak’ pintu. Yukiko dapat melihat air mata menetes dari pipinya. Ia pun mengenali gadis itu.
“Chie??”
Yukiko menoleh ke arah atap dan ia nyaris saja di tabrak oleh Yosuke yang berlari mengejar Chie.
“Hey!! Tunggu!! Apakah aku salah?!?!” Kata Yosuke, namun keseimbangannya runtuh dan ia pun jatuh ke dasar tangga.
“Yosuke-kun!!!” Teriak Yukiko dan melongok ke bawah. “Kau tidak apa apa??”
“AOAOAOAOAO!!!” Kata Yosuke sementara Yukiko sweatdrop.
“Kayak orang utan aja…” Kata Kou yang tiba tiba muncul sambil nyengir nyengir.
“JANGAN NYENGIR AJA!!! BANTUIN DONK!!!!”
“Iye.. Iye..” Kata Kou sambil menjulurkan tangan yang di terima oleh Yosuke.
“Kok bisa sih jatuh dari situ??” Tanya Kou sambil melihat ke atas. “Eh, hallo Yukiko-san!!” Sapa Kou kemudian.
“Eh iya hallo..” Balas Yukiko gugup karena masih mengingat kejadian minggu lalu.
“Well, aku masih harus mengurus klub basketku.. See ya!!!” Kata Kou sambil berlalu.
“Anak aneh..” Gumam Yosuke yang kemudian menengok ke atas. “Yukiko, kau ada waktu pulang sekolah nanti??”
“Ada…”
“Ku tunggu kau di Samegawa Flood Plain yah..” Kata Yosuke sambil berjalan perlahan ke kelasnya. Dan Yukiko kembali ke atap untuk memakan bentonya.
AFTER SCHOOL
“Chie..” Panggil Yukiko pelan. Namun Chie melanjutkan berjalan, “Maaf Yukiko, aku harus pulang sekarang, sampai nanti..” Kata Chie.
Yukiko hanya menatap gadis berambut pendek itu berjalan menjauh.
AFTER SCHOOL, SAMEGAWA FLOOD PLAIN
“Yosuke-kun!!” Panggil Yukiko sambil berjalan ke arah Yosuke. “Ah.. Yukiko..” Jawab Yosuke.
“Ada apa??” Tanya Yukiko langsung ke pokok pembicaraan.
“Aku.. Aku..”
Chapter 2
-END-
Tia : Hehehe… Sengaja nih.. Biarin penasaran. Untuk yang berhasil menebak dengan tepat. 1 orang pertama, KALAU mau, akan saya jadikan OC disini.
Teddie : Aku ga muncul!! HWEEEEE~
Tia : Kan kamu dah muncul..
Teddie : Kapan tuh?? *Bolak balik halaman cerita*
Tia : Barusan di atas kamu muncul.. *Di gigitin Teddie*
Yosuke : Yo Author!!!
Tia : Apa?? Protes juga??
Yosuke : Iya lah!! Kenapa aku bisa jatuh dari tangga gitu??
Tia : Mau dari BALKON aja kalau gitu?? *Evil smile*
Yosuke : Eh, kaga… *kabur*
Chie, Yukiko, Kou, dkk : AUTHOR!!!!
Tia : Mau protes juga HAH?!?!?!
Dan studio menjadi kacau balau, tak layak untuk di lihat. Untuk sementara waktu, mari kita wawancara Seta Souji!!!
Souji : ……. Um…….. Mulai sekarang, saya akan menemani Author disini gara gara saya ga punya kerjaan.. *dengan ekspresi datar* Mohon bantuannya.. *membungkuk, masih ekspresi datar*
Kamis, 24 September 2009
Jumat, 11 September 2009
Our Family -Chapter 4-
“Ayo ayo~” Kata Om Tuti sambil memegang secarik kertas setelah kami semua sudah mengambil undian. Dan kulihat, kuponku pertuliskan angka 7.
Om Tuti pun membacakan undiannya. Ternyata kami akan makan ber 4 dalam satu meja. Pasanganku adalah Ayahku sendiri, dan yang ikut bersama kami adalah Opah Shogo dan Tante Yukari.
“Semuanya harap ke atas dan mempersiapkan diri. Kita kumpul 30 menit lagi!!” Kata Tante Harumi.
“Yahh… Padahal aku sudah lapar~” Rengek kakakku. “Dasar..” gumamku.
“Kamu sekelompok dengan siapa??” Tanya kakakku. “Umm… itu, sama papa, Opah Shogo dan Tante Yukari.. Kalau kamu??”
“Sama Mama, Eiki dan Tante Saito..”
“Hoooo……. Cewek semua yah..”
BLETAKKK!!!!
“AU!!!!”
“Enak aja!! Emang pacarku cewek?!?!” Omel Nadine. Ya, ia tadi memukulku dengan keras. Aku masih memegangi kepalaku sementara Ara tertawa terbahak bahak.
“Ampun bang… Kan Nadine COWOK!!!” Kataku sambil kemudian berlari sembunyi di balik Nagayan.
“Sudahlah Dine…. Ngomong-ngomong, kamu sekelompok dengan siapa??” Tanya Nagayan sambil menahan Nadine yang sudah ingin mencekekku.
“Sama Tatsuya, Oma Hiroko, dan Ken…”
“Hooo….. sama KEN!!!!” Kata Ara bersemangat, “Jangan lupa mata matain yah!!” Balasku.
“Iya, sekalian mata matain Tatsuya juga!!” Balas Nadine yang memang juga agak protektif terhadap Miki.
“Kamu sama siapa kalau begitu Ra??” Tanyaku.
“Sama Yoshida, Kohei dan Tante Harumi…”
“Kalau Nagayan??”
“Sama Naoya…”
“LAGI?!?!” kata Nadine heran. Nagayan tidak memperdulikannya alias cuek.
“Tante Kumi dan Takuya…”
“Kasihan mamamu Ra… Cewek sendiri..” Kataku. Ara nyengir, “Tenang saja, meja papaku pasti bakal di sebelahnya…”
“Hoh.. Kalau tidak salah, papamu sama Xixi kan??” Tebak Nagayan sementara Nadine masih kesal karena tadi di cuekin.
“Iya.. Sama Miki dan Om Tuti…”
“Hai…” Ternyata Ai-chan datang dengan loncat loncat sehingga hampir menabrak meja.
“Eh, Ai-chan sama siapa aja??” Kata Nadine yang sudah bangkit dari ‘ngambek’nya.
“Sama Papa, Mama dan Om Ito..”
“Nyaris keluarga semua yah??” Kata Om Tuti yang tiba tiba muncul di sebelahku. “Papa sama siapa kalau begitu?” Tanya Nagayan.
“Kan tadi sudah di sebut sama Ara!!” Kata Nadine. Nagayan salah tingkah karena tadi ia pikun. “Kalau begitu, Mama sama siapa??” Tanyanya.
“Sama aku kan??” Jawab Ara. Nagayan tambah malu dan sekarang gantian dia yang sembunyi di belakangku. Kami semua tertawa terbahak bahak melihat tingkah Nagayan.
“Oh ya Pa… Kenapa sih, semua pasangan harus di atur dengan undian??” Tanya Nadine. Nagayan juga mengangguk angguk setuju.
“Biar seru aja.. Memang kenapa?? Tak bisa berdua dengan Eiki yah??” Kata Om Tuti sambil melirik Nadine yang sudah mulai kesal lagi.
“Sudah Dine, sabar… Itu kan papa mu…” Kata Ara sambil ia dan Ai-chan menahan Nadine yang sudah hendak mengejar Om Tuti, namun Om Tuti telah melesat pergi.
30 menit kemudian…
“Hwoaaaa!!! MAKAN!!!!!!” Teriak kakakku sambil duduk di kursi terdekat. “Eits!! Jangan duduk dulu!! Pengaturan Kursi belum!!” kata Om Tuti.
“Jangan bilang kalau pakai undian lagi…” Kata Yoshida. Om Tuti hanya tersenyum. “Tidak, sudah ada kok nama namanya. Silahkan di liat..” kata Om Tuti.
Kulihat mejaku bersebelahan dengan meja kelompok Nadine dan meja kelompok Ai-chan!! Tampak Ken yang berarap Ai-chan memandangnya, Nadine yang sedang mengawasi Tatsuya. Tatsuya yang sudah duduk sambil melihat ke arah Miki. Oma Hiroko yang duduk sambil tersenyum ke Opa Shogo. Om Yosuke yang lagi mengenang masa lalu bersama Tante Chie dan Papaku. Tante Yukari yang lagi sibuk dengan bukunya. Dan Om ito yang sedang tidur di kursinya.
Tak lama kemudian makanan di sajikan dan kami semua makan. Setelah itu..
“Semuanya sudah makan dengan tenang??” Tanya Tante Harumi sambil berteriak dan itu di sambut dengan teriakan puas oleh yang lain.
“Ok!! Sekarang kalian semua boleh balik ke kamar dan tidur. Besok pagi kita kumpul jam 9!!!”
Dan kami semua bangkit dan sambil menguap (tidak semuanya sih) pergi ke kamar.
“Malam…” Kataku ke Ara, Nadine dan Ai-chan.
“Malam juga..”
“Oyasumi..”
“Mimpi indah yah!!”
Dan di dalam kamar, Eiki sudah setengah tidur. Cepat amat anak ini kembali ke kamar.
“Cynthia..” Panggil Nagayan dari balik pintu. Maka aku membukakan pintu, “Ya??”
“Umm… Cuma mau mengucapkan selamat malam…” Katanya lalu lari terbirit birit. Aku hanya bisa cengo. “Malam juga!!” Teriakku ke punggung Nagayan sementara ia lari ke kamarnya.
Aku pun masuk ke kamar dan segera terlelap. Ternyata Eiki tidak mengorok seperti kakakku.
-:-:-:-:-:-:-:-:-:-
Paginya, aku di bangunkan dengan suara ribut ayahku dan Nagayan yang mencoba menerobos masuk ke kamarku.
“Cynthia!! Kamu tidak apa apa kan??” Tanya Ayahku dan Nagayan bersamaan membuatku sweatdrop.
“Pagi…” Kata Eiki, tampaknya ia sudah mandi dan hendak jalan jalan. “Aku pergi dulu yah…” Katanya lagi. Aku mengangguk, “Titip salam buat Nadine..”
Muka Eiki memerah, “Kok kamu tau sih??”
“Dengan siapa lagi kamu akan jalan jalan kalau mengenakan pakaian serapi itu??”
Muka Eiki tambah merah, lalu buru buru ia keluar kamar. Ayahku dan Nagayan masih ribut sendiri.
“Sudah, aku tak papa. Kalian tunggulah di luar sementara aku mandi.” Kataku. Tak lama kemudian aku selesai mandi dan berpakaian, kulihat jam kamar dan ternyata masih jam setengah 8. “Masih ada waktu untuk jalan jalan,” pikirku.
Aku keluar kamar dan ternyata hanya Nagayan yang menungguku. “Pagi.. Mau jalan jalan??” Tanyanya. “Ok… Kemana Ayahku??” Jawabku.
“Kencan bareng Ibumu, pagi ini banyak pasangan berjalan jalan. Bahkan Opa Shogo dan Oma Hiroko juga..”
Maka kami mulai berjalan jalan sambil mengobrol tentang macam macam.
“Pagi!!!” Kata Ai-chan sambil berjalan ke arah kami. “Upss… Sorry!!” Katanya lagi sambil berhenti berjalan.
“Sorry kenapa??” Tanyaku. “Sorry karena mengganggu acara romantis kalian!!” Balas Ai-chan sambil berjalan mundur menjauhi kami.
Brukk!! Dan Ai-chan pun menabrak Ken. “Maaf maaf!!” Kata Ai-chan panik sambil membantu Ken berdiri. Muka Ken merah saat menerima uluran tangan Ai-chan.
Aku dan Nagayan berpandang pandangan, dan tanpa sepatah katapun di ucapkan, kami telah setuju untuk pergi membiarkan mereka berdua.
“Ma-Mau Jalan jalan ga??” Tanya Ken gugup, aku dan Nagayan mempercepat langkah.
“Boleh…” Terdengar balasan Ai-chan dari kejauhan.
“YES!!!!!” Teriak kami (saya dan Nagayan) penuh kemenangan, namun lalu kami cepat cepat tutup mulut dan kabur.
Tak lama kemudian kami bertemu dengan Nadine dan Eiki yang sedang sibuk memperdebatkan sesuatu.
“Ada apa??” Tanyaku pada Nadine. “Tidak apa apa. Kami hanya memperdebatkan masalah apakah Ken adalah cowok yang pantas untuk Ai-chan..” Jawab Nadine.
Aku tertawa pelan, Nadine memang sangat protective pada orang orang yang disayanginya. Khususnya para cewek cewek.
“Tadi Ken baru saja mengajak Ai-chan jalan jalan loh..” Kata Nagayan sambil memandang Nadine, penasaran apa ekspresinya.
“Oh itu..” Kata Nadine dan Eiki berbarengan. Muka mereka tidak tampak kaget.
“Kami yang menyarankan hal itu…” Kata Eiki yang kemudian langsung di peluk kakakku dari belakang. “Double date nih??” Katanya.
“Oii…” Kata Ara pelan, sementara Eiki masih berusaha melepaskan pelukan kakakku.
“Wala wala….” Kata seseorang. Kami semua menoleh dan mendapatkan Xixi dengan gaya khasnya sedang menuju kemari.
“Ini namanya bukan Double date alias kencan ganda!! Tapi ini mah Trio date..” Lanjut Xixi.
“Diam kau..” Kata Nadine sambil mengejar Xixi keliling lapangan.
---------------------------------------------------------------------------
Endingnya gaje banget…
Sudahlah….
Om Tuti pun membacakan undiannya. Ternyata kami akan makan ber 4 dalam satu meja. Pasanganku adalah Ayahku sendiri, dan yang ikut bersama kami adalah Opah Shogo dan Tante Yukari.
“Semuanya harap ke atas dan mempersiapkan diri. Kita kumpul 30 menit lagi!!” Kata Tante Harumi.
“Yahh… Padahal aku sudah lapar~” Rengek kakakku. “Dasar..” gumamku.
“Kamu sekelompok dengan siapa??” Tanya kakakku. “Umm… itu, sama papa, Opah Shogo dan Tante Yukari.. Kalau kamu??”
“Sama Mama, Eiki dan Tante Saito..”
“Hoooo……. Cewek semua yah..”
BLETAKKK!!!!
“AU!!!!”
“Enak aja!! Emang pacarku cewek?!?!” Omel Nadine. Ya, ia tadi memukulku dengan keras. Aku masih memegangi kepalaku sementara Ara tertawa terbahak bahak.
“Ampun bang… Kan Nadine COWOK!!!” Kataku sambil kemudian berlari sembunyi di balik Nagayan.
“Sudahlah Dine…. Ngomong-ngomong, kamu sekelompok dengan siapa??” Tanya Nagayan sambil menahan Nadine yang sudah ingin mencekekku.
“Sama Tatsuya, Oma Hiroko, dan Ken…”
“Hooo….. sama KEN!!!!” Kata Ara bersemangat, “Jangan lupa mata matain yah!!” Balasku.
“Iya, sekalian mata matain Tatsuya juga!!” Balas Nadine yang memang juga agak protektif terhadap Miki.
“Kamu sama siapa kalau begitu Ra??” Tanyaku.
“Sama Yoshida, Kohei dan Tante Harumi…”
“Kalau Nagayan??”
“Sama Naoya…”
“LAGI?!?!” kata Nadine heran. Nagayan tidak memperdulikannya alias cuek.
“Tante Kumi dan Takuya…”
“Kasihan mamamu Ra… Cewek sendiri..” Kataku. Ara nyengir, “Tenang saja, meja papaku pasti bakal di sebelahnya…”
“Hoh.. Kalau tidak salah, papamu sama Xixi kan??” Tebak Nagayan sementara Nadine masih kesal karena tadi di cuekin.
“Iya.. Sama Miki dan Om Tuti…”
“Hai…” Ternyata Ai-chan datang dengan loncat loncat sehingga hampir menabrak meja.
“Eh, Ai-chan sama siapa aja??” Kata Nadine yang sudah bangkit dari ‘ngambek’nya.
“Sama Papa, Mama dan Om Ito..”
“Nyaris keluarga semua yah??” Kata Om Tuti yang tiba tiba muncul di sebelahku. “Papa sama siapa kalau begitu?” Tanya Nagayan.
“Kan tadi sudah di sebut sama Ara!!” Kata Nadine. Nagayan salah tingkah karena tadi ia pikun. “Kalau begitu, Mama sama siapa??” Tanyanya.
“Sama aku kan??” Jawab Ara. Nagayan tambah malu dan sekarang gantian dia yang sembunyi di belakangku. Kami semua tertawa terbahak bahak melihat tingkah Nagayan.
“Oh ya Pa… Kenapa sih, semua pasangan harus di atur dengan undian??” Tanya Nadine. Nagayan juga mengangguk angguk setuju.
“Biar seru aja.. Memang kenapa?? Tak bisa berdua dengan Eiki yah??” Kata Om Tuti sambil melirik Nadine yang sudah mulai kesal lagi.
“Sudah Dine, sabar… Itu kan papa mu…” Kata Ara sambil ia dan Ai-chan menahan Nadine yang sudah hendak mengejar Om Tuti, namun Om Tuti telah melesat pergi.
30 menit kemudian…
“Hwoaaaa!!! MAKAN!!!!!!” Teriak kakakku sambil duduk di kursi terdekat. “Eits!! Jangan duduk dulu!! Pengaturan Kursi belum!!” kata Om Tuti.
“Jangan bilang kalau pakai undian lagi…” Kata Yoshida. Om Tuti hanya tersenyum. “Tidak, sudah ada kok nama namanya. Silahkan di liat..” kata Om Tuti.
Kulihat mejaku bersebelahan dengan meja kelompok Nadine dan meja kelompok Ai-chan!! Tampak Ken yang berarap Ai-chan memandangnya, Nadine yang sedang mengawasi Tatsuya. Tatsuya yang sudah duduk sambil melihat ke arah Miki. Oma Hiroko yang duduk sambil tersenyum ke Opa Shogo. Om Yosuke yang lagi mengenang masa lalu bersama Tante Chie dan Papaku. Tante Yukari yang lagi sibuk dengan bukunya. Dan Om ito yang sedang tidur di kursinya.
Tak lama kemudian makanan di sajikan dan kami semua makan. Setelah itu..
“Semuanya sudah makan dengan tenang??” Tanya Tante Harumi sambil berteriak dan itu di sambut dengan teriakan puas oleh yang lain.
“Ok!! Sekarang kalian semua boleh balik ke kamar dan tidur. Besok pagi kita kumpul jam 9!!!”
Dan kami semua bangkit dan sambil menguap (tidak semuanya sih) pergi ke kamar.
“Malam…” Kataku ke Ara, Nadine dan Ai-chan.
“Malam juga..”
“Oyasumi..”
“Mimpi indah yah!!”
Dan di dalam kamar, Eiki sudah setengah tidur. Cepat amat anak ini kembali ke kamar.
“Cynthia..” Panggil Nagayan dari balik pintu. Maka aku membukakan pintu, “Ya??”
“Umm… Cuma mau mengucapkan selamat malam…” Katanya lalu lari terbirit birit. Aku hanya bisa cengo. “Malam juga!!” Teriakku ke punggung Nagayan sementara ia lari ke kamarnya.
Aku pun masuk ke kamar dan segera terlelap. Ternyata Eiki tidak mengorok seperti kakakku.
-:-:-:-:-:-:-:-:-:-
Paginya, aku di bangunkan dengan suara ribut ayahku dan Nagayan yang mencoba menerobos masuk ke kamarku.
“Cynthia!! Kamu tidak apa apa kan??” Tanya Ayahku dan Nagayan bersamaan membuatku sweatdrop.
“Pagi…” Kata Eiki, tampaknya ia sudah mandi dan hendak jalan jalan. “Aku pergi dulu yah…” Katanya lagi. Aku mengangguk, “Titip salam buat Nadine..”
Muka Eiki memerah, “Kok kamu tau sih??”
“Dengan siapa lagi kamu akan jalan jalan kalau mengenakan pakaian serapi itu??”
Muka Eiki tambah merah, lalu buru buru ia keluar kamar. Ayahku dan Nagayan masih ribut sendiri.
“Sudah, aku tak papa. Kalian tunggulah di luar sementara aku mandi.” Kataku. Tak lama kemudian aku selesai mandi dan berpakaian, kulihat jam kamar dan ternyata masih jam setengah 8. “Masih ada waktu untuk jalan jalan,” pikirku.
Aku keluar kamar dan ternyata hanya Nagayan yang menungguku. “Pagi.. Mau jalan jalan??” Tanyanya. “Ok… Kemana Ayahku??” Jawabku.
“Kencan bareng Ibumu, pagi ini banyak pasangan berjalan jalan. Bahkan Opa Shogo dan Oma Hiroko juga..”
Maka kami mulai berjalan jalan sambil mengobrol tentang macam macam.
“Pagi!!!” Kata Ai-chan sambil berjalan ke arah kami. “Upss… Sorry!!” Katanya lagi sambil berhenti berjalan.
“Sorry kenapa??” Tanyaku. “Sorry karena mengganggu acara romantis kalian!!” Balas Ai-chan sambil berjalan mundur menjauhi kami.
Brukk!! Dan Ai-chan pun menabrak Ken. “Maaf maaf!!” Kata Ai-chan panik sambil membantu Ken berdiri. Muka Ken merah saat menerima uluran tangan Ai-chan.
Aku dan Nagayan berpandang pandangan, dan tanpa sepatah katapun di ucapkan, kami telah setuju untuk pergi membiarkan mereka berdua.
“Ma-Mau Jalan jalan ga??” Tanya Ken gugup, aku dan Nagayan mempercepat langkah.
“Boleh…” Terdengar balasan Ai-chan dari kejauhan.
“YES!!!!!” Teriak kami (saya dan Nagayan) penuh kemenangan, namun lalu kami cepat cepat tutup mulut dan kabur.
Tak lama kemudian kami bertemu dengan Nadine dan Eiki yang sedang sibuk memperdebatkan sesuatu.
“Ada apa??” Tanyaku pada Nadine. “Tidak apa apa. Kami hanya memperdebatkan masalah apakah Ken adalah cowok yang pantas untuk Ai-chan..” Jawab Nadine.
Aku tertawa pelan, Nadine memang sangat protective pada orang orang yang disayanginya. Khususnya para cewek cewek.
“Tadi Ken baru saja mengajak Ai-chan jalan jalan loh..” Kata Nagayan sambil memandang Nadine, penasaran apa ekspresinya.
“Oh itu..” Kata Nadine dan Eiki berbarengan. Muka mereka tidak tampak kaget.
“Kami yang menyarankan hal itu…” Kata Eiki yang kemudian langsung di peluk kakakku dari belakang. “Double date nih??” Katanya.
“Oii…” Kata Ara pelan, sementara Eiki masih berusaha melepaskan pelukan kakakku.
“Wala wala….” Kata seseorang. Kami semua menoleh dan mendapatkan Xixi dengan gaya khasnya sedang menuju kemari.
“Ini namanya bukan Double date alias kencan ganda!! Tapi ini mah Trio date..” Lanjut Xixi.
“Diam kau..” Kata Nadine sambil mengejar Xixi keliling lapangan.
---------------------------------------------------------------------------
Endingnya gaje banget…
Sudahlah….
Langganan:
Postingan (Atom)